Surabaya Dilabeli Zona Hitam Terkait Corona, Pemprov Jatim Dianggap Sesuka Hati, Ini Klarifikasinya
Klarifikasi Pemerintah Provinsi Jawa Timur terkait label zona hitam untuk Surabaya terkait kasus Covid-19.
Editor: ninda iswara
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Tingginya kasus virus corona di Surabaya beberapa hari terakhir cukup menjadi sorotan.
Kenaikan jumlah pasien positif Covid-19 di Surabaya ini membuat daerah tersebut dilabeli zona hitam.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Jawa Timur, dr Joni Wahyuhadi.
dr Joni Wahyuhadi menyebut peta Surabaya berwarna hitam sejak empat hari terakhir.
Warna hitam di peta Surabaya ini menunjukkan tingginya kasus Covid-19 di daerah tersebut.
Namun ternyata label zona hitam untuk Surabaya ini menuai polemik.
• Kasus Positif Covid-19 di Surabaya Meningkat, Doni Monardo Ungkap Penyebabnya, Puji Langkah Pemkot
• Sudah Berpamitan dengan Warga Surabaya, ke Mana Tri Rismaharini Setelah Selesai Menjabat Wali Kota?

Pemerintah Kota Surabaya yang seolah tak terima pun mempertanyakan dasar ilmiah pemberian warna tersebut.
Mereka mempertanyakannya kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
"Ini yang bikin kita jadi bertanya, kenapa Surabaya itu (warna hitam). Seharusnya dikasih alasan-alasan di Provinsi Jatim," tutur Wakil Koordinator Humas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya M Fikser.
Ia bahkan membandingkan dan mempertanyakan kondisi Surabaya dengan Jakarta perihal pelabelan zona hitam.
Terkait label zona hitam untuk Surabaya ini, berikut deretan faktanya.
Bermula dari tingginya kasus

Pelabelan zona hitam itu mengemuka sejak Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jawa Timur memaparkan sejumlah data, Selasa (2/6/2020).
• Tahun Depan Tri Rismaharini Tak Lagi Jadi Wali Kota Surabaya, Pamit dan Beri Pesan untuk Warga
"Semakin banyak catatan kasusnya, warna di peta sebaran akan semakin pekat hingga berwarna hitam," kata Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur Joni Wahyuhadi.
Joni mengemukakan, jumlah kasus Covid-19 di Surabaya mencapai 2.748 kasus.
Sedangkan daerah dengan kasus lebih dari 1.025 menghitam dalam peta sebaran Covid-19.
Beberapa daerah lainnya di Jawa Timur pun berwarna merah pekat, seperti Sidoarjo dengan 683 kasus dan Gresik 183 kasus.
Dianggap sesuka hati, minta penjelasan

Menanggapi hal tersebut, Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya M Fikser meminta penjelasan pada Pemprov Jawa Timur.
Pasalnya, dia menilai tak ada indikator ilmiah untuk pelabelan zona hitam di Surabaya.
"Pertanyaan saya, Jakarta yang angkanya di atas Surabaya ada enggak warnya hitam?" tanya Fikser membandingkan.
Hingga saat ini, Fikser menyebut, DKI Jakarta tak memasang warna hitam dalam peta sebaran Covid-19 mereka.
• UPDATE Virus Corona Nasional Rabu 3 Juni 2020: Tembus 27.549 Kasus, Jawa Timur di Posisi Kedua
Fikser meminta Pemprov Jatim segera memberi penjelasan lantaran pelabelan tidak bisa dilakukan sesuka hati.
"Nanti setelah warna hitam, dikasih warna apalagi?
Kita hanya ingin membuka tabir pandemi ini dengan cara rapid test dan swab, lalu dipisahkan, diberikan penyembuhan di semua titik," jelas dia.
Klarifikasi soal warna

Menanggapi polemik zona hitam Surabaya yang terus bergulir, Pemprov Jawa Timur akhirnya memberikan klarifikasi.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur Benny Sampirwanto mengatakan, peta Surabaya bukan berwarna hitam melainkan merah tua.
"Per 2 Juni 2020, Kota Surabaya memasuki zona merah tua, bukan hitam," ujar Benny, Rabu (3/6/2020) malam.
Benny menjelaskan, degradasi tampilan warna Covid-19 kabupaten dan kota di Jawa Timur bisa dipantau melalui website infocovid19.jatim.go.id.
• SURABAYA Disebut Berisiko Seperti Wuhan, Ini 2 Siasat Besar Walikota Risma Usir Covid-19 Secepatnya
Peta sebaran akan berubah warna sesuai jumlah penambahan kasus.
Bertambahnya kasus positif hingga 2.748 kasus per 2 Juni 2020 membuat peta sebaran Surabaya dari merah berubah merah tua.
Namun ia membenarkan jika warna akan semakin tua seiring penambahan jumlah kasus.
"Semakin banyak kasus konfirmasi, warga di peta sebaran akan semakin pekat hingga berwarna merah tua," tutur Benny.
Secara teknis, kata dia, degradasi antarwarna di website itu memiliki kelipatan pangkat 2 kuadrat, misalnya angka 2, 4, 8 dan seterusnya.
Perubahan warga merupakan sistem otomatis yang terjadi karena penambahan angka terkonfirmasi positif Covid-19. (TribunNewsmaker.com/*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Polemik Label Zona Hitam Surabaya, Pemprov Dianggap Sesuka Hati, Ini Akhir Ceritanya
dan di Tribunnews.com Pemprov Jatim Dianggap Sesuka Hati Labeli Surabaya Zona Hitam Terkait Covid-19, Ini Klarifikasinya