Sosok Qassem Soleimani, Jenderal Top Iran yang Tewas di Tangan AS hingga Picu Perang Dunia 3
Inilah sosok Qassem Soleimani, jenderal top Iran yang tewas dalam serangan Amerika Serikat ( AS ) hingga memicu perang dunia ketiga.
Penulis: Listusista Anggeng Rasmi
Editor: Talitha Desena
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Jenderal Qassem Soleimani (62), kepala pasukan elite Quds Iran, tewas dalam serangan udara Amerika Serikat (AS) di Bandara Internasional Baghdad, Irak, Jumat (3/1/2020).
Qassem Soleimani tewas bersama enam orang lainnya.
Qassem diketahui telah lama menjadi incaran Amerika Serikat dan Israel karena dianggap sebagai otak perilaku Iran di kawasan Timur Tengah.
Kematian Qassem membuat Iran hendak melakukan balas dendam pada AS.
Hal itu berpotensi sebagai tanda munculnya perang dunia ketiga.
Masyarakat dunia tengah dipenuhi kekhawatiran akan kemungkinan meletusnya Perang Dunia 3.
Isu 'Perang Dunia 3' pun menjadi salah satu topik pencarian yang dicari.
• Tewas Dibom & Disebut Dapat Picu Perang Dunia 3, Jenazah Qassem Soleimani Dikenali dari Cincin
Banyak juga yang mencari tahu sosok Qassem Soleimani.
Lantas siapa sosok Qassem Soleimani ?
Dikutip TribunNewsmaker.com dari berbagai sumber, berikut profil Qassem Soleimani, Jenderal Iran yang tewas di tangan AS :
Sosok yang Sangat Berpengaruh

Di Timur Tengah, Qassem Soleimani dikenal sebagai sosok yang sangat berpengaruh.
Militer Amerika menyebut Suleimani sebagai orang yang sangat berpengaruh dalam politik luar negeri Republik Islam Iran.
Ia memegang sejumlah operasi-operasi penting, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Lahir di Qanat-e Malek
Qassem Soleimani lahir di desa Qanat-e Malek, Provinsi Kerman dari keluarga petani miskin.
Ia memiliki lima saudara perempuan dan satu saudara laki-laki.
Ketika ia masih muda, ia pindah ke Kota Kerman dan kerja sebagai pekerja konstruksi untuk membantu membayar utang ayahnya.
• CCTV Detik-detik Jenderal Iran Qassem Soleimani Tewas Diserang Rudal & Disebut Picu Perang Dunia 3
Pada tahun 1975, ia kerja sebagai kontraktor di Perusahaan Air Kerman.
Di masa mudanya, ia suka mendengarkan khotbah dari pengkhotbah keliling.
Dari situ dia bersimpati dengan pikiran dan perjuangan Ayatollah Khomeini.
Bergabung dengan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC)

Ketika revolusi Iran pecah tahun 1979, ia baru berusia 22 tahun.
Qassem bersimpati dengan revolusi dan bergabung dengan pasukan pengawal revolusi yang dinamai Korp Garda Revolusi Iran (IRGC) atau Pasdaran.
Ia yang bergabung dengan pasukan Iran kemudian ikut andil dalam perang melawan Irak pada tahun 1980-1988.
Saat itu ia menjadi seorang perwira untuk sebuah perusahaan layanan militer Iran.
Memulai Karir Militer di Awal Perang Iran-Irak
Qassem memulai karier militernya di awal Perang Iran-Irak tahun 1980-an.
Ia turut bertempur di garis depan untuk menghalau tentara Irak.
Dari situlah namanya cepat menjulang tinggi.
Ia disebut-sebut berhasil merebut tanah Iran yang sempat diduduki oleh tentara Irak.
Qassem kemudian naik pangkat karena perannya dalam operasi merebut kembali wilayah yang sempat diduduki Irak, yang akhirnya membuat ia menjadi komandan Divisi Sarallah 41 saat masih berusia 20-an, yang ikut serta dalam sebagian besar operasi.
Menjabat Sebagai Komandan Pasukan Quds

Qassem Soleimani berpangkat mayor jenderal di Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran.
Ia menjabat sebagai komandan Pasukan Quds sejak tahun 1998.
Pasukan Quds merupakan sebuah divisi pasukan elite IRGC Iran yang bertanggung jawab untuk operasi militer ekstrateritorial dan klandestin.
Perwira yang Paling Berpengaruh
Soleimani digambarkan sebagai perwira yang paling berpengaruh di Timur Tengah saat ini.
Ia juga disebut ahli strategi dan taktik militer pada upaya Iran memerangi pengaruh Barat dan memperluas ekspansi Syiah, termausk pengaruh Iran di seluruh Timur Tengah.
Di Irak, sebagai komandan Pasukan Quds, dia diyakini telah mempengaruhi organisasi di pemerintahan Irak, terutama mendukung Perdana Menteri Irak Nuri Al-Maliki. (TribunNewsmaker.com/ Listusista)