Sosok Sapardi Djoko Damono di Mata Para Mahasiswa dan Dosen FIB UI, Memberi Semangat Berpikir Bebas
Sapardi Djoko Damono meninggal dunia, ini sosok sang sastrawan di mata para mahasiswa, dosen FIB UI
Editor: Talitha Desena
Laki-laki yang akrab disapa disapa Iben ini mengatakan, sosok Sapardi sebagai guru benar-benar menerapkan semboyan Tut Wuri Handayani.
"Sapardi tidak mengekang, membatasi, memberikan semangat mahasiswanya untuk berpikir secara bebas," ujarnya.

Semasa hidupnya, Iben pernah diajar oleh Sapardi pada mata kuliah Kajian Puisi, Sosiologi Sastra, dan Sastra Bandingan.
Saat itu Iben menempuh pendidikan S1 Sastra Indonesia pada 1981.
"Almarhum (juga) pembimbing skripsi saya," ujar Iben.
Iben juga pernah menjadi asisten pengajar Sapardi.
Iben bersama rekannya di FIB UI, Sunu Wasono, membantu Sapardi untuk mengajar sejumlah mata kuliah untuk mahasiswa.
"Saya diajar dan pernah menjadi asisten beliau (Sapardi) untuk menggantikan beberapa mata kuliah yang diajar. Mata kuliah Sastra Bandingan itu warisan Pak Sapardi yang masih ada sampai saat ini," ujarnya.
Selain itu, mata kuliah yang digantikan Iben adalah Sastra Populer, Kajian Puisi, serta Masyarakat dan Kesenian Indonesia.
"Di dunia pendidikan, Sapardi juga melahirkan dosen baru yang berpikiran humanistik dan juga liberal," tambah Iben.

Mantan mahasiswa Sapardi lainnya, Galuh Sakti Bandini (27), juga menganggap Sapardi sebagai guru dan pendidik yang sangat menguasai bidang sastra.
Galuh pernah diajar oleh Sapardi saat menempuh jenjang pascasarjana (S2) Ilmu Susatra FIB UI.
"Waktu Pak Sapardi mengajar, dia bukan pengajar tetap, tetapi dia dosen tamu di pascasarjana," ujar Galuh saat dihubungi Kompas.com.
Sapardi mengajar satu mata kuliah bernama Alih Wahana.
Galuh menyebutkan, Sapardi adalah ahli di bidang Alih Wahana.