Ibunda Medina Zein Sebut Putrinya Idap Bipolar & Postpartum Depression, Sampai Takut Gendong Bayinya
Selain bipolar, ibunda juga sebut Medina Zein alami Postpartum Depression. Takut hingga tak mau gendong bayinya.
Editor: ninda iswara
"Iya makanya kaget. Dia pernah punya anak juga kan dari suaminya yang pertama. Makanya, ini bukan anak pertama kenapa mesti takut. Ya, ada perasaan ke sana cuma keburu Medina sibuk," katanya.
"Bu Tien mau ajak konsultasi awalnya, keburu sibuk dia," ujar Tien menegaskan.
Kemudian, Tien menduga, penyebab Medina Zein mengalami depresi tersebut karena aktivitas yang sibuk.
"Kan itu postpartum blues itu ciri-cirinya ketidakberdayaan untuk membesarkan bayi atau anak. Jadi, merasa tidak mampu. Kan sibuk. Psikis, jadi akhirnya drop kan belum siap," ujarnya.
Perempuan yang berprofesi sebagai bidan ini lalu membeberkan bahwa anaknya sangat sibuk.
Padahal, menurutnya itu tidak baik untuk wanita yang baru melahirkan.
"Dia itu sebelum 40 hari udah sibuk. Seharusnya kan kalo kesehatan 40 hari organ-organ tubuh baru sembuhnya setelah 40 hari. Ini seminggu tamunya Bu Tien lihat sendiri seperti apa," jelas Tien melanjutkan.

Tien pun menjelaskan yang dimaksud dengan postpartum blues.
Menurutnya, itu lebih kepada kondisi psikis seorang ibu yang baru melahirkan dan belum siap.
"Sakit psikis, di mana dia belum siap ke lingkungan, dia udah langsung rutinitas kerja sedangkan bayi masih perlu perawatan. Akhirnya, dia tidak toleransi ke bayi itu sendiri," tutur Tien.
Sebelumnya, kakak ipar Medina Zein, artis peran Sarah Azhari sempat mengungkapkan Medina Zein mengalami postpartum depression.
• Bakal Direhab 3 Bulan, Terungkap Alasan Medina Zein Konsumsi Narkoba, Sampaikan Maaf ke Followers
• Ditinggalkan Medina Zein karena Terjerat Narkoba, Ini Nasib Bisnis Kue Kekinian Bandung Makuta
• Medina Zein Ikuti Kakak Ipar Tersandung Kasus Narkoba, Ibra Azhari: Enggak Terkait Sama Sekali
"Medina sakit kena bipolar dan kena postpartum depression (depresi pascamelahirkan) sehingga pikiran dia kacau. Saya bukan psikiater dan ahli psikologi, tapi saya mengerti apa yang dia alami," ujar Sarah dikutip dari Tribunews.com.
Dilansir dari situs alodokter.com, postpartum depression sering dianggap sama dengan baby blues, padahal sebenarnya tidak.
Baby blues merupakan perubahan emosi yang umumnya menyebabkan sang ibu menangis terus-menerus, cemas, hingga sulit tidur selama beberapa hari hingga dua minggu setelah bayi lahir.
Sementara postpartum depression membuat penderita merasa putus harapan, merasa tidak menjadi ibu yang baik, sampai tidak mau mengurus anak.