Gatot Brajamusti Meninggal Dunia di Penjara, Disebut karena Sudah Sakit Sejak Lama & Bukan Covid-19
Mantan Ketua Parfi Gatot Brajamusti meninggal dunia, disebut sudah lama sakit, ini kata juru bicaranya
Editor: Talitha Desena
Sebelumnya, Dalang Ki Seno Meninggal Dunia

Kesenian tradisional Jawa akhir-akhir ini kembali digemari, bahkan hingga kancah nasional.
Sebut saja nama Didi Kempot yang sukses menggaet kalangan anak muda untuk menikmati musik campursari. Dalam bidang wayang, nama Seno Nugroho tak kalah tenar.
Seno mampu mengajak anak muda milenial kembali duduk di alas seadanya untuk menyaksikan pagelaran wayang semalam suntuk.
Bahkan, bagi yang tidak bisa menonton langsung di lokasi, bisa streaming melalui akun YouTube pribadinya " Dalang Seno".
Saat ditemui Kompas.com di Balai Dusun Munggi, Desa Semanu, Kecamatan Semanu, Gunungkidul, Minggu (4/8/2019) malam, Seno sedang duduk di dalam balai dusun, sambil menikmati hidangan yang disediakan panitia.
Saat akan mendekat, seorang penonton membawa kaos PWKS alias Penggemar Wayang Ki Seno Nugroho.
Dari penelusuran di laman Facebook, PWKS memiliki ribuan pengikut, mereka juga terbagi menjadi beberapa koordinator wilayah.
Setelah berbincang sebentar, mereka berfoto dan langsung pergi.
Seno masih menunggu waktu pertunjukan dimulai dan menunggu pembukaan acara yang dibuka Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi.
Sekitar pukul 20.15 WIB, para pemain gamelan dan sinden mulai menabuh gamelan. Puluhan orang mulai mendekati panggung.
Setelah jeda pembukaan dan pemberian goro-goro oleh Immawan sebagai tanda dimulainya pertunjukan, ratusan orang mulai memadati sekitar panggung pertunjukan, sebagian di antaranya anak muda.
Seno menceritakan, kesuksesan menggaet anak muda rela duduk berjam-jam karena dia mendalang dengan bahasa yang sederhana.
“Kami membuat (mementaskan) wayang itu diterima semua kalangan. Wayang identik dengan sastra atau bahasa yang sulit itu kita permudah saja, “ kata Seno Nugroho mengawali perbincangan dengan Kompas.com, Minggu malam.
“Cerita wayang yang simpel karena pada kisah wayang itu ada tuntunan, tontonan, tatanan, dan tatanan. Tuntunan tidak usah berbelit-belit, karena anak muda tidak perlu dengan kalimat halus, mengajarkan sesuatu yang sulit dipahami. Intinya semua dipermudah saja,” ucapnya.