Breaking News:

Mahfud MD Sebut Tangani Pandemi Covid-19 & Jaga Stabilitas Ekonomi Seperti Gas dan Rem

Mahfud MD mengatakan, pemerintah sudah membuat Peraturan Pemerintah (PP) mengenai penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional (PC-PEN).

Kolase TribunNewsmaker - KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD. 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan, pemerintah sudah membuat Peraturan Pemerintah (PP) mengenai penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional (PC-PEN). Melalui Perpres tersebut, kata Mahfud, penanganan Covid-19 harus berjalan seimbang dengan pemulihan ekonomi nasional.

Mahfud mengatakan, di tengah ketidakpastian situasi, penanganan corona harus dilakukan bersamaan dengan pemulihan ekonomi. Sehingga diharapkan kesehatan masyarakat dan ekonomi terkendali dengan baik.

”Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional itu ibarat rem dan gas. Jangan terlalu cepat yang satu misalnya kita terlalu ngegas agar Covid-19 terus yang dilawan, namun lupa membangun ekonomi ya,” kata Mahfud saat memberi sambutan dalam acara HUT ke-70 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) secara virtual, Sabtu (24/10/2020).

"Jadi ini harus berjalan bersama. Karena apa? Karena dengan PC PEN nanti yang ketiga pendidikan juga akan mulai diatur ke sana. Sehingga pemerintah itu mengatakan PC-PEN itu ibarat rem dan gas," imbuhnya.

Mahfud menuturkan, di kalangan dokter pun kebijakan penanganan Covid-19 tak seragam. Bahkan, di tingkat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) perbedaan tersebut juga sering terjadi.

Ia menyebut, perbedaan itu merupakan hal yang wajar lantaran corona memang membuat seluruh pihak panik.

Baca juga: Naikkan Imun Cegah Penularan, Jubir Satgas Covid-19 Ajak Masyarakat Berpikiran Terbuka & Positif

Baca juga: Hari Dokter Nasional, Anies Baswedan Ungkap Terima Kasih pada Tenaga Medis yang Rawat Pasien Covid

Ilustrasi virus corona atau covid-19.
Ilustrasi virus corona atau covid-19. (SHUTTERSTOCK via Kompas.com)

"Saya minta maaf, di kalangan kedokteran sendiri soal kebijakan menanggulangi Covid-19 ini juga tidak seragam. Ada yang setuju ini, ada setuju itu, dan sebagainya.

Di Bank Dunia kan juga begitu, di WHO, organisasi kesehatan dunia, itu sama-sama sering berbeda satu orang dan orang lain," ujarnya.

"Orang yang sama kadang bicara begini, besoknya beda lagi. Karena memang Covid-19 ini membuat kita panik sekarang ini," lanjutnya.

Untuk itu, kata Mahfud, pemerintah harus mengambil kebijakan yang tegas dalam penanganan Covid-19. Dia menyebut pemerintah membuka diri terhadap kritik dari kebijakan yang diambil.

"Suka tidak suka pemerintah itu harus mengambil kebijakan, jangan ikut-ikutan. Kangan ikut-ikutan panik lalu tidak membuat kebijakan.

Nah, itu lah yang sekarang kita kerjakan dari sudut kebijakan.

Kita perbaiki bersama-sama melalui kritik masukan dan sebagainya yang kemudian diolah secara institusional pemerintahan," ujarnya.

Terima Kasih

Sebelumnya Presiden Joko Widodo menyampaikan terima kasih dan dan apresiasinya atas pengabdian, perjuangan, dan pengorbanan para dokter Indonesia yang berada di garis terdepan dalam pencegahan dan penanganan masalah kesehatan di tanah air.

"Di tengah pandemi ini, masyarakat melihat dan merasakan ketangguhan para dokter memilih jalan sebagai pejuang kemanusiaan, mengorbankan waktu dan tenaga untuk menyelamatkan sesama, membuat yang sakit kembali sehat, dan mengajak yang sehat tetap menjaga kesehatannya," kata Jokowi dalam sambutannya, Sabtu (24/10).

Jokowi juga menyampaikan duka cita atas meninggalnya para dokter yang terpapar virus corona selama bertugas.

Menurutnya, keteladanan dokter di masa pandemi menginspirasi jutaan anak bangsa untuk bersama-sama berjuang mengatasi pandemi virus corona.

Baca juga: Tambah 4.094 Kasus Covid-19, Simak Update Virus Corona Nasional Hari Ini Sabtu 24 Oktober 2020

"Keteladanan yang ditunjukkan dokter di masa pandemi ini telah menginspirasi jutaan anak bangsa untuk saling menolong, saling peduli, bersatu padu meringankan beban, bersama bersinergi mengatasi pandemi dan berjuang bersama untuk pulih dan bangkit," tuturnya.

Menurut Jokowi, perjuangan IDI selama 70 tahun tidak mudah.

IDI tidak hanya memadukan segenap potensi dokter di Indonesia, namun juga mengangkat harkat dan martabat profesi kedokteran hingga mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran.

"Tapi yang sangat mulia adalah meningkatkan derajat kesehatan seluruh masyarakat Indonesia. Saya yakin dalam perjuangan panjang itu IDI tidak bisa sendirian. IDI berada dalam ekosistem yang di dalamnya ada lembaga pendidikan, ada profesi-profesi lain, ada industri dan sebagainya," ujarnya.

Jokowi pun meminta agar tidak ada lagi egosentrisme lembaga kedokteran.

Ia menegaskan seluruh lembaga penting dan dapat berkontribusi untuk isu kesehatan di Indonesia.

"Bekerja dalam ekosistem kesehatan sudah saatnya kita menghilangkan egosentrisme lembaga. Tidak ada lembaga yang lebih penting dari yang lain, yang lebih super dibandingkan yang lain. Semuanya penting, semuanya super jika masing-masing mau bekerja sama," ucapnya.

Catatan Redaksi:

Bersama kita lawan virus corona.

Tribunnews mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.

Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).

(Tribunnews.com/ editor: Hendra Gunawan)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tangani Pandemi Covid-19 dan Jaga Stabilitas Ekonomi, Mahfud MD: Seperti Gas dan Rem

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Covid-19Mahfud MDEkonomi
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved