1 Tahun Pemerintahan Jokowi
POPULER - Rocky Gerung Beri Nilai untuk Joko Widodo: A Buat Kebohongan dan Minus untuk Kejujuran
"A- itu, A buat kebohongan dan minus (-) buat kejujuran," kata Rocky Gerung dalam acara Mata Najwa.
Penulis: Irsan Yamananda
Editor: Irsan Yamananda
Sebelumnya, Rocky sempat blak-blakan mengungkap alasannya sering memberikan kritik pedas pada Presiden Jokowi dalam Podcast di kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored.
Secara tegas, Rocky mengatakan bahwa dirinya tidak ingin memberikan ruang kepada pemerintahan.
Menurut Rocky, jika dirinya memberikan ruang kosong itu, berarti ia memberikan apresiasi pada kekuasaan.
"Soal kritik pada presiden saya memang tidak ingin menyisakan ruang, sebab begitu ruang itu disisakan tadi, seolah memberi applause pada kekuasaan," ujar Rocky Gerung.
Rocky juga menilai bahwa tidak adanya kritikan terhadap kinerja presiden justru akan membuat pendukung presiden berhura-hura.
Utamanya, para pendukung yang tidak memiliki argumen.
"Lalu gerombolan penjilat, kaum fanatik yang tanpa argumen mendukung presiden itu lalu hura-hura," sambungnya.
Baca juga: SIBUK Kritik Jokowi Sampai Lupa Menikah, Rocky Gerung Rupanya Sulit Cari Wanita Tipe Ini
Sebaliknya, Rocky Gerung akan menghargai pendukung Presiden yang mempunyai argumentasi kuat untuk memberikan pembelaan pada Presiden.
"Saya sering bertengkar dengan Akbar, tapi saya lihat Akbar punya kemampuan membela presiden dengan argumentasi, kalau itu saya hormati.
Karena itu saya bisa bertengkar, tapi kalau nggak punya argumen saya nggak bisa bertengkar kan," ucapnya.
Baca juga: Abdul Somad Tanya: Corona Bikin Akal Sehat atau Dungu? Rocky Gerung: Negatif Covid, Positif Stupid
Rocky Gerung menyebut bahwa presiden dipilih berdasarkan dua dukungan.
Kedua dukungan yang dimaksud yakni secara legalitas dan legitimasi.
"Tapi yang lebih penting adalah tentu presiden dipilih dengan dua dukungan yaitu legalitas dan legitimasi.
Legalitas adalah aturan negara atauran hukum, dipilih atau terpilih," ujarnya.
Namun jika dilihat saat itu, Presiden Jokowi justru kurang mendapatkan dukungan legitmasi tersebut.