Pedagang Positif Covid-19 Nekat Jualan & Tolak Isolasi, Suaminya Yakini Penyakit Disebabkan Setan
Seorang pedagang perempuan di Kelurahan Candi, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah menolak melakukan isolasi dan justru tetap jualan.
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Seorang pedagang perempuan di Kelurahan Candi, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah menolak melakukan isolasi.
Pedagang tersebut dinyatakan positif Covid-19.
Ia justru tetap nekat berjualan dan menolak isolasi.
Petugas medis yang hendak menjemputnya mendapatkan penolakan saat menjemput pasien tersebut.
Pasien itu merupakan pedagang ayam di Pasar Cempaka.
Ia bersikukuh menolak diisolasi.
• Nekat Kabur Tinggalkan Bayinya, Pasien Covid-19 Ini Ternyata Takut Disuruh Bayar Ruang Isolasi VIP
• Kota Solo Disebut Zona Hitam Covid-19, Ganjar Pranowo Heran & Tak Terima: Yang Hitam Itu Bajumu!

Bahkan penolakannya didukung oleh keluarganya.
Sang suami pasien justru malah meyakini penyakit yang diderita istrinya itu disebabkan karena setan, bukan Covid-19.
"Kalau sakit memang sampai sekarang,
(tapi) cuma 4 hari saja (yang benar-benar) sakit,
cuma setan saja itu," seru sang suami yang tak mengizinkan istrinya diisolasi.
Penolakan tersebut membuat petugas medis kewalahan saat menjemputnya.
Ingin tahu seperti apa corona

Sang suami bahkan menantang dan ingin mengetahui seperti apa virus Covid-19.
"Biar mati enggak apa-apa.
Semua manusia itu pasti mati semua.
Seperti apa corona itu,
saya mau tahu," kata suami pasien positif Covid-19.
• Jubir Gugus Tugas Covid-19 Simalungun dan Keluarga Positif Corona: Ini Bukan Aib yang Harus Ditutupi
• Berawal dari Ketidaksengajaan, 1.280 Orang di Secapa AD Ternyata Positif Covid-19 Tak Rasakan Gejala
Hal itu juga diperkuat dengan sikap pasien positif Covid-19 yang kukuh menolak dikarantina.
Sang pasien meyakini dirinya hanya kurang darah.
"Sudah 20 hari (sejak di-rapid test).
Saya enggak sakit apa-apa.
Cuma kurang darah saja kata dokter," ujar si pasien perempuan dalam bahasa daerahnya.
Harus isolasi malah tetap jualan
Petugas pemimpin rombongan tenaga kesehatan dari Puskesmas Kumai, Samsul menjelaskan, mereka memang mengunjungi rumah pasien tersebut Sabtu (11/7/2020).
Namun yang didapati semprotan dari keluarga pasien dan penolakan.
Padahal, mereka bermaksud menyampaikan hasil swab, menjemput untuk karantina di RSSI Pangkalan Bun dan melacak kontak erat pasien positif tersebut.
Samsul mengatakan, pasien sempat memeriksakan diri dan di-rapid test akhir Juni 2020.
• Setelah Pemakaman Ayah yang Wafat karena Covid-19, Dokter Kakak Beradik Meninggal Terinfeksi Corona
• Tersangka Ambil Paksa Jenazah Pasien Corona Dinyatakan Positif Covid-19 & Terancam Hukuman 5 Tahun
Meski sempat menolak, akhirnya pasien itu bersedia ikut tes swab.
Ironisnya, selama menunggu hasil swab, pasien yang diminta mengisolasi diri justru berjualan ayam di Pasar Cempaka Kumai.
"Kami dapat informasi itu, tapi tidak bisa mengeceknya.
Tapi waktu saya tanya apakah istrinya tadi pagi masih berjualan,
si suami menjawab iya," ungkap Samsul.
Minta dukungan gugus tugas

Samsul mengaku kewalahan menghadapi berbagai penolakan pasien.
"Kami minta dukungan dari gugus kabupaten.
Kami di Puskesmas saja rasanya sudah kewalahan,
karena tingkat penolakan yang kami terima sudah mengkhawatirkan, tidak bisa kami paksakan lagi," beber dia.
Ia berharap, pasien Covid-19 menyadari pentingnya isolasi karena kondisinya untuk menekan penularan virus ini. (Tribunnewsmaker/*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tak Izinkan Istri Positif Covid-19 Diisolasi, Suami Yakini Penyakit Disebabkan Setan"
dan di Tribunnews Pedagang Positif Covid-19 Tolak Isolasi & Tetap Jualan, Suaminya Sebut Penyakit Disebabkan Setan