Breaking News:

8 Tradisi Lebaran di Indonesia, dari Melempar Ketupat Hingga Tembak Meriam Usir Kuntilanak

Hari Raya Idul Fitri, ini 8 tradisi lebaran unik di Indonesia, dari lempar ketupat hingga tradisi usir kuntilanak

Editor: Talitha Desena
KOMPAS.com/FITRI RACHMAWATI
8 Tradisi Lebaran di Indonesia 

Seperti dikutip dari Serambinews.com, ziarah kubur anggota keluarga dengan menggelar acara kenduri di pemakaman merupakan tradisi turun temurun yang dilaksanakan setelah Idul Fitri, di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), juga sebagian wilayah pantai barat-selatan Aceh.

Jadwal kenduri kuburan atau kenduri jirat dilaksanakan sesuai keputusan rapat warga desa, biasanya dimulai pada hari ketujuh lebaran (Idul Fitri) sampai memasuki hari belasan lebaran.

2. Malaman di Lampung

Bergeser ke ujung selatan pulau Sumatera tepatnya di Lampung, terdapat tradisi Malaman. Tradisi ini dilakukan pada malam takbir, sehari menjelang Idul Fitri.

Anak-anak dan remaja laki-laki akan menyusun batok-batok kelapa di halaman rumah hingga setinggi satu meter bahkan lebih.

Di Lampung menjelang Lebaran, akan banyak batok kelapa yang tak terpakai sisa memasak rendang.

Sering disebut juga 'Menara Sabut Kelapa', susunan batok kelapa itu kemudian dibakar hingga api tampak membesar dan anak-anak akan bergembira.

Waktu yang biasanya dibutuhkan untuk membakar semua sabut kelapa itu adalah 60 menit.

Ketika sudah terbakar habis, sabut kelapa hanya menyisakan bara yang memerah berserakan di tanah. Zaman dulu, orang banyak menggunakan bara tersebut untuk menyetrika baju baru yang dipakai saat Lebaran.

3. Sungkem Telompak di Magelang

Tradisi berikutnya yaitu berada di pulau Jawa tepatnya di Magelang, Jawa Tengah. Tradisi ini bernama Sungkem Telompak yang mana diikuti masyarakat lereng barat Gunung Merbabu.

Orang-orang melakukan tradisi sebagai bentuk syukur atas ketersediaan air di mata air Telompak, Desa Banyusidi, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang.

Selain itu, mereka juga menggelar kesenian tradisional 'Campur Bawur' di mata air usai berdoa dan memasang sesaji. Ritual ini dipimpin oleh seorang juru kunci.

Diberitakan Kompas.com, (14/9/2010), mata air Telompak tetap mengalir saat masa sulit melanda desa tahun 1932.

Airnya yang melimpah membuat warga dapat bertahan menghadapi krisis tersebut. Warga pun mengucap rasa syukur atas kelimpahan air tersebut melalui cara tradisi Sungkem Telompak.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Tags:
LebaranIndonesiaHari Raya Idul Fitri
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved