Breaking News:

VIRAL Mie Ayam Harga Rp 3000 Semangkuk Plus Daging & Bakso, Pemilik Mengaku Tetap Mendapat Untung

Warung mie ayam di Klaten ini menjual mie ayam seharga Rp 3000 per mangkuk, ini pengakuannya terkait keuntungan

Editor: Talitha Desena
Tribunjogja/Almurfi Syofyan
Mie ayam seharga 3000 di Yogyakarta 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Siapa yang tidak suka mie ayam?

Mie ayam adalah salah satu kuliner Indonesia yang memiliki banyak penggemar.

Mie ayam murah selalu diburu oleh para pecinta kuliner.

Seperti sebuah warung mie ayam di Klaten satu ini.

Tak tanggung-tanggung, mie ayam ini dihargai Rp.3000 per mangkok!

Padahal, umumnya mie ayam harganya berkisar antara 9 ribu hingga 15 ribu per mangkok.

Baca juga: Bangkrut Jualan Mie Ayam, Suami Nekat Jual Istrinya hingga 6 Kali ke Pria Hidung Belang

Baca juga: VIRAL Roti Sobek Panas yang Dijual Pengusaha di Yogyakarta, Pakai Oven Langsung di Pinggir Jalan

tribunnews
Pak Suro (baju abu-abu) saat menyiapkan pesanan mie ayam Rp3000 di warung miliknya, Minggu (4/10/2020). (Tribunjogja/Almurfi Syofyan)

Bahkan mie ayam di restoran dapat berharga lebih mahal.

Mie ayam Rp.3000 ini ada di warung mie ayam Pak Suro

Warung tersebut berada di Jalan Manisrenggo KM 3, Desa Kebondalem Lor, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Ternyata, Pak Suro berjualan mie ayam sudah sejak 37 tahun lalu.

Warung mie ayam milik Cipto Wiyono atau akrab disapa Pak Suro ini berada persis di tepi jalan Manirenggo-Prambanan, Klaten.

Harganya yang murah membuat mie ayam ini diserbu oleh ratusan warga setiap harinya.

Pantauan Tribunjogja.com di lapangan, Minggu (4/10/2020) sekitar pukul 11.20 WIB tampak sejumlah pengunjung mulai ramai mengantri untuk membeli mie ayam tersebut.

Bahkan beberapa diantaranya ada yang tidak kebagian tempat duduk dan terpaksa menunggu giliran.

Satu mangkuk mie ayam Pak Suro yang dijual Rp3 ribu itu, pembeli dapat menikmati mie kuning, sayur sawi, daging ayam dan empat butir bakso.

Pak Suro mengaku tidak memiliki alasan khusus kenapa dirinya menjual mie ayam dengan harga yang sangat ekonomis tersebut.

"Kalau ditanya alasan ya nggak ada. Saya menjual dengan harga Rp3 ribu ini juga sudah lama sejak tahun 2000 dan dapat untung kok. Nggak rugi," ungkapnya saat berbincang dengan Tribunjogja.com di warung mie ayamnya, Minggu (4/10/2020).

Pria berusia 70 tahun ini mengaku jika dirinya sudah memulai berjualan di lokasi ia berjualan sekarang sejak tahun 1975.

Saat itu, kata pria yang memiliki enam orang anak itu dirinya menjual bakso dengan harga Rp2 ratus per mangkuknya.

Lalu, mulai tahun 1983 dirinya mencoba menjual mie ayam seharga Rp3 ratus.

Menurutnya, harga mie ayam yang ia jual sempat mengalami perubahan sesuai dengan kondisi bahan baku, yakni sempat naik ke harga Rp5 ratus, Rp1 ribu dan Rp2 ribu.

"Tapi sejak tahun 2000 saya jual mie ayam jadi Rp.3 ribu per mangkuk," urainya.

Setiap harinya, dipaparkan Pak Suro, dirinya mulai berjualan sejak pukul 06.00 pagi hingga pukul 17.00 sore.

Dengan menjual harga mie ayam yang murah tersebut, diakui Pak Suro, dagangannya sering dibeli oleh semua kalangan mulai anak sekolahan hingga orang kantoran.

"Kalau pembelinya beragam ya. Semasa anak-anak masih sekolah juga ramai yang membeli," ucapnya.

Merebaknya pandemi Covid-19 di Klaten sejak Maret 2020 tidak mempengaruhi penjualan dari kakek 11 cucu ini.

Ia mengaku penjualan mie ayamnya tetap laris manis di tengah pandemi.

Dalam sehari, kata Pak Suro, ia bisa menjual 20 kilogram mie dan jumlah itu bisa meningkat saat akhir pekan menjadi 30 kilogram.

"Tiap 5 kilo mie itu, saya jadikan 80 mangkok mie ayam. Kalau setiap akhir pekan itu saya bisa habiskan 30 kilogram mie," imbuhnya.

Setelah puluhan tahun berjualan, diakui Pak Suro dirinya juga telah memiliki dua cabang mie ayam yang dikelola oleh anak-anaknya.

"Harganya juga sama yakni Rp3 ribu permangkoknya. Cabang pertama masih di daerah Manisrenggo, lalu ada juga pakai gerobak yang jual juga anak saya," tandasnya. ( Tribunjogja.com | Almurfi Syofyan )

Sebelumnya, Roti Sobek Viral di Yogyakarta

 

Roti sobek panas viral di Yogyakarta
Roti sobek panas viral di Yogyakarta (Dok. roti Nifla via Kompas)

Masyarakat Kota Yogyakarta tengah memiliki kuliner baru yang menarik perhatian.

Kuliner tersebut adalah roti sobek panas dari oven langsung.

Memiliki nama Roti Panas Nifla, roti sobek tersebut selalu ludes terjual.

Roti Panas Nifla dimiliki oleh seorang pengusaha bernama Alfi.

Awalnya, Alfi kesulitan merintis bisnis kuliner di masa pandemi.

Dirinya pun mengalami perjalanan pasang surut.

Hingga Alfi menarik perhatian dengan caranya berjualan roti sobek.

Alfi membawa 5 oven tangkringnya ke tempat jualannya di pinggir jalan.

Sehingga pembeli dapat menikmati sajian roti panas yang langsung keluar dari oven.

Ide kreatif ini disambut sangat baik oleh para pelanggannya.

Kini terlihat warga Yogyakarta antre di gerainya pada pagi hari untuk membawa pulang roti sobek panas.

Perjalanan usaha Roti Nifla

Modal nekat yang dimiliki oleh Alfi ternyata membuahkan hasil.

Usaha roti sobek ini sudah membuahkan sejumlah keuntungan.

“Kalau usaha harus mau pusing, harus mau repot.

Membawa oven kan repot, nah itu harus dijalankan kalau mau bertahan.

Kita mau tampil di pinggir jalan, lalu agar pengunjung bisa menikmati roti panas memang harus repot,” jelas Alfi kepada Kompas.com, Sabtu (10/10/2020).

Roti yang dimasak di tempat jualanya langsung ini dilirik oleh pengunjungnya sebab terlihat unik.

Selain itu, pengunjung jadi bisa menikmati roti manis dan empuk yang masih hangat.

Adonan roti terlebih dahulu dibuat sejak malam hari.

Keesokan harinya langsung dipanggang di tempat jualan agar rotinya tak perlu didiamkan selama berjam-jam atau beberapa malam sebelum dijual.

Asal-usul membuka usaha roti

Alfi bukan orang Yogyakarta. Ia nekat merantau dari kampung halamannya di Pontianak untuk mengadu nasib dan mencoba peruntungan bisnis roti di Yogyakarta.

Sejak kecil Alfi sering kali membantu neneknya membuat kue.

Sehingga ilmu membuat kue itu sudah ia kuasai sejak lama.

“Jadi saya bawa oven dari Pontianak ke Yogyakarta, lima oven dan cuma ada uang 2 juta untuk membuka usaha ini,” jelasnya.

Tekadnya bulat untuk membuka usaha roti sobek ini karena faktor ekonomi keluarga.

Ia harus berjuang di masa pandemi dan menghidupi keluarganya.

Alfi juga merasa bahwa Yogyakarta adalah tempat yang tepat untuk membuka usahanya.

Walapun sebelumnya ia hendak menetapkan pilihan merantau ke Bali.

Namun, karena keadaan tak memungkinkan akhirnya ia memilih untuk membuka gerainya di Yogyakarta.

Tak pakai lama, selama satu minggu di Yogyakarta ia langsung bertindak cepat dan mulai mencari tempat, serta langsung membuka bisnisnya.

“Jadi tanggal 11 Juni saya datang ke Jogja, 12 Juni cari tempat sampai seminggu, akhirnya tanggal 19 Juni Bismillah buka hari pertama,” paparnya.

Pernah menelan rugi

Tak langsung sukses, Alfi mengaku hari pertama ia hanya menjual 6 buah roti panas.

“Pada saat itu cuma bawa 12 roti, tapi cuma laku 6 roti.

Sisanya kita bagi-bagikan kepada orang yang lebih membutuhkan,” jelasnya.

Selama awal berjualan, Alfi kerap membawa pulang rotinya yang tidak terbeli oleh pelanggan.

Ia sering membagikan ke satpam dan orang-orang disekitarnya.

“Ada yang disedekahkan ke yayasan, warga sekitar, anak-anak di lampu merah.

Sampai waktu berjalan kini sudah mulai dikenal masyarakat,” kata Alfi.

Mulai banyak pengunjung

Walaupun awalnya Alfi mengaku sering menelan rugi di masa awal membuka usaha, tetapi dari sana ia mau mendekatkan diri pada pelanggan.

Ia pun mulai dikenal oleh banyak orang.

Ia sering memberikan roti gratis untuk dicicipi pengunjung yang mampir.

Ia mengatakan bahwa harus mengenalkan dulu rotinya agar pelanggan sendiri yang menilai rasa roti.

“Jadi mereka merasa cocok dengan rasa roti kita, mereka datang kembali untuk membeli kedua kalinya atau terus berkali-kali, dan orang-orang itu juga datang karena rekomendasi dari kawan-kawannya,” jelasnya.

Hingga saat ini Roti Nifla miliknya selalu ramai pelanggan.

Alfi selalu menutup gerainya ketika roti sudah habis yaitu sekitar jam 09.00 WIB.

Sehingga pengunjung harus berebut kuota agar tidak kehabisan mulai dari pukul 05.30 WIB hingga 09.00 WIB.

Buka cabang ketiga

Mulai buka usaha pada Juni 2020 dengan modal awal Rp 2 juta, kini Roti Panas Nifla hendak membuka cabang ke-3.

“Sekitar bulan November pengen buka cabang ketiga.

Kalau Tuhan berkehendak Bang Alfi akan buka cabang yang ketiga,” paparnya.

Tingginya minat pengunjung membulatkan keinginan Alfi untuk membuka cabang ke-3.

Ia bersyukur karena kini usahnya semakin besar dan tak mengkhianati jerih payahnya.

Tempat jualan roti sobek ini berada di Jalan Gejayan, tepatnya selatan Bank Mandiri.

Cabang ke-2 di KM 5 Jalan Kaliurang, 100 meter ke arah utara dari McDonald's Kaliurang.

Roti Panas Nifla memiliki aneka varian yaitu isi cokelat, keju, kismis, dan mix dibandrol seharga Rp 14.000.

Kemudian ada roti spesial dengan varian isi keju fillings dan cokelat batangan yang dibandrol seharga Rp 18.000.

Lalu juga ada isi ayam teriyaki, harganya Rp 20.000.

(Tribunnewsmaker.com/*)

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Kenapa Harga Mie Ayam Ini Cuma Rp3 Ribu? Jawaban Penjual 'Dapat Untung Kok. Nggak Rugi dan Pedagang Roti Sobek Oven di Yogyakarta Modal Awal Rp 2 Juta, Kini Mau Buka Cabang Ke-3

Dan di Tribunnews.com, Di Klaten Ada Mie Ayam Harga Rp 3000 Seporsi dengan Daging & Bakso, Pemilik Akui Tetap Dapat Untung

Sumber: Tribun Jogja
Tags:
mie ayamviralKlaten
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved