Pengakuan Pemilik Toko Viral yang Tenangkan Pembeli di Tengah Panic Buying: Ada yang Ambil Gak Bayar
Kesaksian pemilik toko viral yang tenangkan pembeli di tengah panic buying: Ada yang ambil gak bayar.
Editor: Irsan Yamananda
Ia pun mendapat pujian dari pengunjung yang mengerubunginya dan menyusul warganet yang melihat videonya.
Setelah ditelusuri, perempuan dalam video itu bernama Susanna Indrayani. Perempuan berusia 57 tahun itu membuka toko sembako bernama Toko Erwin di Jalan K Teluk Gong, RT 06 RW 09, Penjaringan, Jakarta Utara.
Saat ditemui pada Rabu (4/3/2020) sore, Susanna tampak cukup kebingungan ketika tahu video mengenai dirinya viral.
"Saya juga enggak tahu jadi viral begini," katanya sambil tersenyum ketika ditemui awak media, Rabu sore.
Meskipun begitu, Susanna tetap menyambut awak media dengan ramah dan memulai ceritanya.
Diceritakan Susanna, toko sembakonya mulai diserbu pengunjung sejak siang hari pada tanggal 2 Maret 2020 lalu.
Pada pagi hari di tanggal tersebut, Presiden Joko Widodo mengumumkan secara resmi kasus virus corona pertama di Indonesia.
Ibu (64) dan anak perempuannya (31) yang merupakan warga Depok disebutkan Jokowi telah positif terinfeksi Covid-19.
• Tambah Stok, Harga Masker di BUMD Jakarta Rp 300.000 per Boks, Naik 10 Kali Lipat dari Hari Biasa
• Ungkap Identitas Pasien Corona & Tuai Kritikan, Walkot Depok Sebut Dapat dari Medsos, Yunarto Geram!
• Perkataan Walkot Depok soal Pasien Corona Disorot, Disebut Rugikan Warga, Ada yang Tak Boleh Ngantor
Beberapa jam setelahnya, Toko Erwin diserbu pembeli yang datang dari sekitar Penjaringan. Hal itu mengagetkan Susanna dan penjaga tokonya.
"Kemarin (2 Maret) ada itu kan, Pak Presiden umumkan soal penyakit corona. Nah, jadi semua pada itu (datang). Saya pun enggak nyangka tiba-tiba kok banyak orang datang," ucap Susanna.
Menurut Susanna, para pembelinya kebanyakan adalah warga biasa yang bahkan sebagian tak dikenalnya.
Setelah tahu virus corona menyerang WNI, para pembeli yang datang ke Toko Erwin melakukan panic buying dan mengambil barang-barang kebutuhan pokok dengan jumlah banyak.
Mereka kebanyakan mengambil beras, mi instan, biskuit, dan kebutuhan pokok lainnya dalam jumlah banyak.
Bahkan, kata Susanna, penjaga toko sampai kewalahan menangani pembeli yang membeludak.
Tak sedikit pula barang dari toko Susanna yang raib lantaran pembeli begitu banyak.