Aksi Heroik Kodir Pemancing, Lompat ke Sungai Sempor Saat Pecah Jerit Tangis Ketakutan Minta Tolong
Tak jadi memancing, Kodir lompat ke sungai sempor saat jerit tangis siswi SMP hanyut di Sungai Sempor.
Editor: ninda iswara
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kodir, pemancing yang selamatkan puluhan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 yang hanyut di Sungai Sempor menjadi sorotan.
Pria bernama asli Darwanto ini menjadi pahlawan ketika puluhan siswa hanyut di Sungai Sempor.
Kodir sendiri kala itu sedang memancing di Sungai Sempor.
Fokus ingin menyelamatkan para siswa yang terhanyut di Sungai Sempor, Kodir sampai kehilangan barang berharganya.
Tak sendirian, Kodir kala itu bersama sang adik saat hendak memancing di sungai sempor.
Tiba-tiba saja Kodir mendengar teriakan anak-anak dari sisi hilir Sungai Sempor, Dusun Dukuh, Donokerto, Turi, Sleman, saat sedang memancing, Jumat 24 Februari 2020.

Barang berharga Kodir yang hilang saat menyelamatkan anak-anak yakni alat pancing yang digunakannya untuk memancing.
Dikarenakan kaget mendengar teriakan anak-anak SMP, Kodir langsung membuang joran yang dipakainya tersebut.
Kini seluruh siswa yang hilang telah ditemukan oleh tim gabungan.
Aksi heroik pria yang merupakan warga Kembangarum Wetan Kali, Donotirto, Turi, dalam menyelamatkan para siswa ini pun menjadi perbincangan.
"Sore itu, saat akan memancing bersama adik saya sekitar pukul 14.30 WIB, saya mendengar teriakan bocah-bocah dari arah sungai," ungkap Kodir.
Penasaran, kodir kemudian membuang benda berharganya dan bergegas menuju asal suara..
"Saya spontan membuang joran, lalu berlari ke sumber suara," imbuhnya.
• Pembina Pramuka yang Ide Acara Susur Sungai Ternyata Tinggalkan Peserta karena Ada Keperluan Pribadi
• Guru SMP 1 Turi Jadi Tersangka atas Insiden Susur Sungai, Ayah Korban Sangat Setuju: Terlalu Gegabah
Benar saja, Kodir mengaku melihat puluhan anak berseragam pramuka tengah berada di sisi sungai.
Mereka berpegangan batu dan kayu yang berada di sisi kiri dan kanan sungai sembari menangis dan menjerit ketakutan.
"Dari tebing saya melihat puluhan anak berada di dasar sungai. Sebagian berada di pinggir sambil memegang tebing, sebagian lagi berada di tengah sungai sambil memegangi batu, kondisi air masih sangat deras," tambahnya.
Penampakan yang menyayat hati itu segera mendorong Kodir untuk bergegas.
Kodir bahkan mengaku melompati jeram sejauh tiga meter untuk meraih para siswa yang malang itu.
Setelah berhasil menjangkau sisi sungai, satu per satu siswa diangkat Kodir ke atas sepadan sungai.
"Saya seketika loncat dari ketinggian tiga meter, saya tak perlu pikir panjang, apalagi saya sudah hafal betul kondisi sungai di sekitar situ," ungkap Kodir.
"Setelah nyebur di air, saya segera mengevakuasi anak-anak yang memegangi batu di tengah sungai, saya bawa mereka satu per satu ke pinggiran yang bisa dinaiki," tambahnya.
Adiknya yang berada di atas katanya ikut membantu mengangkat siswa ke sisi atas sungai yang lebih aman.
Upaya penyelamatan tersebut diakui Kodir terus dilakukan hingga seluruh siswa berhasil diselamatkan.
"Ada yang saya bawa ke kiri sungai, ada yang ke kanan sungai. Saya bawa mereka naik," ungkap pria berusia 37 tahun itu.
"Adik saya ikut turun, adik saya yang mengevakuasi mereka. saya fokus menolong anak-anak yang berada di tengah, adik saya mengevakuasi yang berada di pinggir," cerita Kodir.

20 Orang Siswa DIselamatkan
Selama proses penyelamatan, Kodir mengaku tidak melihat ada seorang siswa yang terlepas dari pegangannya ataupun terbawa hanyut derasnya Sungai Sempor.
Semua siswa katanya bertahan dengan memegangi batu dan kayu yang ada di sisi Sungai Sempor.
"Selama mengevakuasi anak-anak, saya tak melihat ada siswa maupun siswi hanyut terbawa arus. Semua bertahan dengan cara memegangi apapun yang ada di sungai," ungkap Kodir.
Kodir pun mencatat ada sebanyak 20 orang siswa yang ditolongnya dalam kejadian tersebut.
Semua korban katanya selamat.
• Khoirunnisa, Korban Tewas Tragedi Susur Sungai: Dikubur Saat Ultah ke-13, Sempat Minta Kado Buku
• Deretan Pengakuan Kepsek & Pembina Pramuka SMPN 1 Turi, Tak Tahu Ada Susur Sungai, Abaikan Warga
"Total anak yang saya evakuasi lebih dari 20 orang. Enam anak dalam kondisi lemas. Banyak perempuannya," ungkap Kodir.
Usai menolong korban, Kodir pun menyusuri sisi hulu Sungai Sempor.
Dirinya melihat sejumlah warga melakukan aksi serupa.
Mereka menolong para siswa yang bertahan di Sungai Sempor dengan menggunakan tali yang dibentangkan agar dapat dirambati para siswa.
"Di tempat lain di sungai, saya juga melihat beberapa warga mengevakuasi siswa-siswi yang berada di pinggir sungai sambil memegangi bebatuan. Mereka membantu pakai tali," ungkap Kodir.

Meninggal Satu Orang
Setelah dirasa aman dan siswa yang telah diselamatkannya mampu berjalan, Kodir kemudian membuat jalur evakuasi untuk menyeberangi Sungai Sempor.
Ketika itu, kondisi air sungai masih mengalir deras, dirinya pun meminjang tangga bambu di rumah-rumah warga sekitar lokasi kejadian.
"Setelah semua terevakuasi dan berada di atas tebing, saya coba mencari tangga bambu. Gunanya untuk menyeberangkan mereka ke jalur yang memungkinkan untuk dilalui," ungkap Kodir.
Proses evakuasi siswa SMP 1 Turi yang berlangsung selama tiga jam itu diakui Kodir menguras tenaganya.
Kodir pun sesaat pulang sekira pukul 18.00 WIB untuk beristirahat.
Usai menunaikan salat Maghrib, Kodir kemudian kembali menyusuri Sungai Sempor dan mendapati seroang korban yang tersisa.
"Proses evakuasi yang saya lakukan berlangsung lebih kurang tiga jam dari pukul 14.30 sampai 17.30, setelah menolong, saya pulang. Habis maghrib saya balik lagi, nyari lagi," ungkap Kodir.
"Nengok di lembah Sempor sampai pukul 21.30, terus ada yang ketemu satu lagi itu. Iya meninggal," tutupnya.

Korban Hilang Ditemukan
Diberitakan sebelumnya, proses pencarian siswa tenggelam pasca banjir bandang di Sungai Sempor, Dusun Dukuh, Donokerto, Turi, Sleman Yogyakarta, pada Jumat (21/2/2020) telah selesai.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerjasama dengan Tim SAR Daerah (Sarda) dam Polairud berhasil menemukan seluruh korban pada Minggu (23/2/2020).
Hal tersebut diungkapkan Kapusdatinkom Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo usai petugas gabungan menerjunkan dua orang penyelam pada Sabtu (22/2/2020).
Dijelaskannya, dua orang penyelam yang diterjunkan bernama Danang dan Meus itu berhasil menemukan tiga orang siswa yang masih hilang.
• Soal Insiden Susur Sungai SMPN 1 Turi yang Memakan Korban, Mahfud MD Singgung Persiapan Kegiatan
• Soal Insiden Susur Sungai SMPN 1 Turi yang Memakan Korban, Mahfud MD Singgung Persiapan Kegiatan
Mereka menyelam di sejumlah titik Sungai Sempor yang diperkirakan menjadi lokasi tenggelamnya ketiga siswa.
"Pencarian korban laka air hanyut disungai siswa SMP 1 Turi, kru selam dua terdiri dari anggota sarda jateng dan polairud, penyelam Danang dan Meus," ungkapnya dalam siaran tertulis pada Sabtu (22/2/2020).
Ketiga siswi yang sebelumnya hilang antara lain,
1. Yasinta Bunga, siswi Kelas 7b (13) asal Desa Dadapan RT 05/27 Donokerto, Turi.
Ciri-ciri : dipipi ada tahi lalat, tinggi sekira 150 cm, kulit putih, rambut agak keriting sepinggang.
2. Zahra Imelda, siswi Kelas 7D (12) asal Kenteng, Wonokerto, Turi.
Ciri-ciri : hitam manis, tinggi 140 cm, rambut sebahu bergelombang, agak kurus.
3. Nadine Fadilah, siswi Kelas 7D (12) asal Kenaruhan RT 05/18 Donokerto, Turi.
Ciri-ciri : kecil, kurus, kuning langsat, tinggi 140cm.
Nadine Fadilah katanya berhasil ditemukan pada Sabtu (22/2/2020), sedangkan kedua temannya, yakni Yasinta Bunga dan Zahra Imelda ditemukan pada pagi tadi, Minggu (23/2/2020) pukul 05.30 WIB.
"Total siswa 249, terdiri dari Kelas 7 sebanyak 124 Siswa dan Kelas 8 sebanyak 125 Siswa. Konfirmasi Selamat : 216 Siswa, Konfirmasi Luka : 23 Siswa dan Meninggal Dunia: 10 Siswa," ungkapnya dalam siaran tertulis pada Minggu (23/2/2020).
"Dengan sudah ditemukannya seluruh korban maka Operasi SAR dinyatakan selesai hari ini dan seluruh potensi SAR dikembalikan ke masing-masing unsur," tutupnya.
Penemuan korban tersebut melengkapi seluruh data siswa SMP 1 Turi yang hilang.
Sebelumnya, sebanyak tujuh orang siswa ditemukan tewas dalam pencarian mulai dari Jumat (21/2/2020) hingga Sabtu (22/2/2020) siang.
Korban tewas antara lain :
1. Sovie Aulia, siswi Kelas 8C (15) asal Sumberejo RT 22/06 Kaliurang, Srumbung, Magelang. Jenazah sudah dibawa pulang keluarga ke Magelang.
2. Arisma Rahmawati, siswi Kelas 7D (13) asal Desa Ngentak RT 02/23, Tepan, Bangunkerto, Turi. Jenazah sudah dibawa pulang keluarga.
3. Nur Azizah, siswi Kelas8A (15) asal Desa Kembangarum RT 02/30 Donokerto, Turi. Sudah dimakamkan.
4. Lathifa Zulfaa, siswi Kelas 8B (15) asal Desa Kembangarum RT 04/33 Donokerto, Turi. Teridentifikasi DVI pukul 00.00 WIB.
5. Khoirunnisa Nurcahyani Sukmaningdyah, siswi Kelas 7C (14) asal Karanggawang RT 05/25 Girikerto, Turi, Sleman.
6. Evieta Putri Larasati, siswi Kelas 7A (13) asal Soprayan RT 04/19 Girikerto, Turi, Sleman. Sudah diambil keluarga pukul 21.36 WIB.
7. Faneza Dida, siswi Kelas 7A (13) asal Glagahombo RT 03/19 Girikerto,Turi, Sleman.

Ada Peringatan Banjir Bandang Sebelum SIswa SMP 1 Turi Susur Sungai
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta (BPBD DIY) menyatakan, sudah ada peringatan akan terjadinya hujan jelang berlangsungnya susur sungai oleh SMPN 1 Turis.
Dalam peringatan yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kawasan Sleman dan sekitarnya diperkirakan turun hujan berintensitas sedang hingga lebat.
Hujan yang disertai petir dan angin kencang disebut akan berlangsung pada Jumat (21/2/2020) siang hingga 18.35 WIB.
"Pada waktu tersebut SMPN 1 Turi Sleman melaksanakan kegiatan Pramuka di luar sekolah dengan kegiatan di antaranya susur sungai di Lembah Sempor," kata Kepala Pelaksana BPBD DIY Biwara Yuswantana dikutip dari Kompas.com.

Biwara mengatakan, saat susur sungai itu berlangsung, tiba-tiba ada aliran air dari hulu yang menghanyutkan siswa.
Kemunculan aliran air itu diperkirakan akibat adanya hujan di hulu Sungai Sempor.
Ada 250 siswa yang sempat terbawa arus sungai, enam di antaranya sudah ditemukan dalam keadaan tewas.
Sedangkan Kepala Dusun Dukuh, Tartono (54) menceritakan, awalnya warga mendengar pengumuman dari masjid kalau ada siswa yang hanyut di Sungai Sempor.
"Tadi sekitar jam 14.30 WIB warga dengar pengumuman di masjid. Spontan warga langsung datang ke sungai untuk menolong," ujar Tartono saat ditemui di lokasi, Jumat (21/02/2020) sore.
Menurutnya, di wilayahnya tidak turun hujan. Namun, bagian utara memang hujan deras, sehingga arus Sungai Sempor menjadi cukup deras. (TribunNewsmaker.com/*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Wartakotalive.com dengan judul Kodir Pemancing Kehilangan Benda Berharganya Saat Tolong Puluhan Siswi SMP 1 Turi di Sungai Sempor