Grafolog Analisis Tulisan Siswi SMP yang Bunuh Bocah 6 Tahun, 'Sinyal Butuh Bantuan Sudah Terlihat'
Kata grafolog soal hasil analisis tulisan siswi SMP yang bunuh bocah berusia 6 tahun. Sebut sudah ada sinyal butuh bantuan.
Editor: ninda iswara
Deborah Dewi menganalisis sejumlah gambar dan tulisan NF (15), siswi SMP yang bunuh bocah 5 tahun di Jakarta Pusat.
"sebetulnya sinyal untuk dia butuh bantuan sudah terlihat," kata Deborah Dewi dikutip dari akun Youtube Talk Show TvOne berjudul Tuntas! Grafolog Deborah Dewi Bongkar Arti Gambar Fiktif yang Pelaku Buat.
Ada tiga indikasi yang ditemukan oleh Deborah.
Pertama yakni grafik dari tulisan tersebut yang selalu berubah.
" selain dari gesture grafiknya, ketika dalam sebuah tulisan tangan setiap kali menulis arahnya selalu berubah secara ekstrem, selalu yah, tidak hanya sekali dua kali, " kata Deborah.
Selai itu, ukuran dan bentuk tulisan yang dibuat oleh NF selalu berubah-ubah.
"kemudian ukuran dan bentuknya selalu berubah, ditambah ada sudut tajam yang tidak lazim muncul, " kata Deborah Dewi.
"tidak diajarkan dalam sistem pendidikan mananpun, contoh unsur segitiga dalam huruf T huruf Y, tidak ada satupun sistem pendidikan yang mengajarkan itu," katanya.
• Keluarga NF Siswi SMP yang Bunuh Anak Kecil Dikabarkan Diusir dari Desa, Para Tetangga Trauma
• Polisi Ungkap Perilaku Siswi SMP Pembunuh Bocah 6 Tahun di Penjara, Tak Ada Kegelisahan, Akui Nyaman
Deborah menekankan, bila tiga kombinasi tersebut muncul dari anak lain, maka orang tua wajib untuk waspada.
"kalau ada tiga kombinasi, jadi jangan hanya dicomot satu yah, tiga kombinasi itu mucnul selalu muncul ditambah dengan gambar,
ketika ada pengulangan berarti pola terbentuk, gambar yang dibuat didominasi mimik sedih,
itu harusnya bisa menjadi red alert, atau alarm untuk para orang tua mulai waspada," kata Deborah Dewi.
"saya tidak membuat diagnosa mendalam tapi temuan ini cukup untuk menjadi tanda waspada bagi orang tua, kalau menemukan di tulisan tangan maupaun gambar yang dibuat anak sudah waktunya diskusi dengan sikolog," katanya.
Wakapolres Metro Jakarta Pusat AKBP Susatyo Purnomo mengakui kemampuan berbahasa Inggris dari siswi SMP tersebut.
Pasalnya dalam buku, curhatannya ditulis menggunakan bahasa Inggris.