Ratusan Wisatawan di Pantai Gunungkidul Tersengat Ubur-ubur Beracun, Ada yang Sampai Sesak Napas
Ratusan wisatawan yang berkunjung di beberapa pantai Gunungkidul, Yogyakarta tersengat ubur-ubur beracun.
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Ratusan wisatawan yang berkunjung di beberapa pantai Gunungkidul, Yogyakarta tersengat ubur-ubur beracun.
Lebih dari 200 wisatawan yang tersengat ubur-ubur.
Ada beberapa yang harus dilarikan ke puskesmas atau klinik.
Di sana mereka mendapatkan perawatan lanjutan.
Mereka yang dibawa ke puskesmas yakni yang kesakitan parah dan sesak napas.
Banyaknya wisatawan yang tersengat ubur-ubur ini diungkapkan oleh Sekretaris SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul, Surisdiyanto.
• Sempat Hilang, 1 Korban yang Terseret Ombak di Pantai Goa Cemara Ditemukan, 3 Orang Masih Dicari
• 7 Orang Terseret Ombak di Pantai Goa Cemara Bantul, 2 Tewas & 5 Masih Dicari, Ini Kronologinya

Diungkapkan Surisdiyanto, sejak Minggu siang, pihaknya menerima wisatawan yang kesakitan karena tidak sengajak memegang ubur-ubur laut atau masyarakat lokal dikenal impes.
Petugas pun mengimbau para wisatawan untuk selalu waspada.
Selain bahaya ubur-ubur, petugas juga mengimbau wisatawan untuk selalu memakai masker selama di pantai.
Total ada 269 orang wisatawan tersengat ubur-ubur.
Terbanyak di Pantai Sepanjang dengan total 72 orang, Pantai Krakal 63 orang, dan Pantai Pulang Sawal atau Indrayanti sebanyak 48 orang.
"Ada empat orang pengunjung yang harus dilarikan ke puskesmas karena kesakitan dan sesak napas," kata Suris saat dihubungi melalui telepon Minggu (9/8/2020).
Ubur-ubur yang biasa muncul merupakan binatang laut yang tergolong ke dalam kelas Scyphozoa.
Tubuhnya yang berbentuk payung berumbai, bisa menyebabkan gatal di kulit jika tersentuh.
Namun, jika tidak kuat bisa menyebabkan sesak napas.
Bentuk ubur-ubur ini bisa menarik perhatian, khususnya anak-anak karena memiliki tubuh transparan dan memiliki rumbai warna biru.
Bentuk warna menarik ini seringkali membuat pengunjung ingin menyentuh hewan ini. Ubur-ubur biasanya terbawa ombak dan terseret ke pasir.
"Warnanya yang unik kadang menarik perhatian pengunjung untuk menyentuh," ucap Suris.
Suris menyebut, pihaknya bersama masyarakat berupaya membersihkan ubur-ubur di kawasan Pantai Kukup agar tidak tersentuh pengunjung.
Ubur-ubur yang dibersihkan kemudian dikubur.
"Kami hanya bisa mengimbau agar wisatawan tidak menyentuh ubur-ubur karena masih banyak di lautan.
Berkunjung ke pantai aman,
asal mematuhi dan mengikuti arahan petugas dilapangan," ucap Suris.
Operasi masker
Selain itu, Tim SAR Sarlinmas bersama pihak terkait juga melakukan penegakan protokol kesehatan Covid-19. Jumlah pengunjung dari 8 pantai wilayah II Gunungkidul tercatat ada 46.350 orang.
Jumlah pelanggar yang dicatat ada 30 orang.
Suris mengatakan, pihaknya bersama instansi terkait melakukan penindakan dan pembbinaan kepada pengunjung yang tidak pakai masker.
Hal ini untuk memutus rantai penyebaran corona dan menerapkan protokol kesehatan.
"Bagi yang tidak menggunakan masker membuat surat pernyataan untuk tidak mengulanginya," kata Suris.
Koordinator SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul Marjono menambahkan, selain ubur-ubur, pihaknya mengimbau agar wisatawan tetap mematuhi protokol kesehatan dalam upaya pencegahan Covid-19, seperti tetap menggunakan masker dan jaga jarak selama berkunjung ke kawasan pantai.
Kasus Lain: Ribuan Ubur-ubur "Menyerbu" PLTU Paiton, Probolinggo

Ribuan ubur-ubur yang terlihat di perairan Probolinggo beberapa waktu lalu "menyerbu" Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton di Kabupaten Probolinggo.
General Manager PT PJB Unit Pembangkitan (UP) Paiton 1-2 Mustofa Abdilah mengatakan, ribuan ekor ubur-ubur terlihat sejak Sabtu (25/4/2020).
"Ribuan ekor ubur-ubur yang terpantau bergerak secara masif dari arah barat sejak dua hari yang lalu," kata Mustafa dalam keterangan yang diterima, Selasa (28/4/2020).
Mustofa mengatakan, kejadian serupa pernah terjadi pada 2016.
UP Paiton telah mempersiapkan sejumlah langkah untuk menghalau ribuan ubur-ubur agar tak mengganggu aktivitas di pembangkit listrik tak terganggu.
Langkah penanganan, kata Mustofa, dilakukan dengan hati-hati dan tidak mengganggu kelestarian biota laut itu.
"Akan dikendalikan dengan tiga lapis pengaman berupa jaring-jaring, yang pertama dipasang di intake kanal tempat masuk air laut yang berfungsi sebagai pendingin kondensor unit pembangkit, jaring ini adalah pengaman pertama untuk mencegah ubur-ubur masuk ke intake kanal," kata Mustafa.
Pengaman kedua, kata dia, dipasang di sekitar pompa. Jaring itu akan mencegah ubur-ubur tersedot ke dalam pompa.
Sedangkan pengaman ketiga dipasang di depan area mesin agar ubur-ubur tak masuk dalam komponen mesin dan mengganggu operasional PLTU.
Selain itu, UP Paiton juga menggandeng nelayan sekitar untuk menangani ubur-ubur itu.
Menggunakan tujuh perahu nelayan, ubur-ubur dijaring menggunakan jala nelayan dan dilepas di tengah laut.
"Kali ini kami lebih siap dan alhamdulillah metode yang telah kami lakukan tersebut terbukti berhasil.
Selain kontinuitas penyediaan tenaga listrik terjaga, yang paling penting adalah metode tersebut harus ramah lingkungan,” ujar Mustofa.
Pada Selasa (28/4/2020) siang, masih banyak ubur-ubur yang terlihat di sekitar kanal intake water UP Paiton.
Terdapat 15 personel yang siaga 24 jam untuk menjaring ubur-ubur agar tak masuk ke dalam kanal intake water. Mereka dibantu beberapa nelayan setempat.
Sementara itu, Direktur Utama PT PJB Iwan Agung Firstantara mengatakan, pihaknya berkomitmen menjaga pasokan listrik meski terdapat serangan dari ubur-ubur.
“Kejadian ini bukan hal yang mudah bagi kami, karena serangan ubur-ubur ini terjadi pada saat pandemi Covid 19 dan di tengah bulan Ramadhan.
Namun, sebagai lini terdepan kelistrikan, kami berkomitmen untuk mengatasi kejadian ini dengan sepenuh hati," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, video viral ubur-ubur yang tak terhitung jumlahnya terlihat di perairan Pelabuhan Tanjung Tembaga dan pelabuhan perikanan pantai di Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo Dedi Isfandi menjelaskan, munculnya ubur-ubur yang jumlahnya tak terhitung di perairan Probolinggo, Selat Madura, terjadi sejak tahun 1970. (Tribunnewsmaker/*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ratusan Wisatawan Pantai Gunungkidul Tersengat Ubur-ubur" dan "Ribuan Ubur-ubur "Menyerbu" PLTU Paiton, Probolinggo"
Baca juga di Tribunnews 200 Lebih Wisatawan di Pantai Gunungkidul Tersengat Ubur-ubur Beracun, Ada yang Sesak Napas