Mengenal Keraton Jipang di Blora, Mengenang Arya Penangsang hingga Tanggapan Ganjar Pranowo
Mengenal Keraton Jipang di Blora yang masih eksis sampai sekarang. Terungkap tujuan hingga tanggapan Ganjar Pranowo.
Editor: ninda iswara
Ia juga memastikan tidak ada rencana untuk mendirikan kerajaan dan tidak akan merekrut pengikut atau berorientasi menyimpang.
"Kami hanya ingin mengangkat sektor pariwisata melalui sejarah kerajaan jipang. Harapannya bisa diwujudkan pemerintah dengan menghidupkan kembali sejarah dan baungunan-bangunan bersejarahnya. Nanti kan geliat perekonomian akan muncul disana," katanya.
Ganjar sebut Keraton Jipang tak buat geger

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebut Keraton Jipang memiliki orientasi untuk pengembangan pariwisata dan tidak meresahkan masyarakat.
Selan itu Keraton Jipang tidak membuat geger dan tidak ada ancama seperti di Keratom Agung Sejagat yang didirikan Toto Santoo.
"Beda dengan yang di Purworejo (Keraton Agung Sejagat). Kalau di Purworejo itu kan ngeri, kalau ndak dukung disumpahin tidak selamat, dikutuk dan sebagainya. Kalau yang di Blora ini tidak ada ancaman seperti itu," kata Ganjar di Semarang, Kamis (16/01/2020).
Ganjar juga meminta kepada masyarakat untuk tidak sembarangan mendirikan kerajaan atau keraton.
Orang yang ingin mendirikan kerajaan baru atau membangkitkan kerajaan masa lalu, diwajibkan melapor ke pemerintah.
"Barang siapa mau mendirikan kerajaan atau ada kerajaan masa lalu, lapor ke kami. Tolong kami diajak bicara agar kami mengerti dan tidak menimbulkan kegaduhan," jelas Ganjar.
Hal senada juga dijelaskan Wakil Bupati Blora, Arief Rohman.
Ia mengatakan selama ini aktivitas Kerajaan Jipang terpantau positif.
"Pak Barik Barilyan yang mengaku keturunan Arya Penangsang ingin melestarikan sejarah leluhurnya. Mendukung sektor pariwisata juga. Kegiatannya hanya saat kirab budaya pada waktu waktu tertentu," kata Arief saat dihubungi Kompas.com, Jumat (17/1/2020). (TribunNewsmaker.com/*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Mengenal Keraton Jipang di Blora, Mengenang Arya Penangsang dan Kerajaan Demak