Soal Anggaran di Kemensos, Tri Rismaharini Kaget Lihat Jumlahnya, Ungkap Cara Cegah Tindakan Korupsi
Tri Rismaharini kaget lihat anggaran di Kemensos, 'Uangnya buanyak sekali!'
Editor: ninda iswara
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kini jadi Menteri Sosial, Tri Rismaharini kaget lihat jumlah anggaran di Kemensos. Beberkan cara untuk mencegah tindakan korupsi.
Menteri Sosial Tri Rismaharini mengaku kaget dengan anggaran Rp 1,3 triliun yang digunakanuntuk perbaikan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) pada 2021.
"Yang aku kaget itu duitnya buanyak sekali!" ujar Risma saat diwawancarai wartawan di Surabaya (25/12/2020).
Risma pun berupaya untuk mengontrol keuangan Kemensos baik dari APBN maupun Non-APBN.
Ke depan Risma ingin menciptakan sistem elektronik untuk mencegah terjadinya permainan anggaran.
Tri Rismaharini mengaku memiliki cara khusus yang nantinya akan diterapkan guna mencegah terjadinya tindakan korupsi di lingkungan Kemensos.
Baca juga: Kini Jadi Mensos, Risma Curhat saat Jadi Walkot Surabaya, Pernah Diteror Ular hingga Diancam Dibunuh
Baca juga: Jadi Menteri Sosial, Tri Rismaharini Tak Mau Ubah Kebiasaan Ini, Pegawai Kemensos Diminta Tak Kaget

Risma mengaku masih harus mendiskusikan langkah tersebut di kalangan internal agar dapat berjalan baik nantinya.
Menteri Sosial Tri Rismaharini menegaskan bantuan sosial tunai mulai Januari 2020 akan langsung diantar petugas ke alamat masing masing penerima tanpa harus mengambilnya ke kantor pos.
Menurut Risma, program bantuan sosial tunai yang biasanya dapat diambil masyarakat di kantor pos kini akan diantar langsung oleh petugas pos ke alamat penerima bantuan, tanpa masyarakat harus berbondong-bondong ke kantor pos.
Kedepan bantuan sosial tersebut tidak akan diberikan dalam bentuk cash tunai ataupun sembako, namun akan ditransfer ke nomor rekening penerima bantuan ataupun diantar langsung oleh petugas ke alamat penerima.

Tri Rismaharini tak mau ubah kebiasaan ini meski sudah jadi Mensos
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini alias Risma bercerita tentang kebiasaannya selama menjadi Wali Kota Surabaya.
Yakni terkait dengan mobil pengawal yang biasa membuka jalan bagi pejabat atau disebut voorijder, hingga kebiasaan masuk paling pagi hingga pulang paling malam.
Pengalaman Risma tersebut disampaikan kepada para pegawai Kemensos saat acara sertijab Menteri Sosial di Kantor Kemensos, Salemba, Jakarta Pusat, Rabu (23/12/2020).
Risma bahkan mengaku akan tetap menerapkan kebiasaan yang sama saat bertugas sebagai Mensos.
Mobil Pengawal di Belakang
Baca juga: Juliari Batubara Buka Suara Isu Gibran di Dana Bansos, Merespon Risma Mensos Baru Tak Salah Pilih
Baca juga: Belum Percaya Kini Resmi Jabat Menteri Sosial, Risma Merasa Dirinya Masih Wali Kota Surabaya

Risma meminta mobil pengawal yang biasa membuka jalan bagi pejabat atau disebut voorijder berada di belakangnya di saat blusukan.
Hal itu sudah menjadi kebiasaan Risma ketika menjadi Wali Kota Surabaya selama 10 tahun.
Risma pun memaparkan alasan mengapa mobil pengawal harus di belakang mobil yang ditumpanginya.
Risma mengaku, tidak ingin mengubah kebiasaan itu.
Alasannya, dia kerap blusukan secara tiba-tiba.
Risma juga kerap berhenti ketika melihat ada orang yang kesusahan di pinggir jalan.
Kebiasaan itu tidak akan diubah, meski Risma kini menjabat sebagai Mensos.
"Saya ngomong nanti voorijder-nya (mobil pengawal) di belakang.
Kenapa? Soalnya saya kalau lihat sesuatu saya berhenti," cerita Risma saat memberi sambutan pada acara sertijab Menteri Sosial di Kantor Kemensos, Salemba, Jakarta Pusat, Rabu (23/12/2020), dikutip dari Tribunnews.com.
"Pernah di sini saya sampai muter tiga kali. Orang itu kenapa ya? Tidur deket sampah.
Muter sampai 3 kali aku enggak kuat, enggak bisa, aku turun.
Kenapa? Ternyata dia kelaparan," sambungnya.
Risma menceritakan, kendaraan voorijder kerap meninggalkannya saat dirinya tiba-tiba berhenti di tengah jalan untuk blusukan.
Sehingga, dirinya meminta agar kendaraan voorijder berada di belakang, demi menyesuaikan pergerakan dirinya saat blusukan.
"Makanya nanti kalau voorijder-nya di depan, saya berhenti, ketinggalan voorijder-nya.
Ini karena memang saya tidak mau berubah. Saya pengin tetap jadi Risma," ucapnya.
Baca juga: Perjalanan Karir Tri Rismaharini, dari PNS, Wali Kota Surabaya hingga Mensos, Banyak Penghargaan
Baca juga: Pesan Tri Rismaharini yang Ditunjuk Jadi Mensos, Tak Lupakan Warganya, Klaim Bawa Surabaya Mendunia
Datang Paling Pagi, Pulang Paling Malam
Tidak hanya itu, Risma juga menyampaikan bahwa dirinya akan datang paling pagi selama menjabat sebagai menteri.
Risma mengatakan kebiasaan tersebut telah dilakukannya sejak duduk di bangku sekolah hingga menjabat Wali Kota Surabaya.
"Teman-teman enggak usah kaget kalau saya datangnya pagi sekali.
Itu sudah kebiasaan dulu kala sejak sekolah," akunya.
Risma meminta jajaran Kemensos untuk tidak sungkan kepada dirinya yang akan tiba paling pagi.
Bagi Risma, yang penting jajarannya tidak datang terlambat dalam menjalankan tugas.
"Enggak usah sungkan teman-teman. Kalau teman-teman datangnya, yang penting enggak terlambat, itu enggak masalah," kata Risma.
"Enggak usah sungkan sama saya.
Di kantor itu, saya bakal datang paling pagi, pulang paling malam.
Kalau waktunya selesai terus pulang, ya enggak apa-apa," tambahnya.
Dirinya mengaku tidak akan mengubah kebiasaannya tersebut, demi menjalankan tugas memenuhi kesejahteraan masyarakat.
"Mohon maaf, karena saya enggak mau berubah.
Saya ingin tetap jadi Risma," paparnya. (KompasTV/Sadryna Evanalia/Fadhilah)
Artikel ini telah tayang di KompasTV dengan judul Risma: yang Aku Kaget Itu Duitnya Buanyak Sekali! dan Cerita Risma yang Tak Mau Ubah Kebiasaannya, Pegawai Kemensos Diminta Jangan Kaget