Indikator Daerah Dianggap Siap Terapkan New Normal, Gugus Tugas Covid-19: Kasus Positif Harus Turun
Sejumlah daerah di Indonesia disebut mempersiapkan diri menyambut New Normal, ini indikator daerah dianggap siap menurut Gugus Tugas Covid-19
Editor: Talitha Desena
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Pembicaraan mengenai New Normal semakin serius di Indonesia.
Sejumlah daerah disebut tengah bersiap untuk tahapan New Normal.
Ini indikatornya!
Sejumlah daerah di Indonesia disebut mempersiapkan diri menyambut New Normal, ini indikator daerah dianggap siap menurut Gugus Tugas Covid-19.
Pemerintah disebut tengah mempersiapkan Indonesia menuju ke tahapan New Normal.
New Normal adalah keadaan normal baru karena pandemi virus Corona.
• Indonesia Dikabarkan Bersiap Menuju New Normal, Erick Thohir Sebut Dapat Berlangsung Sampai 5 Bulan
• 5 Tokoh Ini Tak Setuju Pemerintah Terapkan New Normal Terlalu Dini, Fadli Zon Beri Kritikan Pedas!

Masyarakat diminta untuk 'berdamai' dengan virus Corona dibanding menghindarinya.
Muncul kabar tahapan New Normal ini akan dilaksanakan di Indonesia pada 1 Juni 2020 mendatang.
Diharapkan, New Normal dapat memulihkan perekonomian yang memburuk selama pandemi Covid-19.
25 Daerah disebut-sebut tengah bersiap untuk melaksanakan New Normal.
Salah satu aspek yang diukur bagi daerah untuk dapat menerapkan aktivitas sosial ekonomi pada era kenormalan baru ( new normal) adalah surveilans kesehatan masyarakat.
Salah satu indikator yang menunjukkan baiknya surveilans kesehatan masyarakat yakni jumlah pemeriksaan spesimen Covid-19 yang meningkat dan diikuti dengan berkurangnya kasus positif Covid-19.
"Giliran kenaikan pemeriksaannya naik, yang positifnya harus kecil, di bawah lima persen,” ujar Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers BNPB, Selasa (26/5/2020).
Aspek berikutnya yakni pelayanan kesehatan. Indikatornya antara lain, jumlah ketersediaan tempat tidur untuk kasus positif baru di rumah sakit, alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis di rumah sakit, serta ventilator.
Kendati demikian, Wiku mengakui pihaknya masih terkendala data untuk mengukur indikator terkait pelayanan kesehatan.