Ini Kritik Rizal Ramli Terkait Pernyataan Erick Thohir Soal Akhlak, Pamer Prestasi Jadi Dirut Bulog
Rizal Ramli kritik pernyataan Erick Thohir soal akhlak, pamerkan prestasinya saat menjabat sebagai dirut Bulog dulu.
Penulis: ninda iswara
Editor: ninda iswara
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Rizal Ramli menyampaikan kritiknya terhadap Erick Thohir soal akhlak.
Hal tersebut ia sampaikan dalam tayangan yang diunggah di akun Youtube Indonesia Lawyers Club (ILC) Selasa 11 Februari 2020.
Kritik tersebut bahkan disampaikan oleh Rizal Ramli di depan Erick Thohir langsung.
Awalnya Erick Thohir menyampaikan ganjalan di hatinya terkait persoalan dalam negeri.
Menurut Erick Thohir, berbagai persoalan dalam negeri termasuk soal korupsi dikarenakan manusianya sendiri.
Erick Thohir menyinggung soal akhlak ketika berbicara di direksi BUMN.
"Karena itu, yang terkecil waktu itu saya bicara di direksi BUMN, salah satunya akhlak," ucap Erick Thohir di ILC.
Dalam kesempatan tersebut, Erick Thohir menyampaikan bahwa sistem apapun yang dijalankan, kalau memang akhlak manusia tak bagus hasilnya percuma.

"Karena dengan apapun yang kita lakukan, dengan sistem apapun kalau memang akhlaknya tidak bagus ya percuma saja," ujar Erick Thohir.
Kendati demikian, Erick Thohir optimis dan tak akan menyerah.
"Tetapi kita tidak boleh menyerah, apalagi kita tahu BUMN ini kan sebuah aset yang kontribusinya sangat besar kepada negara.
Hampir Rp 647 triliun, deviden, pajak, dan ekonomi impact lain-lain
Jadi hal ini harus dijaga, oleh kaena itu profesionalisme, transparansi, harus penting menjadi bagian dari BUMN itu," lanjutnya.
Rizal Ramli yang juga menjadi bintang tamu program ILC pun melempar kritiknya terkait pernyataan Erick Thohir soal akhlak.
Rizal Ramli awalnya memuji Soekarno yang berhasil mengambil alih perusahaan-perusahaan Belanda di Indonesia.
"Negara-negara yang betul-betul kapitalis tidak ada tempat dan peran untuk BUMN.
Di Indonesia BUMN besar terima kasih sama Bung Karno yang melakukan nasionalisasi pada perusahaan-perusahaan Belanda," ujar Rizal Ramli.
Kendati demikian, Rizal Ramli menilai banyak perusahaan BUMN yang tak berjalan dengan baik.
Rizal Ramli beranggapan bahwa menangani BUMN tak cukup dengan akhlak seperti yang disinggung oleh Erick Thohir.

Menurut Rizal Ramli, dalam menangani BUMN, seseorang juga harus memiliki ilmu.
Oleh karena itu, akhlak saja tak cukup menjadi bekal seseorang untuk mengurus BUMN.
Rizal Ramli mengatakan bahwa banyak pemimpin yang bagus dan hebat, namun menurutnya lebih banyak yang bermasalah.
"Dan dalam prakteknya banyak juga yang bagus yang hebat, sayangnya lebih banyak yang bermasalah.
Sebetulnya bisa diperbaiki tentu akhlak tapi saya setuju akhlak cuma kalau tidak punya ilmu pengetahuan ya mohon maaf Pak Kyai (Aa Gym)," jelas Rizal Ramli.
Selain mengritik, Rizal Ramli juga membanggakan prestasinya menjadi Dirut Bulog beberapa waktu lalu.
"Kami berapa kali jadi Dirut Bulog dalam waktu satu tahun untungnya kita naikkin 5 triliun, kami jadi preskom Semen Gresik 2 tahun untungnya kita naikkin dari 800 miliar ke 3,2 triliun kami preskom di BNI dalam satu tahun untungnya kita naikkin 87 persen paling tinggi dari semua bank," ujar Rizal Ramli.
Menurut Rizal Ramli, ilmu untuk menangani BUMN tidaklah sulit.
Baginya yang penting memiliki visi dan strategi yang jelas serta orang-orang yang bisa mengeksekusi dengan tepat.
"Sebenarnya ilmunya enggak sulit-sulit banget, harus punya visi yang clear, strategi yang jelas, cari orang yang bisa excecute," paparnya.
Mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi ini menyayangkan visi yang bagus namun dijalankan oleh orang yang tidak tepat.
"Nah kadang-kadang kita enggak nyambung, visinya bagus-bagus, karena visi hanya alat kampanye alat buat dapat dukungan politik.
Strateginya enggak nyambung untuk mencapai visi, kemudian penunjukkan personalia juga enggak ada hubungannya, ini hanya thank you note kepada yang dia berikan dukungan politik, thank you note kepada orang yang nyumbang itulah," kritik Rizal Ramli.
Rizal Ramli menilai hal-hal inilah yang menyebabkan Indonesia sulit maju.
Padahal Indonesia sendiri memiliki potensi yang sangat besar.
"Kenapa kita susah walaupun negara dengan segala potensi kaya di Asia," pungkasnya. (TribunNewsmaker.com/Ninda)