Dinas Kesehatan Jawa Timur Sebut Pengobatan Ningsih Tinampi Tidak Langgar Rambu-rambu Dunia Medis
Datangi lokasi pengobatan tradisional Ningsih Tinampi, Dinkes Jatim sebut tak ada pelanggaran rambu-rambu dunia medis.
Editor: Irsan Yamananda
Setiap harinya, tak kurang dari ratusan pasien datang ke rumah Ningsih Tinampi untuk menjalani pengobatan.
Tak jarang, pasien yang melakukan pengobatan alternatif di Ningsih Tinampi harus datang lebih dari sekali.
Pada Selasa (17/9/2019) SURYA.co.id berkesempatan mengunjungi tempat pengobatan alternatif Ningsih Tinampi yang berada di Jalan Raya Lebaksari, Karang Kepuh, Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur.
Kedatangan SURYA.co.id kala itu, untuk melihat secara langsunng lokasi pengobtan alternatif Ningsih Tinampi, juga caranya melakukan penyembuhan terhadap pasien.
Baru sampai di depan jalan raya menuju ke kediaman Ningsih Tinampi, SURYA.co.id sudah menjumpai antrean pasien.
Saat itu, SURYA.co.id juga melihat secara langsung ada pasien yang tengah mengalami gangguan spiritual atau yang juga disebut kesurupan.

Pasien wanita itu tergeletak di pelataran rumah warga, sambil ditemani keluarganya.
Wanita itu juga tampak mengerang dan berkata pada keluarga yang ada di sekelilingnya untuk melepaskan dirinya.
"Kowe iku raiso, meneng ae. Sing isok menengno aku mung Ningsih. Liyane podo raiso kabeh (Kamu itu nggak bisa, diam saja. Yang bisa menenangkan aku hanya Ningsih. Semuanya nggak akan bisa)," ucap wanita yang tampak tak sadarkan diri itu.
Sepanjang perjalanan menuju rumah Ningsih Tinamppi (dari jalan raya hingga ke rumah) terdapat warga sekitar yang memanfaatkan kondisi tersebut dengan membuka warung makan.
Pengobatan NIngsih Tinampi yang tak selesai hanya satu atau dua jam itulah yang dimanfaatkan warga untuk membuka warung makan.
Tak hanya warung makan, warga juga membuka toilet umum yang ternyata banyak digunakan oleh pasien.
Dari pantauan SURYA.co.id di lokasi, pasien yang hendak melakukan pengobatan ke Ningsih Tinampi tak bisa langsung datang dan mendapat pengobatan.
Mereka harus melakukan pendaftaran dahulu. Bahkan, setelah mendaftar mereka masih harus menunggu panggilan untuk ditangani Ningsih Tinampi.
Saat mendatangi lokasi, SURYA.co.id juga menemui salah seorang pasien yang berasal dari Papua.