Pengakuan Mengejutkan Reynhard Sinaga Soal Pemerkosaan yang Dilakukan, Sebut Korban Pura-pura Tidur
Hadiri persidangan, Reynhard Sinaga beri pengakuan mengejutkan soal pemerkosaan yang dilakukannya. Sebut korban pura-pura tidur.
Editor: ninda iswara
Dalam pembelaan pada 13 Desember 2019, ia mengatakan di pengadilan bahwa, "Saya selalu tersedia kapan saja… Saya mungkin terlihat seperti waria dan itu sangat populer di antara pria yang ingin cari tahu dan mencari pengalaman dengan gay."
Ia juga mengatakan bahwa dia mencari tempat tinggal "di antara komunitas gay" dan sering keluar malam di gay village (kawasan gay di Manchester).
Reynhard menggambarkan dirinya sebagai flamboyan dan mengaku menggunakan aplikasi mencari pasangan pria untuk berhubungan seks.
Kasus perkosaan berantai oleh Reynhard Sinaga terungkap pada Juni 2017 setelah seorang pria yang tengah diperkosanya terbangun dan langsung memukulnya.
Pria itu dalam kondisi tengkurap dan Reynhard menindihnya dalam keadaan tanpa busana di kamar mandi.
Reynhard langsung dipukul sampai tak sadarkan diri dan pria tersebut menelepon polisi.
Dalam dua telepon seluler Reynhard, polisi menemukan rekaman film berjam-jam perkosaan yang dilakukan Reynhard di apartemennya.
Polisi juga menemukan berbagai barang milik korban di apartemennya, termasuk telepon genggam dan kartu bank.
Reynhard menyanggah mencuri barang-barang itu sebagai trofi.
"Barang-barang itu ketinggalan secara tak sengaja dan saya tidak tahu bagaimana mengembalikannya," katanya.
"Pak Reynhard Sinaga, Anda adalah Pemerkosa Berantai"

Dalam pemeriksaan silang pada 16 Desember 2019, Jaksa Iain Simkin, sambil berdiri, memulai pernyataan dengan mengatakan, "Pak Sinaga, Anda adalah pemerkosa berantai. Yang memerkosa korban ketika mereka tidak sadar."
Reynhard menjawab, "Saya mengerti, tapi saya tidak setuju [dengan pernyataan tersebut]."
Kalimat "saya mengerti, tapi saya tidak setuju" terus diulang-ulang oleh Reynhard sepanjang persidangan hari Senin (16/12/2019) itu.
Reynhard menggambarkan dirinya sebagai "seseorang yang bisa memuaskan keinginan seksual orang-orang yang memerlukan".
Ia mengatakan, "Semua korban tengah dalam kondisi pura-pura tidur ketika ia melakukan adegan seksual terhadap mereka".
Pernyataan serupa juga ia katakan dalam pembelaan pada sidang tahap pertama pada Juni 2018.
Reynhard memberikan pembelaannya pada sidang tahap pertama dan keempat, dari persidangan terpisah empat tahap ini.
Ia juga mengatakan bahwa apa yang ia lakukan adalah "bagian dari fantasi seksual yang tak lazim, namun bisa ditemukan secara underground (bawah tanah)".
Jaksa -dengan mengacu pada bukti berupa rekaman video yang ditemukan di dua telepon genggam Reynhard- mengatakan bahwa "semua korban diberi obat yang membuat mereka tidak sadar dan ketika dalam keadaan tidak sadar inilah mereka diperkosa".
Jaksa Simkin menyatakan, "Karena dalam keadaan tidak sadar, maka tidak mungkin bagi Reynhard mendapatkan persetujuan dari korban untuk melakukan tindakan seksual".
• Cerita Korban Pemerkosaan Reynhard Sinaga, Sakit Kepala Berat & Bangun Tidur Celana Sudah Terbuka
• Reynhard Sinaga, Pemerkosa Ratusan Pria di Inggris, Begini Sosoknya di Mata Sang Ibu
• Terungkap Sisi Kelam Reynhard Sinaga, Pemerkosa Ratusan Pria di Inggris, Begini Komentar Orangtuanya
Reynhard mengatakan "saya tidak setuju" dan menyatakan bahwa para korban "pura-pura tidur, yang adalah bagian dari permainan seks".
Jaksa mengatakan, bagaimana menyimpulkan mereka pura-pura tidur, jika korban "tidak menunjukkan tanda-tanda terangsang secara seksual".
Jaksa menambahkan semua korban -seperti terlihat dalam rekaman video- "memiliki tingkat pernapasan seperti layaknya orang tidur".
Reynhard menjawab, "Saya tidak setuju."
Sementara wartawan dan pengunjung, hanya mendengar suara orang mendengkur dari rekaman video tersebut.
Reynhard mengatakan bahwa "suara dengkuran bisa ditiru [oleh orang yang pura-pura tidur]".
Menyanggah dan Menyatakan "Saya Tak Setuju" Berulang-ulang
Jaksa berulang kali mengatakan bahwa semua korban "diberi minuman keras dan obat, yang membuat mereka tidak sadar".
Reynhard menjawab, "Bagaimana mungkin saya memberi mereka obat? Saya bukan ahli bius. Kalau saya memberi mereka obat, korban pasti harus dirawat di rumah sakit atau meninggal dunia."
Jaksa mengatakan, "Ini adalah suatu keberuntungan semata-mata bahwa korban tidak sakit atau meninggal dunia."
Jaksa juga mengatakan Reynhard "mencoba-coba (trial and error) takaran obat, untuk memastikan bahwa korban tidak sadar, namun tidak sampai membuat nyawa mereka terancam".
Reynhard tetap menyanggah dan menjawab, "Saya tidak setuju."
Jaksa memutar satu rekaman video, di mana jaksa mengatakan korban sepertinya tertidur, tengah diperkosa, dan tiba-tiba korban bergerak.
"Anda [langsung] merapikan celana dan bergerak menjauhi korban. Mengapa Anda bergerak menjauh?" tanya jaksa dan dijawab Reynhard, "Ini tindakan yang normal."
Jaksa melanjutkan, "[Anda menjauh dari posisi korban karena] Anda pasti khawatir korban terbangun dan mendapati Anda tengah memerkosanya."
• Sosok Reynhard Sinaga, WNI yang Perkosa Ratusan Pria di Inggris, Tak Sembunyikan Kelainannya
• Fakta Pemerkosaan oleh Reynhard Sinaga, Terungkap Cara Rudapaksa Ratusan Pria, Dihukum Seumur Hidup
Reynhard kembali menjawab, "Tidak [setuju]."
Jaksa juga mengatakan Reynhard "harus menciptakan kebohongan demi kebohongan, karena Reynhard tak punya alasan kuat lain untuk membela diri".
Reynhard, lagi-lagi menyanggah, "Saya tidak setuju."
Jaksa mengatakan, "Anda melihat korban, mengeceknya, dan itu yang selalu Anda lakukan, untuk memastikan ia dalam keadaan tidak sadar [untuk kemudian memerkosanya]."
Reynhard menjawab, "Saya tidak setuju."
Reynhard Sinaga dihukum seumur hidup dalam empat persidangan kasus perkosaan berantai terbesar dalam sejarah yudisial Inggris. (TribunNewsmaker.com/*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Disebut Perkosa Korban yang Tidak Sadar, Reynhard Sinaga: Mereka Pura-pura Tidur