Virus Corona
Hanya Dalam Waktu 24 Jam, Ribuan Orang di Amerika Serikat Meninggal karena Virus Corona
Hanya dalam waktu 24 jam, ribuan orang di Amerika Serikat meninggal karena virus corona.
Editor: Irsan Yamananda
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Pandemi corona hingga saat ini masih menjadi perhatian masyarakat dunia.
Jumlah positif dan korban meninggal akibat virus ini juga terus bertambah.
Di Amerika Serikat (AS) sendiri telah mencatatkan angka 1.509 kematian akibat virus corona dalam 24 jam terakhir.
Angka tersebut diumumkan oleh Universitas Johns Hopkins pada Senin (13/4/2020) pukul 20.30 waktu setempat, atau Selasa (14/4/2020) pukul 07.30 pagi WIB.
Jumlah korban pada hari Senin setara dengan Minggu yang mencatatkan 1.514 korban jiwa.
Pada Selasa (14/4/2020), Covid-19 telah merenggut setidaknya 23.529 nyawa di Negeri "Uncle Sam", terbanyak dari negara mana pun.
• Kisah Haru di Tengah Corona, Bocah 4 Tahun Sumbangkan Uang Celengannya: Biar Dokter Bisa Beli Obat
• Kena Dampak Corona, Ruben Onsu Gelisah Pikirkan Nasib 6.500 Karyawan, Kenapa Tangan Aku Cuma Dua?
• Tak Tahu Jasad yang Dimandikan Positif Corona, Warga Bogor Kritik Dinkes, Sempat Tahlilan 7 Hari!

Amerika sendiri saat ini telah memiliki lebih dari 550.000 kasus virus corona.
Data tersebut menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
Kendati demikian, Gubernur New York pada Senin menyatakan bahwa "yang terburuk sudah berakhir" di negara bagian tersebut, ketika angka kematian mencapai 10.000 jiwa.
Beberapa negara lain kini juga sedang menyusun rencana untuk memulai lagi perekonomian yang sempat mati suri.
• Tak Tahu Jenazah yang Dikuburkan & Ditahlilkan 7 Hari Positif Corona, 25 Warga Heboh & Pilu Jadi ODP
• Pakar Epidemiologi UI Ragu WN Jepang Tularkan Corona ke Pasien 1 & 2: Orang Itu Tertular di Jakarta
• 4 Arahan MUI Soal Ramadhan di Tengah Corona: Jangan Sampai Niat Baik Dilakukan dengan Cara Salah
Presiden Donald Trump dalam tweet-nya menuliskan, setiap keputusan untuk mengakhiri penutupan ada padanya, walau lockdown yang ditetapkan negara bagian adalah inisiatif gubernur.
Sistem federal Pemerintah AS mendelegasikan kekuasaan kepada gubernur dari 50 negara bagian, tetapi presiden secara teori dapat menggunakan kekuasaannya untuk mengawasi strategi nasional yang terkoordinasi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan, mencabut pembatasan pergerakan dan perjalanan yang terlalu cepat dapat memicu gelombang kedua virus corona.
Dr Anthony Fauci, pakar pandemi senior, dalam sebuah wawancara televisi mengatakan, beberapa negara bagian dapat mulai mengurangi pembatasan bulan depan, asalkan tetap berhati-hati.
"Saya pikir itu mungkin bisa dimulai dalam beberapa cara, mungkin bulan depan," kata pria yang menjabat sebagai Kepala Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular itu kepada CNN.
"Kami berharap akhir bulan ini kita dapat melihat-lihat dan berkata, oke, apakah ada bagian di sini yang kita dapat mulai lagi dengan aman dan berhati-hati?" lanjutnya.
"Jika ada, lakukanlah. Jika tidak, maka teruslah berdiam diri," ucap Fauci, dikutip dari AFP.
Fauci mengatakan, daerah-daerah akan siap pada waktu yang berbeda-beda ketika AS mulai "menyalakan lampu". (TribunNewsmaker/ *)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dalam 24 Jam Terakhir, 1.509 Orang Meninggal di AS karena Virus Corona".
UPDATE: Kasus Covid-19 di Indonesia Ada 4.839, Bertambah 282 Orang

Sementara itu, pemerintah menyatakan bahwa masih terjadi penularan virus corona yang menyebabkan jumlah pasien Covid-19 di Indonesia masih bertambah.
Berdasarkan data yang masuk pada Senin (13/4/2020) pukul 12.00 WIB hingga Selasa (14/4/2020) pukul 12.00 WIB, ada 282 kasus baru Covid-19 di Tanah Air.
Dengan demikian, hingga saat ini total ada 4.839 kasus Covid-19 di Indonesia sejak pertama diumumkan pada 2 Maret 2020 lalu.
Hal ini diungkapkan juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB pada Selasa sore.
"Sudah terkonfirmasi positif Covid-19 melalui pemeriksaan PCR real time sebanyak 4.839 orang," ujar Achmad Yurianto.
• Kena Dampak Corona, Ruben Onsu Gelisah Pikirkan Nasib 6.500 Karyawan, Kenapa Tangan Aku Cuma Dua?
Menurut Yuri, jumlah kasus positif Covid-19 itu didapatkan berdasarkan pemeriksaan spesimen terhadap 10.482 orang.
Yuri juga memaparkan bahwa ada penambahan 46 pasien Covid-19 yang sembuh dalam periode yang sama.
Dengan demikian, total pasien yang sudah dinyatakan negatif virus corona kini ada 426 orang.
Namun, Yuri juga menyampaikan kabar duka dengan masih ada penambahan pasien yang meninggal akibat Covid-19 sebanyak 60 orang.
Total ada 459 pasien yang meninggal dunia setelah dinyatakan positif virus corona.
• Kisah Haru di Tengah Corona, Bocah 4 Tahun Sumbangkan Uang Celengannya: Biar Dokter Bisa Beli Obat
"Angka kematian bertambah dengan 60 orang hari ini sehingga totalnya menjadi 459," ucapnya.
Yuri menjelaskan, berdasarkan kajian mendalam, ada faktor penyakit penyerta atau comorbid yang menyebabkan pasien Covid-19 tutup usia.
"Di antaranya faktor penyakit hipertensi, penyakit sesak napas karena kelainan pada paru-paru, bisa disebabkan karena asma, TBC," ujar dia.
"Ini juga menjadi penyebab meninggalnya kasus Covid-19, termasuk di antaranya diabetes," kata Achmad Yurianto.
Dengan demikian, pemerintah menyadari bahwa banyak ancaman penyakit di tengah masyarakat yang bisa saja memperberat kondisi pasien Covid-19.
"Kita harus menyadari banyaknya ancaman penyakit di tengah masyarakat kita yang menjadi comorbid, pemberat sehingga menjadi penyebab kasus kematian," ujar dia.
Dukacita pemerintah
Yurianto mengungkapkan bahwa pemerintah berdukacita atas masih adanya penambahan pasien Covid-19 yang tutup usia.
Apalagi, menurut dia, kasus kematian akibat Covid-19 kini juga terjadi di berbagai provinsi.
"Jumlahnya merata hampir di semua provinsi. Kami meyakini ini masih akan terjadi. Dampaknya dirasakan ke keluarga yang dtinggalkan dan kita semua," ucap Yuri.
Yuri menyatakan bahwa pemerintah pun menyatakan tidak akan berdiam diri dengan kondisi masyarakat yang saat ini menderita akibat Covid-19.
Untuk itu, Yuri mengajak seluruh masyarakat untuk bergotong royong dan saling bantu dalam mengatasi penyebaran Covid-19.
"Keprihatinan mendalam bagi negara, tidak mungkin lagi berdiam diri, tidak mungkin untuk tidak melanjutkan kerja yang besar ini. Mari kita merapatkan barisan untuk bergotong royong, selesaikan masalah ini secara bersama," kata dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "UPDATE: Kasus Covid-19 di Indonesia Ada 4.839, Bertambah 282 Orang"