Gisel Penuhi Panggilan Polisi soal Video Syur Mirip Dirinya, Psikolog Analisis Reaksi, 'Pasti Stres'
Psikolog analisis reaksi Gisel terkait video syur mirip dirinya. Sebut down hingga stres.
Editor: ninda iswara
Apakah berkembang nanti kepada yang lain, apakah kemungkinan masih ada penetapan tersangka yang lain," ungkap Kombes Pol Yusri Yunus di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (17/11/2020).
"Untuk video yang ini akan kita panggil lagi khusus, yang kemarin IT sudah memenuhi unsur-unsur semuanya sudah,
IT-nya nanti kita panggil lagi yang untuk masalah Saudari GA ini dengan ada temannya satu yang masih kita lakukan profiling," tambah Yusri Yunus.
Melihat hal tersebut, Gisel pun sempat bereaksi. Sehingga, ia pun tak mampu berkata apa-apa lagi.
"Ikutin aja prosedurnya, sebagai warga negara yang baik datang, kita ikutin aja," kata Gisel, sambil didampingi sang kuasa hukum.
Baca juga: Gisel Bisa Makin Gawat Jika Hal Ini Terjadi Walau Sudah Menyangkal, Ahli Hukum: Penyidik Punya Cara
Baca juga: Ada Apa Dengan Gisel? 5 Jam Diperiksa Polisi, Keluar Mendadak Teriak & Tutupi Wajahnya dengan Tangan
Wajahnya sempat tampak gugup. Bahkan Gisel langsung bergegas meninggalkan wartawan yang berkumpul.
Meski begitu, reaksi Gisel menuai sorotan dari psikolog, Joyce Manurung.
Menurut sang psikolog, ada banyak perasaan campur aduk di dalam diri Gisel.
Mulai dari rasa malu, merasa diintimidasi hingga perasaan bersalah.
"Orang yang tidak merasa bersalah dan tidak bertujuan memasarkan video itu di publik, pastinya muncul merasa malu,"
"Kalau kita perhatikan, ada orang-orang yang akan terus diintimidasi, lalu ada perasaan bersalah," papar sang psikolog.
Jika perasan-perasaan tersebut tidak berhasil dikontrol dengan baik oleh Gisel, sang psikolog mengungkapkn bahayanya.
"Ketika hal ini tidak terkelola, tidak mendapat support dari orang sekitar, maka akan muncul sifat yang disebut ketegangan, kemudian tekanan emosional atau stres," papar Joyce Manurung.
Bahkan, disebutkan sang psikolog, stres yang mungkin dialami Gisel ini akan berlangsung lama.
"Umumnya stres itu akan bertahan lama sepanjang kasus ini akan berlangsung," tambah sang psikolog.
