Breaking News:

Belum Ditemukan, Politikus Demokrat Ini Menduga Harun Masiku Sudah Ditembak Mati: Sangat Mungkin

Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Demokrat Benny K Harman mengungkap spekulasi tentang keberadaan eks caleg PDI-P, Harun Masiku.

Kolase TribunNewsmaker - Kompas.com/Nabilla Tashandra dan Kompas TV
Benny k Harman mempertanyakan keberadaan Harun Masiku. 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Demokrat Benny K Harman mengungkap spekulasi tentang keberadaan eks caleg PDI-P, Harun Masiku.

Ia mempertanyakan keberadaan Harun Masiku yang sampai saat ini belum juga ditemukan.

Pihak yang berwenang masih belum juga bisa menangkap Harun Masiku.

Mengenai hal itu, Benny K Harman nampak mempertanyaan keberadaan Harun Masiku pada Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly.

Ia juga membeberkan beberapa spekulasi mengenai Harun Masiku.

ICW Tetap Anggap Yasonna Beri Pernyataan Tak Benar Walau Temuan Kasus Harun Masiku Sudah Diungkap

Spekulasi tersebut berdasarkan situasi saat ini, Harun yang belum juga ditemukan.

Bahkan Benny menyebut ada spekulasi kalau Harun Masiku sudah dibunuh.

Harun Masiku
Harun Masiku (Kompas TV)

Tak hanya itu, ia juga menyebut spekulasi lain, seperti Harun sengaja disembunyikan.

Ia membeberkan spekulasi yang kemungkinan besar terjadi.

Hal itu diungkapkan Benny dalam rapat kerja Komisi III dengan Yasonna Laoly di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (24/2/2020).

"Akibat situasi ini ada tiga spekulasi di tengah publik.

Apakah Harun Masiku sudah ditembak mati.

Sangat mungkin," kata Benny dalam rapat kerja Komisi III dengan Yasonna Laoly di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (24/2/2020).

Spekulasi lain yang berkembang, kata dia, Harun disembunyikan oleh pihak tertentu.

Bisa jadi juga Harun memang bersembunyi.

Temuan Tim Gabungan Soal Kasus Harun Masiku, Ada 120 Ribu Data Perlintasan yang Tak Terdeteksi

"Ketiga, dia menyembunyikan diri, tetapi yang ketiga ini saya enggak yakin," ucap Benny.

Oleh karena itu, Benny mengusulkan agar Komisi III membentuk panitia kerja (panja) untuk mengungkap kasus Harun Masiku.

Menurut dia, kasus ini sudah lama tetapi belum menemukan ujung. Ia berharap, lewat panja, Komisi III dapat lebih mendalami kasus dengan pihak terkait, khususnya Menkumham.

"Supaya tidak ada spekulasi, sekalian saja saya mohon di rapat ini kita rekomendasikan bentuk panja.

Supaya tuntas, supaya tidak ada dusta di antara kita," kata Benny.

Harun Masiku merupakan tersangka kasus dugaan suap terkait pergantian antarwaktu anggota DPR periode 2019-2024 yang turut menyeret eks Komisioner KPU, Wahyu Setiawan.

Harun ditetapkan sebagai tersangka karena diduga memberikan uang kepada Wahyu Setiawan agar membantunya menjadi anggota legislatif melalui mekanisme pergantian antarwaktu.

KPK belum mengetahui keberadaan Harun.

Ia disebut terbang ke Singapura pada Senin (6/1/2020) lalu, dua hari sebelum operasi tangkap tangan terhadap Wahyu dan tersangka lainnya.

Harun kemudian dikabarkan telah tiba kembali di Jakarta pada Selasa (7/1/2020), sehari setelahnya.

Namun, hal ini dibantah oleh pihak Kemenkumham termasuk Menkumham Yasonna Laoly.

Kemenkumham baru mengakui Harun telah berada di Indonesia pada Rabu (22/1/2020).

Pihak Imigrasi berdalih, kedatangan Harun terlambat diketahui karena ada kelambatan di Bandara Soekarno-Hatta sehingga informasi kedatangan Harun tak tercatat. (TribunNewsmaker/*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tanya Keberadaan Harun Masiku ke Yasonna, Benny: Ada Spekulasi Sudah Ditembak"


Benny K Harman
Benny K Harman (Tribunnews)

Tak Kunjung Ditemukan, Politikus Partai Demokrat Ini Duga Harun Masiku Sudah Ditembak Mati

Kasus ini terbongkar dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang digelar KPK pada 8 Januari.

Namun, Harun Masiku saat itu tak ikut tertangkap. KPK hanya berhasil menangkap Wahyu Setiawan dan tujuh orang lainnya.

Kini sudah lebih dari 30 hari, mantan calon anggota legislatif Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan daerah pemilihan Sumatera Selatan I tak diketahui keberadaannya.

 

Sebelumnya, tim gabungan pemeriksa perlintasan Keimigrasian bekas caleg PDIP Harun Masiku, membeberkan hasil investigasinya.

Tim yang dibentuk per 31 Januari 2020 itu terdiri dari Inspektorat Jendral Kemenkumham, Direktorat Siber Bareskrim, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), dan Kemenkominfo.

Anggota tim gabungan, Kasi Penyidikan Kemenkominfo Sofyan Kurniawan menguraikan, pihaknya telah memeriksa manifes penerbangan Batik Air dan rekaman CCTV Terminal 2F yang dikelola PT Angkasa Pura II.

Kemudian, Data Log Personal Computer (PC) konter lmigrasi kedatangan Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta, dan server lokal Terminal 3 Bandara Soetta.

Juga, Server Pusat Data Keimigrasian (Pusdakim) Ditjen lmigrasi, dan keterangan dari pihak-pihak terkait serta menganalisa bukti surat.

"Tim gabungan bersifat independen."

"Tim bekerja untuk mengungkap adanya ketidaksinkronan data perlintasan atas nama Harun Masiku."

"Pada Sistem lnformasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM)," ujar Sofyan di Gedung Ditjen Administrasi Hukum Umum (Ditjen AHU) Kemenkumham, Jakarta, Rabu (19/2/2020).

Berikut ini 10 poin hasil pemeriksaan tim gabungan pemeriksa data perlintasan Harun Masiku:

1. Benar terjadi ketidaksinkronan data pada Aplikasi Perlintasan Keimigrasian dalam Sistem lnformasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) pada Ditjen Imigrasi.

Ketidaksinkronan tersebut disebabkan oleh perbedaan data catatan perlintasan kedatangan orang.

Yakni, antara yang terdapat pada PC Konter terminal 2F Bandara Soetta dengan Server lokal di Bandara Soetta, dan server Pusdakim pada Direktorat Jenderal Imigrasi.

2. Benar berdasarkan hasil pemeriksaan CCTV dan pemeriksaan data log di PC konter, Harun Masiku masuk ke Indonesia pada 7 Januari 2020.

Namun, tidak terjadi pengiriman data dari PC Konter Terminal 2F Bandara Soetta ke server lokal dan seterusnya ke server Pusdakim Ditjen Imigrasi.

3. Setelah dilakukan pengecekan on the spot pada PC konter Terminal 2F Bandara Soetta, ternyata bukan hanya data tertanggal 7 Januari 2020 saja yang tidak terkirim.

Tetapi, sebenarnya sejak tanggal 23 Desember 2019 data tidak terkirim.

4. Data tidak terkirim ke server lokal dan tidak terkirim ke server Pusdakim pada Ditjen Imigrasi.

Karena, kesalahan konfigurasi 'Uniform Resource Locator (URL)' saat melakukan upgrading SIMKIM V.1 ke SIMKIM v.2 tanggal 23 Desember 2019.

Hal ini terjadi karena pihak vendor lupa menyinkronkan ataupun menghubungkan data perlintasan pada PC konter Terminal 2F Bandara Soetta dengan server lokal Bandara Soetta.

Juga, ke server di Pusdakim Ditjen Imigrasi.

5. Sejak 23 Desember 2019-10 Januari 2020, terdapat 120.661 data perlintasan orang dari Terminal 2F yang tidak terkirim ke server lokal dan server Pusdakim di Ditjen Imigrasi.

Termasuk, di dalamnya data perlintasan Harun Masiku.

6. Setelah konfigurasi URL diperbaiki pada 10 Januari, data kedatangan Harun Masiku dari Singapura ke Indonesia pada 7 Januari, baru terkirim ke server Pusdakim pada 19 Januari 2020 pukul 22:06:29 Wib.

Hal ini karena proses sinkronisasi data perlintasan dilakukan secara bertahap.

7. Benar data keberangkatan Harun Masiku di Terminal 3 Bandara Soetta pada 6 Januari 2020 dapat dilihat di Server Pusdakim Ditjen Imigrasi.

Hal ini disebabkan karena PC konter keberangkatan yang ada di Terminal 3 Bandara Soetta tidak ada permasalahan di sistem.

8. Sebenarnya Menkumham sejak 11 Mei 2018 telah memberikan atensi dan prioritas terhadap perbaikan SIMKIM.

Hal ini diketahui berdasarkan lembar disposisi Menteri yang berisi “Pastikan Restrukturisasi SIMKIM berjalan sesuai rencana, agar kualitas terbaik dan antisipasi kebutuhan pada masa yang akan datang".

9. Ditemukan pula fakta dalam berbagai kesempatan Menkumham beberapa kali menekankan agar Restrukturisasi SIMKIM secepatnya diselesaikan.

Antara lain, dalam Rapat Pimpinan Terbatas pada tanggal 30 September dan tanggal 5 November 2019.

Menkumham juga mengeluarkan lnstruksi Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.01.0T.O4.01 Tanggal 19 Maret 2019 tentang Percepatan Integrasi data SIMKIM.

10. Ditemukan pula fakta sebenarnya pada 17, 29, dan 30 Desember 2019, sudah ada kendala mengenai KITAS Online di Bandara Soetta.

Hal ini diketahui karena adanya surat Kepala Kantor Imigrasi Kelas l Khusus Soekarno-Hatta kepada Direktur Jenderal Imigrasi Up Direktur Intelijen Keimigrasian tertanggal 18, 30, dan 31 Desember 2019, yang melaporkan adanya kendala KITAS Online.

"Berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan, dapat disimpulkan informasi yang disampaikan oleh Menteri (Yasonna Laoly) adalah informasi yang sebenarnya bersumber dari data SIMKIM pada Ditjen Imigrasi.

Artinya, bukan pada data PC konter Terminal 2F Bandara Soetta," beber Sofyan. (Chaerul Umam)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Tak Kunjung Ditemukan, Politikus Partai Demokrat Ini Duga Harun Masiku Sudah Ditembak Mati

Sumber: Kompas.com
Tags:
Harun MasikuBenny K HarmanYasonna LaolyPDIPDemokrat
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved