POPULER - Heboh Fetish Kain Jarik Libatkan Mahasiswa di Surabaya, Unair Lakukan Investigasi
Pada tulisannya, korban bercerita jika pelaku memaksa lawan bicaranya untuk membungkus seluruh tubuhnya dengan kain jarik.
Editor: Irsan Yamananda
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Belakangan ini media sosial dihebohkan soal dugaan pelecehan seksual yang melibatkan mahasiswa di Surabaya.
Kasus ini menyita perhatian publik.
Bahkan sampai menduduki beberapa trending di Twitter terkait kasus ini.
Kisah ini viral setelah pemilik akun Twitter @m_fikris membagikan kisahnya.
Tweet tersebut ditulis oleh seseorang yang mengaku sebagai salah satu korban pelecehan.
Pria tersebut berani bersuara lantaran tidak ingin ada korban lainnya.
• Cerita Kelam Mahasiswa yang Lakukan Fetish Kain Jarik, Pernah Diarak Seusai Kepergok Berbuat Asusila
• Viral Gilang Fetish Jarik, Banyak Korban Merasa Dilecehkan, Pihak Unair Bongkar Fakta Mengejutkan

Pada awal threadnya, korban menulis judul Predator " Fetish Kain Jarik" Berkedok Riset Akademik dari Mahasiswa PTN di SBY.
Pada unggahannya tersebut, korban turut menyertakan bukti chat.
Ia juga membagikan foto saat dirinya dilecehkan.
Pada tulisannya, korban bercerita jika pelaku memaksa lawan bicaranya untuk membungkus seluruh tubuhnya dengan kain jarik setelah sebelumnya kaki, tangan, mata, serta telinga ditutup menggunakan lakban.
Pelaku berkedok ingin melakukan penelitian ilmiah.
Jika permintaan tersebut tidak dikabulkan, pelaku lantas mengeluarkan ancaman hingga korban merasa tertekan.
Ada dugaan pelaku memiliki fetish membungkus orang lain dengan kain jarik yang menutupi seluruh tubuh korban.
Dilansir dari pemberitaan Kompas.com pada 30 Juli 2020, fetish adalah kesenangan yang didapatkan seseorang sebagai respons objek yang seringkali tidak mengandung unsur seksual.
Orang yang memiliki sikap fetish membutuhkan objek dan benda tertentu di hadapannya, berfantasi seksual dengan objek tersebut, atau digunakan sebagai pasangan agar bisa meraih kepuasan seksual yang maksimal.
Memiliki fetish, hingga saat ini belum dimasukkan sebagai kelainan seksual dan hal ini juga bukanlah sesuatu yang jarang dimiliki seseorang.
Namun jika fetish yang dimiliki sudah membuat diri memaksa dan membuat orang lain merasa tidak nyaman, maka hal itu perlu segera diobati dan mendapatkan tindak lanjut.
Sementara itu dalam twit nya, korban juga telah melaporkan pelecehan pelaku yang disebut berinsial G ke institusi tempat G kuliah.
• Viral Gilang Bungkus Kain Jarik Hingga Intimidasi Korbannya, Ini Pengertian dan Penyebab Fetish
"Untuk pihak @Unair_Official dan @BEMFIBUA ada seorang mengaku sebagai mahasiswa anda dan telah melakukan pelecehan seksual kepada saya dan beberapa orang, mohon untuk ditindaklanjuti," lanjut pemilik akun @M_fikris.
Dalam thread, korban juga menyertakan foto dan video saat dia dibungkus kain jarik, serta percakapan antara dirinya dan G.
Twit itu direspons oleh sejumlah akun yang mengaku pernah menjadi korban G.
Bahasan tentang G menjadi top trending twitter hingga Kamis malam.
Unair buka layanan pengaduan

Saat dikonfirmasi, Kepala Pusat Informasi dan Humas Unair, Prof Suko Widodo menjelaskan pihaknya masih melakukan investigasi tentang tuduhan aksi fetish tersebut.
"Kami sedang investigasi, yang pasti kami tidak akan melindungi aksi pelanggaran disiplin moral mahasiswa," ujar dia.
Dia juga mengaku masih belum berkomunikasi dengan G, mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya semester 10 yang disebut sebagai pelaku kasus pelecehan seksual " Fetish Kain Jarik"
Tak hanya itu, pihak kampus juga belum bisa menghubungi pihak orangtua mahasiswa tersebut.
"Orangtuanya juga belum bisa dikonfirmasi, kami masih terus berusaha," ujar dia.
• Trending, Kronologi Kasus Pelecehan Seksual Gilang Bungkus-membungkus Pakai Jarik, Diduga Fetish
"Komisi Etik Fakultas sedang melakukan investigasi atas kasus ini, jika terbukti bersalah akan disanksi," kata Suko.
Sementara itu, pihak Fakultas Ilmu Budaya Unair mulai membuka layanan pengaduan jika ada masyarakat yang merasa pernah menjadi korban pelecehan seksual sebagaimana twit dari @M_fikris.
Pengaduan bisa disampaikan melalui help center Unair di nomor 081615507016 atau melalui surat elektronik helpcenter.airlangga@gmail.com.
"Fakultas Ilmu Budaya Unair juga membuka layanan konseling kepada para korban.
Identitas korban akan dijamin kerahasiaannya," kata Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unair, Prof Diah Arini Arimbi dalam rilis yang diterima.
Pihaknya menegaskan menentang segala macam bentuk kekerasan seksual, kekerasan fisik maupun perundungan yang berbentuk fisik dan verbal.
"Kami juga akan terbuka menginformasikan perkembangan dugaan aksi pelecehan seksual ini," jelasnya.
Arimbi juga menegaskan, apapun bentuk kegiatan penelitian mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya tidak ada yang mengarah kepada pelecehan seksual, atau praktik-praktik yang merendahkan martabat kemanusiaan.
"Semua penelitian ilmiah di Fakultas Ilmu Budaya tidak ada yang mengarah kepada aksi pelecehan seksual," jelas Arimbi. (Tribunnewsmaker/*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menyoal Fetish Kain Jarik, Pelecehan Seksual yang Libatkan Mahasiswa di Surabaya"
BACA JUGA : di Tribunnews.com dengan judul Heboh Fetish Kain Jarik Libatkan Mahasiswa di Surabaya, Unair Lakukan Investigasi.