Kesaksian Warga soal Helikopter TNI yang Jatuh & Meledak di Kendal, Terpental & Teriak Minta Tolong
Helikopter TNI AD jatuh di Kendal & tewaskan 4 orang. Begini kesaksian warga yang melihat kejadian.
Editor: ninda iswara
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Warga yang melihat helikopter TNI AD jatuh dan meledak di Kendal pun memberikan kesaksiannya.
Seperti yang diketahui, Helikopter Mi-17 milik Penerbang Angkatan Darat (Penerbad) Ahmad Yani Semarang jatuh di Kawasan Industri Kendal (KIK), Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah.
Peristiwa jatuhnya helikopter ini terjadi pada hari Sabtu (06/06/2020) sore.
Sebanyak 4 prajurit TNI AD gugur dalam kecelakaan tersebut.
Sedangkan 5 penumpang lainnya mengalami luka yang cukup berat.
Setelah terjatuh, helikopter tersebut langsung terbakar dan meledak.
• Terungkap Alasan Haru Kobe Bryant Selalu Menggunakan Helikopter Saat Berpergian, Bukan Kemewahan
• Kobe Bryant Tewas Kecelakaan Helikopter, Ini Kisahnya Mengasuh 4 Anak Perempuan, Ajari Main Basket

Kepala Dinas Penerbangan TNI AD Brigjen TNI Nefra Firdaus mengatakan, helikopter yang mengalami kecelakaan tersebut diketahui sedang menjalankan misi latihan.
"Helikopter sedang melaksanakan misi latihan terbang di Pusat Pendidikan Penerbang AD, Semarang, Jawa Tengah, sebagai bagian dari program Pendidikan Calon Perwira Penerbang 1," tutur dia.
Sebelum digunakan untuk latihan, ia juga memastikan kondisi helikopter tersebut dalam kondisi baik.
Pasalnya, sudah dilakukan beberapa pengecekan sesuai standar prosedur yang berlaku.
Bahkan, sebelumnya juga sudah digunakan untuk latihan terbang yang pertama.
"Sekitar jam 12.35 siang, helikopter ini melaksanakan misi latihan terbang endurance kedua dengan materi terbang Tactical Manuver," ucap Nefra.
Terkait kecelakaan helikopter milik TNI AD ini, warga yang sempat menolong korban pun memberikan kesaksiannya.
Menurut saksi mata, Abdul Kadir, sesaat setelah terjatuh, dirinya melihat sejumlah penumpang terpental keluar dan berteriak meminta tolong.
Lalu, terdengar suara ledakan.
Kadir lalu berusaha menyelamatkan korban dengan peralatan yang ada.
Sementara itu api terus membesar di helikopter.
"Ada sekitar tujuh orang yang saya lihat, sebagian besar mengalami patah tulang, ada juga yang mengalami luka bakar," kata Abdul Kadir, dilansir dari Tribunnews.
Sementara itu, menurut saksi mata lainnya, Sarwono, yang merupakan petugas kontraktor Radikjaya, helikopter itu sempat mendarat, lalu terbang lagi.
Lalu, saat terbang kembali dari arah barat tampak helikopter terbang menurun lalu jatuh dan terbakar.
"Kejadiannya sekitar jam setengah tiga," katanya dikutip dari Antara.
Menyelamatkan diri

Saksi mata Eka Candra menceritakan, saat kejadian, dirinya melihat 2 kru helikopter berlari keluar.
Setelah itu, terdengar suara ledakan.
"Setelah itu terjadi 3 sampai 4 kali ledakan," tutur dia kepada Kompas TV, Sabtu (6/6/2020).
Tak berselang lama, Tim SAR menyelamatkan dua orang kru helikpoter tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen TNI Nefra Firdaus mengatakan, helikopter dengan nomor registrasi HA 5141 tersebut jatuh saat misi latihan terbang.
Ada sembilan penumpang yang ada dalam helikopter tersebut.
"Helikopter sedang melaksanakan misi latihan terbang di Pusat Pendidikan Penerbang AD, Semarang, Jawa Tengah, sebagai bagian dari program Pendidikan Calon Perwira Penerbang 1," tutur dia.
Pihaknya hingga saat ini belum mengetahui penyebab kecelakaan itu, karena masih dalam proses investigasi.
Nama-nama korban

Dari total penumpang itu, diketahui 5 orang mengalami luka berat dan 4 orang di antaranya meninggal dunia.
Identitas korban sebagai berikut:
1. Kapten Cpn Kadek (MD)
2. Kapten Cpn Fredi (MD)
3. Kapten Cpn Y Hendro (MD)
4. Lettu Cpn Wisnu (MD)
5. Lettu Cpn Vira Yudha
6. Praka Nanang
7. Praka Rofiq
8. Praka Supriyanto
9. Praka Andi
(TribunNewsmaker.com/*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Suara Minta Tolong Bersahutan, Setelah itu Terdengar Ledakan"
dan di Tribunnews.com Korban Terpental & Teriak Minta Tolong, Ini Kesaksian Warga soal Helikopter TNI yang Jatuh di Kendal