Breaking News:

Virus Corona

2 Hal Besar yang Harus Dilakukan Agar Indonesia Tak Jadi Pusat Baru Penyebaran Corona, Apa Saja?

Berikut 2 hal besar yang harus dilakukan agar Indonesia tak jadi pusat baru penyebaran virus corona menurut pakar.

Editor: Irsan Yamananda
Shutterstock
Ilustrasi virus corona 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Beberapa hari terakhir, sedang santer kabar soal pergeseran gelombang episenter wabah Covid-19 dari Amerika dan Eropa menuju ke Asia Tenggara.

Tentu saja, pergeseran ini termasuk wilayah Indonesia.

Potensi pergeseran episenter ini tentunya tidak diinginkan oleh negara manapun.

Karena itu, masyarakat negara-negara di Asia Tenggara harus melakukan pencegahan sedini mungkin agar bisa menghindarinya dari sekarang.

"Kita tentu ingin menghindari ini terjadi di kawasan Asia Tenggara."

"Termasuk menghindari ini terjadi di Indonesia," kata Diah Saminarsih, selaku Senior Advisor on Gender and Youth to the WHO DG, Kamis (9/4/2020) seperti dikutip dari Kompas.com.

Sekolah Diliburkan karena Corona, Maling Nekat Curi Kompor & Tinggalkan Jejak ini di Papan Tulis

Update Virus Corona Nasional Minggu 12 April 2020: Kasus Bertambah, Banten & Papua Naik Peringkat

Sepelekan Corona dengan Pesta Ultah, Wanita Ini Menyesal Belasan Keluarga Terjangkit, 3 Orang Tewas

Indonesia sendiri menjadi negara yang bisa dibilang beruntung.

Mengingat Indonesia termasuk negara yang terlambat atau belakangan masuknya wabah Covid-19.

Hal itu Diah sampaikan dalam diskusi daring bertajuk Hari Kesehatan Dunia 2020: Aksi Nyata Masyarakat Sipil di Masa Pandemi. 

Jadi, Indonesia seharusnya sudah bisa mengambil pembelajaran dari apa yang terjadi dan sudah dilakukan di banyak negara.

Ayahnya Tak Bisa Pulang Gara-gara Corona, Sang Anak Justru Alami Luka Bakar Akibat Hand Sanitizer

VIRAL Pasien Tampar Perawat di Klinik Semarang, Ternyata Hanya karena Hal Sepele, Ini Kata Polisi

Terutama perihal kebijakan apa saja yang salah, yang sebaiknya tidak dilakukan atau bahkan sangat perlu dilakukan seperti di negara lain untuk mencegah episenter ini terjadi di negara Indonesia.

Diah juga menyebutkan setidaknya ada dua hal besar yang bisa dilakukan oleh Indonesia mencegah prediksi potensi jadi episenter baru corona itu terjadi.

1. Masif testing

Contoh negara yang baik dalam menangani persoalan Covid-19 adalah Korea Selatan (Korsel) dan Jerman, dengan melakukan masif testing atau tes masal pada warga negaranya.

"Contoh Korsel, melakukan masif testing dengan sangat besar."

"Kita arahnya harus ke sana," ujar dia.

Contoh dalam melakukan tes masal ini, akan kemudian menjadikan Indonesia berhati-hati menyiapkan alat, menyiapkan tenaga kerja dan agar menekan angka kematian akibat Covid-19.

Para pakar dan ahli medis juga selalu menyebutkan masif testing yang langsung menyasar ke virus corona, SARS-CoV-2 sebagai penyebab Covid-19 memang sangat diperlukan dalam menangani kasus Covid-19 ini.

Test PCR adalah golden standar dalam mendeteksi virus SARS-CoV-2. Sementara rapid testing hanya menyasar pada antibodi yang dimiliki oleh orang yang dilakukan tes, dan masih butuh kepastian dalam tes laboratorium atau PCR test.

2. Peran masyarakat sipil

Diah berkata, untuk di Indonesia sendiri masih banyak hal yang bisa dikerjakan, tidak hanya oleh pemerintah, tetapi masyarakat sipil secara umum juga bisa terlibat mengerjakan banyak hal.

Pemerintah dan semua instansi harus bekerjasama dan berkoordinasi dengan baik, baik dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Begitu juga dengan komunitas dan masyarakat juga diharapkan dapat bekerjasama.

"Keberhasilan di China (dalam menangani Covid-19) adalah karena masyarakatnya bekerjasama di dalam karantina itu," kata Diah.

Masyarakat di China berperan banyak hal dalam masa karantina wilayah atau lockdown dilakukan.

Sepelekan Corona dengan Pesta Ultah, Wanita Ini Menyesal Belasan Keluarga Terjangkit, 3 Orang Tewas

Update Virus Corona Dunia Minggu 12 April 2020: AS Masih Tertinggi, Penurunan Angka Kasus di China

STUDI TERBARU: Pasien Corona Bisa Derita Kerusakan Tubuh Seumur Hidup, dari Jantung Hingga Otak

- Memastikan suplai chain berjalan

- Menyiapkan, memastikan orang di karantina mendapatkan makanan

- Memastikan ada usaha yang lebih bagus dilakukan masyakarat sipil dan terkoordinasi dengan baik

"Saya rasa dua hal besar (untuk mencegah Indonesia jadi episentrum baru corona) ini harus bekerjasama dan sebagai masyarakat sipil harus melihat gap yang ada di pemerintah, dan kemudian itu yang dikerjakan dan diisini oleh masyarakat sipil," tuturnya. (TribunNewsmaker/ *)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pakar: Ini 2 Hal Besar agar Indonesia Tak Jadi Episenter Baru Corona".

dan telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 2 Hal Besar yang Harus Dilakukan Agar Indonesia Tak Jadi Pusat Baru Penyebaran Covid-19, Apa Saja?.

Jawaban Achmad Yurianto

Menanggapi hal ini,  Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto angkat bicara.

Menurutnya, pemerintah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mencegah potensi Indonesia menjadi episentrum baru penyebaran Covid-19.

"Nah itu (PSBB), apakah kita selama ini tidak melakukan pencegahan?" kata Yurianto ketika dihubungi wartawan, Sabtu (11/4/2020) seperti yang dikutip dari Kompas.com.

 76 Perawat & Dokter Kaget dan Bergegas Tes Corona, Berawal Ketidakjujuran Pasien Ditanya Soal Ini

 PERHATIKAN Momen Ibu Hamil Diduga Tertular Virus Corona Saat Terima Uang Kembalian dari Tukang Sayur

 Tak Ingin Jan Ethes Keluar Rumah, Gibran Rakabuming Punya Cara Unik, Nanti Dikejar Monster Corona

Untuk mencegah penyebaran Covid-19 di tengah masyarakat, pemerintah sudah membuat berbagai aturan.

Saat ini, seluruh masyarakat harus mematuhi aturan tersebut, lanjutnya.

"Iya, (butuh kerja sama masyarakat)."

"Peraturannya sudah banyak, tinggal dipatuhi saja."

"Banyak aturan kalau tidak ada yang mematuhi ya percuma," ujarnya.

 UPDATE Virus Corona Nasional 11 April 2020, Ada Tambahan 330 Kasus di 14 Provinsi, Total Jadi 3.842

 Cerita Andrea Dian setelah Berhasil Sembuh dari Corona, Sempat Pesimis Dapat Cobaan Bertubi-tubi

Sebelumnya diberitakan, setelah Amerika dan Eropa, Asia Tenggara disebut berpeluang menjadi episentrum baru pandemi Covid-19 jika wabah tidak terkontrol.

Regional Director WHO kawasan Asia Tenggara telah mengeluarkan sebuah media briefing sebagai peringatan dan saran kehati-hatian untuk negara di Asia Tenggara.

Ia berujar, gelombang episentrum wabah corona dari Amerika dan Eropa akan menuju Asia Tenggara.

Senior Advisor on Gender and Youth to the WHO DG Diah Saminarsih menyampaikan bahwa potensi pergeseran gelombang episentrum wabah ke wilayah Asia Tenggara ini bisa jadi sangat besar jika tidak terkontrol dari sekarang.

Indonesia adalah negara terbesar di Asia Tenggara.

Selain itu, India di Asia Selatan juga disorot WHO sebagai negara yang padat penduduk.

"Indonesia dan India, apabila epidemi tidak terkontrol di dua negara tersebut, maka kawasan Asia Tenggara menjadi episentrum baru (Covid-19) di dunia," kata Diah dalam diskusi daring bertajuk "Hari Kesehatan Dunia 2020: Aksi Nyata Masyarakat Sipil di Masa Pandemi", Kamis (9/4/2020).

 Tetap Aman Belanja saat Corona, Berikut Tips Membersihkan Barang yang Aman Menurut Pakar IPB

 Ucapan Syukur Andrea Dian di HUT ke-35, Tak Henti Terimakasih pada Tuhan Karena Sembuh dari Corona

 Pandemi Corona, Apakah Berjemur di Bawah Sinar Matahari Benar-benar Bermanfaat?

Saat ini, episentrum ada di Amerika dan Eropa. Di Amerika Serikat, angka kematian bahkan bisa mencapai sekitar 1.000 kematian per hari.

"Kita tentu ingin menghindari ini terjadi di kawasan Asia Tenggara, termasuk menghindari ini terjadi di Indonesia," ujar dia.

Oleh sebab itu, Diah berujar Indonesia sebagai negara yang "terlambat" terinfeksi virus corona bisa mengambil pelajaran akan hal-hal yang dilakukan di negara lain. (TribunNewsmaker/ *)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Indonesia Disebut Berpotensi Jadi Episentrum Baru Covid-19, Ini Respons Jubir Pemerintah".

dan telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Indonesia Potensi Jadi Pusat Baru Penyebaran Covid-19, Jubir Singgung Soal Aturan & Kepatuhan Warga.

UPDATE: Tambah 330, Total 3.842 Kasus Covid-19 di Indonesia

Achmad Yurianto
Achmad Yurianto (YouTube/ Kompas TV)

Sebelumnya, pemerintah mengumumkan perkembangan terbaru terkait data jumlah kasus Covid-19 di Indonesia.

Hingga Sabtu (11/4/2020) sore ini, pemerintah mengungkapkan, total ada 3.842 kasus Covid-19 di Tanah Air.

Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto mengatakan, per hari ini tercatat penambahan 330 pasien dalam 24 jam terakhir dari seluruh rumah sakit di Indonesia

"Pada tanggal 11 (April) ini ada 330 kasus baru konfimasi dari PCR yang positif, sehingga total menjadi 3.842 kasus," ujar Yurianto.

 Pandemi Corona, Apakah Berjemur di Bawah Sinar Matahari Benar-benar Bermanfaat?

 Raffi Ahmad Curhat Finansial Ikut Goyah Karena Corona, Suami Nagita Slavina Pusing Gaji Karyawan

Yuri juga mengatakan, dalam periode yang sama terdapat penambahan 4 pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh.

Penambahan tersebut membuat total pasien Covid-19 yang sembuh hingga saat ini terdapat 286 orang.

Namun, pemerintah juga menyampaikan kabar duka dengan adanya penambahan 21 pasien Covid-19 yang meninggal.

Dengan demikian, total menjadi 327 kasus pasien meninggal dunia.

"Artinya masih ada kasus positif di tengah-tengah masyarakat, masih ada kelompok masyarakat yang rentan yang belum disiplin menjaga jarak, menggunakan masker," katanya.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memperbarui data jumlah yang terinfeksi virus corona (Covid-19) di DKI Jakarta, Sabtu (11/4/2020).

Dikutip dari situs resmi corona.jakarta.go.id, jumlah pasien positif Covid-19 di DKI Jakarta mencapai 1.903 orang.

Jakarta masih menjadi provinsi dengan kasus Covid-19 tertinggi di Indonesia.

Dari jumlah 1.903 pasien positif, 1.152 di antaranya dirawat dan 441 isolasi mandiri.

Jumlah kematian akibat Covid-19 di atas jumlah pasien yang dinyatakan sembuh, sedangkan yang meninggal 168 orang dan sembuh 142 orang.

Pada kategori orang dalam pemantauan (ODP), Pemprov DKI hingga kini masih memantau 562 orang.

Pada kategori pasien dalam pengawasan (PDP), hingga hari ini masih ada 1.118 pasien yang masih diawasi terkait kemungkinan terjangkit Covid-19.

Warga Jakarta diminta mematuhi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang telah ditetapkan sejak Jumat (10/4/2020) guna memutus rantai penularan Covid-19.

Sebab, belum ada tanda-tanda perlambatan penularan Covid-19, baik di level Jakarta maupun skala nasional.

Kini, masing-masing dari total 34 provinsi di Indonesia sudah melaporkan adanya temuan kasus Covid-19.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "UPDATE: Tambah 330, Total 3.842 Kasus Covid-19 di Indonesia".

Sumber: Kompas.com
Tags:
virus coronaCovid-19IndonesiaAchmad Yurianto
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved