Sempat Dilarang Ibu Jualan Jalangkote karena Sering Dibully, Rizal Tetap Nekat, Ingin Bantu Keluarga
Rizal, bocah penjual jalangkote di Pangkep, Sulawesi Selatan sempat viral karena dibully sekelompok pemuda.
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Rizal, bocah penjual jalangkote di Pangkep, Sulawesi Selatan sempat viral karena dibully sekelompok pemuda.
Bocah berusia 12 tahun itu semangat berjualan keliling kampung dengan menggayuh sepeda bututnya.
Namun siapa sangka, Rizal yang memiliki tujuan mulia untuk membantu keluarganya itu rupanya mendapat perlakuan tak pantas dari sekelompok pemuda.
Ia mengalami pem-bully-an dengan kekerasan.
Tak hanya diolok, Rizal bahkan dipukuli, didorong hingga jatuh tersungkur.
Video pembully-an terhadap bocah tersebut viral di media sosial, Minggu (17/5/2020).
• Syok Lihat Video Putranya Dipukuli, Ibu Bocah Penjual Jalangkote: Saya Teriak Sambil Menangis
• Rizal Penjual Jalangkote di-Bully, Sespri Prabowo, Rizky Irmansyah Beri Bantuan, akan Biayai Sekolah

Perlakuan tersebut bukanlah kali pertama.
Sebelumnya ia juga kerap diperlakukan kurang menyenangkan saat berjualan.
Bocah yang masih duduk di bangku kelas 5 sekolah dasar ini tetap semangat dan nekat berjualan demi keluarga meski kerap dibully.
Rizal banyak diapresiasi publik karena perjuangannya membahagiakan keluarganya.
Ketika video pembully-an terhadapnya viral, Rizal rupanya sempat meminta video bullynya itu dihapus.
Alasannya mulia yakni tak ingin sang ibunda merasa sedih setelah melihat video tersebut.

Meski begitu, sang ibunda, Dahlia (39) sudah pernah melarang anak keduanya itu berjualan setelah tahu Rizal kerap diganggu.
"Pernah ada dikasih tau kalau sering diganggu, jadi saya kasih tau kalau jangan jualan karena nanti diganggu orang," kata Dahlia seperti yang dikutip TribunJakarta.com, Selasa (19/5/2020).
Rizal malah menangis ketika Dahlia melarangnya berjualan jalangkote.
Ia khawatir jika tak pergi jualan, keluarganya tak akan mendapat uang.
Hal itu membuat Rizal terpaksa tak memberitahu sang ibunda saat hendak berjualan.
"Jadi biasanya pergi jualan enggak kasih tau, karena bilang nanti tak ada uang yang dikasih kalau tak pergi jualan," ucap Dahlia mengingat perilaku mulia anak keduanya.
Diceritakan Dahlia, Rizal merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.

Rizal berjualan jalangkote karena kemauannya sendiri demi bantu ibunda beli susu dan popok adik.
"Mau bantu cari uang, beli popok adik, biasanya dikasih Rp 5 ribu sehari baru sisanya dipake belanja," sambungnya.
Rizal rupanya sudah setahun berjualan jalangkote keliling desa, sebelumnya ia juga pernah berjualan putu.
Bocah berusia 12 tahun ini berjualan sebelum berangkat ke sekolah.
"Pertamanya jualan putu, dia pergi jualan sebelum sekolah. Hasil jualannya ia pakai jajan," kata Dahlia.
Tak mengaku
Setelah dibully sekelompok pemuda, Rizal tak ingin memberitahu kejadian nahas yang dialaminya kepada Dahlia.
Rizal menyembunyikan kejadian itu karena tak ingin membuat ibunda khawatir dan bersedih.
Pulang-pulang, Rizal langsung mencium adik bayinya dan meminta maaf tak bisa belikan popok.
"Kemarin pulang, terus langsung pergi cium adeknya. Sudahnya itu minta maaf sama adeknya karena sudah tidak bisa carikan uang beli popok," aku Dahlia kaget dengar perkataan tersebut.
Rizal sempat berkelit saat menjelaskan luka di tangan karena tersungkur.
Ia baru mengetahui video anaknya viral setelah diberitahukan oleh tetangganya.
Meski begitu, kini banyak pihak yang membantu kehidupan Rizal dan keluarganya. Salah satunya Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah.
Rizal bahkan mendapatkan beasiswa pendidikan senilai Rp 500 ribu per bulan dari gubernur selama tiga tahun.
Nasib pelaku
Delapan orang tersangka perundungan terhadap Rizal telah diamankan di Polres Pangkep.
Setelah diperiksa, terkuak delapan orang tersangka ini mengaku melakukan perbuatan tersebut karena iseng untuk bahan candaan.
Kepala Polres Pangkep AKBP Ibrahim Aji dalam keterangan persnya, Senin (18/5/2020) mengungkapkan, kedelapan tersangka hanya iseng untuk mengerjai korban RL (12) penjual keliling jalangkote.
Dari pengakuan tersangka, korban pernah mengungkapkan bahwa dirinya sebagai jagoan di daerah tersebut.

“Korban pernah bercanda dan mengatakan dalam bahasa Bugis (iya' tolo'na Ma'rang) yang artinya iya jagoannya daerah Ma’rang. Di situlah, para tersangka mengerjai korban sebagai bahan candaan, namun kelewat batas,” katanya.
Meski hanya bercanda, tegas Ibrahim, para tersangka tetap akan diproses hukum sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
Terlebih lagi, salah seorang pelaku, Firdaus (26) memukul korban dan mendorongnya hingga tersungkur ke pondasi jalanan.
“Akibat perbuatan Firdaus, korban menderita luka lecet di lengan kirinya. Sedangkan tujuh tersangka lainnya tetap diproses hukum karena mem-bully anak di bawah umur sesuai Undang-undang Perlindungan anak,” jelasnya.
Ibrahim menjelaskan, tersangka Firdaus yang memukul hingga korban terjatuh dikenakan Pasal 80 UU Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman tiga tahun enam bulan.
Sementara tujuh orang rekan Firdaus dikenakan Pasal 76c UU Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman tiga tahun enam bulan akibat peranannya. (Tribunnewsmaker/*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Rela Jualan Jalangkote Demi Beli Susu Adik, Rizal Minta Video Bully Dihapus: Agar Ibu Tak Sedih
dan di Tribunnews Kebaikan Bocah Penjual Jalangkote Diungkap Ibu, Tutupi Soal Perundungan, Tak Ingin Keluarga Sedih