Breaking News:

Kisah Dokter yang Rawat Pasien Corona, Dapat Perlakuan Diskriminatif, Diusir dari Kost, Tidur di RS

Kisah pilu tenaga medis yang rawat pasien corona dapat perlakuan diskriminatif dari warga. Sampai diusir dari kost.

Editor: ninda iswara
AFP/ Miranda, freepik.com
Ilustrasi perawat menangis (kiri), virus corona (kanan) 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kisah pilu dialami oleh tenaga medis yang merawat pasien virus corona.

Sebagai pahlawan garda terdepan, para tenaga medis berjuang merawat para pasien.

Resiko yang mereka tanggung pun tak main-main.

Nyawa para tenaga medis juga menjadi taruhan ketika merawat pasien Covid-19 demi kesembuhan mereka.

Terlebih kini jumlah pasien positif corona terus bertambah setiap harinya.

Selain itu, ketersediaan alat perlindungan diri (APD) jumlahnya kurang memadai.

Cerita Dokter di Surabaya Tertular Virus Corona, Hanya Dari Hal Sepele Tak Disengaja Pasien Covid-19

Pasien Sembuh Corona Bisa Terinfeksi Lagi? Ini Penjelasan Dokter, Beri Imbauan untuk Tetap di Rumah

Ilustrasi dokter dan virus corona
Ilustrasi dokter dan virus corona (Kolase TribunNewsmaker- Shutterstock dan Freepik)

Beberapa APD dan alat kesehatan kini semakin langka.

Bahkan jika tersedia, harganya melonjak cukup tinggi.

Ternyata perjuangan para tenaga medis ini tak hanya mereka rasakan ketika bertugas di rumah sakit.

Mereka juga harus berjuang bertahan di lingkungan tempat tinggal.

Beberapa tenaga medis mengalami nasib pilu lantaran tak dihargai oleh warga.

Bahkan, ada dokter yang sampai diusir dari tempat kost-nya lantaran merawat pasien Covid-19.

Hal ini dialami para staf medis, termasuk perawat dan dokter di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Jakarta.

Tertular Corona, Dokter di Surabaya Sebut Awalnya dari Hal Sepele yang Tak Disengaja, Kini Sembuh

Cerita Pilu Putri dari Dokter yang Meninggal Corona: Ayah Sesak Sendirian, Keluarga Gak Bisa Masuk

Mereka sempat mendapat perlakuan diskriminatif dari lingkungan sekitarnya di tengah pandemi Covid-19.

Mereka sempat diusir tetangga di sebuah indekos dekat RSUP Persahabatan, Jakarta Timur.

Sebagaian dari mereka, ada yang menginap sementara di rumah sakit karena tak punya tempat pulang.

"Memang saat itu ada yang diminta keluar dari kost-nya.

Pagi ini saya sudah dapat informasi valid bahwa mereka sudah dicarikan tempat oleh direktur rumah sakit," jelas Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhillah dikutip dari Kompas.com, Rabu (25/3/2020).

Tak hanya semalaman para tenaga medis yang mendapat perlakuan diskriminatif dari warga ini meningap di rumah sakit.

Petugas medis menggunakan alat pelindung diri (APD) di dalam Gedung Pinere, RSUP Persahabatan, Jakarta, Rabu (4/3/2020). Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan telah menerima sepuluh pasien rujukan dalam pengawasan terkait virus corona yang dirawat di ruang isolasi di gedung Pinere. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/ama.
Petugas medis menggunakan alat pelindung diri (APD) di dalam Gedung Pinere, RSUP Persahabatan, Jakarta, Rabu (4/3/2020). Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan telah menerima sepuluh pasien rujukan dalam pengawasan terkait virus corona yang dirawat di ruang isolasi di gedung Pinere. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/ama. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A via Kompas.com)

Namun, mereka sampai berhari-hari menginap di rumah sakit karena kebingunan mencari tempat tinggal.

Selepas tiga hari menginap di rumah sakit, mereka kini memeroleh tempat baru.

"Karena mereka 3 hari sudah menginap di rumah sakit," ia menambahkan.

Menurut Harif Fadhillah, RSUP Persahabatan turut memfasilitasi mereka dengan tunjangan akomodasi di tempat barunya.

"Pagi ini sudah dapat informasi, selama masa wabah ini ada pula fasilitas antar-jemput untuk mereka," kata dia.

Corona Merebak, Mengapa Makin Banyak Dokter Jadi Korban Meninggal? Pakar Ini Bongkar Penyebabnya

3 Dokter & 1 Perawat di Indonesia Meninggal Diduga Terinfeksi Corona, Ini Deretan Faktanya

Harif memastikan bahwa insiden itu hanya terjadi pada sejumlah perawat dan dokter yang sebelumnya tinggal di sekitar RSUP Persahabatan.

Ia tak mendapatkan laporan ada peristiwa sejenis bagi perawat dan dokter dari rumah sakit lain yang juga turut menangani Covid-19.

"Hanya (perawat dan dokter) di rumah sakit satu itu saja, Rumah Sakit Persahabatan. Saya kira ini hanya penyimpangan saja, kecil," ujar Harif Fadhillah.

Takut Tertular

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr. Daeng M Faqih membenarkan informasi adanya dokter yang mendapatkan stigma negatif masyarakat karena merawat pasien terinfeksi virus Corona.

Menurutnya, warga takut tertular karena dokter tersebut merawat pasien Covid-19.

"Iya saya dapat laporan seperti itu (tenaga medis mendapat stigma negatif dari masyarakat), rupanya masyarakat takut petugas kesehatan tertular," kata Daeng dikutp TribunnewsBogor.com dari sumber yang sama, Selasa (24/3/2020).

Ilustrasi virus corona atau Covid-19
Ilustrasi virus corona atau Covid-19 (Gerd Altmann/Pixabay)

Petugas Dilengkapi APD

dr. Daeng M Faqih mengungkapnya, tenaga medis yang merawat pasien Covid-19 dilengkapi alat pelindung diri ( APD ) selama bertugas.

Sehingga, kata dia, masyarakat tak perlu khawatir takut tertular.

Menurut Daeng, dibutuhkan kerja sama antara pemerintah dan tenaga medis untuk meyakinkan masyarakat tentang prosedur keselamatan dokter atau perawat selama merawat pasien covid-19.

"Pemerintah harus meyakinkan masyarakat bahwa petugas kesehatan sudah dilindungi APD dengan benar dan berstandar sehingga masyarakat tidak was-was," ungkap Daeng.

790 Orang Positif Corona

Pemerintah Indonesia mengumumkan penambahan kasus positif Covid-19 per tanggal 25 Maret 2020 sebanyak 105 kasus, yang mana hasil tersebut didapatkan melalui pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Rection) bukan dari rapid test atau test cepat.

Sebagai informasi, PCR adalah suatu metode pemeriksaan yang menggunakan sampel DNA dari cairan di kerongkongan, sedangkan rapid test merupakan metode untuk mengetahui antibodi menggunakan immunoglobulin di dalam darah.

"Kasus ini adalah kasus yang kita dapatkan dari pemeriksaan PCR bukan rapid tes," kata Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto pada konferensi pers Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Rabu (25/3/2020) mengutip Tribunnews.com

ilustrasi pencegahan virus corona atau Covid-19
ilustrasi pencegahan virus corona atau Covid-19 (Tumisu/Pixabay)

Dengan adanya penambahan tersebut sehingga total kasus positif COVID-19 di Indonesia mencapai 790 kasus, dengan penambahan 1 kasus sembuh sehingga total menjadi 31 kasus dan ada 3 penambahan kasus meninggal dunia hingga totalnya naik menjadi 58.

Sebelumnya pada Selasa (24/3) tercatat 685 kasus positif, 30 orang sembuh dan 55 meninggal dunia.

Beredar Potret Dokter Handoko Gunawan di Balik Ruang Isolasi, Tersenyum Memperlihatkan Kondisinya

6 Dokter Meninggal karena Virus Corona, Maia Estianty Ucap Duka, Singgung Perjuangan Tim Medis

Data Gugus Tugas mencatat Provinsi DKI Jakarta menjadi daerah penyumbang terbanyak penambahan pasien positif terjangkit Covid-19 sebanyak 39 orang, posisi kedua jumlah pasien tambahan positif COVID-19 di wilayah Jawa Tengah sebanyak 19 orang, serta Jawa Barat 13 orang.

Berdasarkan rekapan Gugus Tugas berikut jumlah penambahan pasien positif per 25 Maret, yakni Bali menjadi sembilan orang, Banten 67 orang, DI Yogyakarta 17 orang, DKI Jakarta 463 orang, Jambi satu orang, Jawa Barat 73 orang, Jawa Tengah 38 orang, Jawa Timur 51 orang, Kalimantan Barat tiga orang dan Kalimantan Timur 11 orang.

Provinsi Kalimantan Tengah tiga orang, Kalimantan Selatan dua orang, Kepulauan Riau lima orang, NTB dua orang, Sumatera Selatan satu orang, Sulawesi Utara dua orang, Sumatera Utara tujuh orang, Sulawesi Selatan 13 orang, Sulawesi Tenggara tiga orang, Lampung satu orang, Riau satu orang, Maluku Utara satu orang, Maluku satu orang, dan Papua tiga orang.

Adapun data yang dikumpulkan tersebut merupakan kasus yang dilaporkan dari 23 Maret pukul 12.00 WIB hingga 24 Maret pukul 12.00 WIB.

(TribunNewsmaker.com/*)

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Kisah Perjuangan Dokter yang Rawat Pasien Covid-19, Diusir dari Kost Hingga Tidur di Rumah Sakit

dan di Tribunnews.com Cerita Dokter Rawat Pasien Corona Diperlakukan Diskriminatif, Tidur di RS karena Diusir dari Kost

Sumber: Tribun Bogor
Tags:
virus coronaCovid-19dokterrumah sakit
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved