Breaking News:

Politisi PDIP Tanggapi Terobosan Anies Baswedan Gunakan Toa untuk Cegah Banjir, 'Cukup Ketawa Saja'

Anies Baswedan buat terobosan pakai toa untuk cegah banjir. Politisi PDIP Gembong Warsono beri tanggapan menggelitik.

Editor: ninda iswara
TribunNewsmaker.com Kolase/ Dionisius Arya Bima Suci/Tribun Jakarta/Tribunnews.com/Danang Triatmojo
Gembong Warsono, Anies Baswedan 

Adapun enam set pengeras suara ini akan melengkapi alat serupa yang sebelumnya telah dipasang di 14 titik berbeda selama 2019 lalu.

Anggaran Rp 4 miliar yang disiapkan oleh Pemprov DKI Jakarta ini sendiri telah dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2020.

Anggaran Rp 4 miliar ini belum termasuk biaya untuk perawatan selama setahun yang menelan biaya sebanyak Rp 165 juta.

"Pengadaan 6 set anggarannya Rp 4.073.901.441 dan untuk pemeliharaan Rp 165 juta," tuturnya.

Ilustrasi Toa.
Ilustrasi toa. (Dok. Tribun Kaltim)

Politisi PDI-P Beri Tanggapan Menohok

Terobosan Gubernur DKI Jakarta soal banjir malah menjadi bahan tertawaan politisi PDI Perjuangan atau PDIP.

Ketua Fraksi PDI-P DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono menanggapi pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang meminta pihak kelurahan berkeliling di kelurahannya untuk memberikan peringatan dini terjadinya banjir menggunakan pengeras suara atau toa.

Menurut Gembong, peringatan dengan menggunakan toa sudah ketinggalan zaman dan seharusnya tidak lagi digunakan.

Ngaku Alami Kerugian hingga Rp 200 Juta, Korban Banjir Jakarta Menggugat Anies Baswedan

Ucapan Rocky Gerung Kembali Disorot, Ungkap Anies Baswedan Tak Diundang Rapat Terbatas Presiden

Anies Baswedan Sebut Tak Ada Mal Tutup karena Banjir, Pengusaha Ungkap Fakta Sampai Tak Bisa Jualan

"Ya dengarnya agak lucu saja kalau pakai toa di era modern seperti ini."

"Tapi ya itulah Pak Anies. Saya cukup ketawa saja lah kalau di era modern seperti ini peringatan dini menggunakan toa kan rasanya agak unik di Jakarta loh, di kota metropolitan," ucap Gembong sembari tertawa saat dihubungi Tribunnews, Sabtu (11/1/2020) malam.

Menurut dia, seharusnya alat peringatan datangnya banjir bisa lebih canggih yang mengandalkan teknologi seperti alarm.

Selain itu, Pemprov DKI juga bisa bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk mencari cara peringatan lain.

Gembong Warsono.
Gembong Warsono (Kompas.com)
 
"Kan itu bisa peringatan dini berkolaborasi dengan BMKG sehingga antisipasi kita jauh lebih baik. Kalau antisipasinya, prediksi dininya pake toa, terus gimana? Entar toanya baterainya habis," selorohnya.

Sebelumnya, Anies memerintahkan pihak kelurahan berkeliling di kelurahannya untuk memberikan peringatan dini terjadinya banjir kepada masyarakat menggunakan pengeras suara dan sirine.

Anies Baswedan Sebut Tanggul di Jakarta Retak Bukan Jebol, Yunarto Wijaya Tak Kuasa Tahan Tawa

Kerja Bakti Bantu Korban Banjir, Anies Baswedan Diteriaki Gubernur Rasa Presiden, Begini Reaksinya

Sutiyoso Sebut Banjir Era Anies Baswedan Paling Parah, Beri Pesan Ini untuk Sang Gubernur DKI

Peringatan dini tersebut diberlakukan setelah Pemprov DKI Jakarta mengevaluasi prosedur peringatan dini yang selama ini diberlakukan.

"Salah satu hal yang akan diterapkan baru, bila ada kabar (akan banjir), maka pemberitahuannya akan langsung ke warga," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (8/1/2020).

Halaman
123
Tags:
Anies BaswedanPDIPbanjirJakarta
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved