Breaking News:

Sosok

Sosok Mayjen Kosasih, Dulu Marbot dan Kuli Kini Jadi Panglima Disegani, Berjuluk 'Jenderal Santri'

Dalam podcast TNI yang tayang di kanal YouTube Kodam Siliwangi, Mayjen Kosasih menceritakan kisah inspiratif yang menjadi asal usul dari julukannya.

YouTube Kodam SIliwangi dan Instagram @jenderalsantri
KISAH MAYJEN KOSASIH - Kolase potret Mayjen Kosasih diambil dari YouTube Kodam Siliwangi dan Instagram @jenderalsantri. Mayjen Kosasih ungkap kisah kehidupannya 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Mayjen Kosasih baru saja dilantik menjadi Pangdam III/Siliwangi pada Jumat (31/6/2025) lalu.

Mayjen Kosasih ditunjuk menggantikan Mayjen Dadang Arif Abdurachman yang dirotasi ke Pati Mabes TNI AD.

Di kalangan TNI, Mayjen Kosasih dikenal dengan julukan 'Jenderal Marbot' atau 'Jenderal Santri'.

Julukan itu didapatkannya bukan tanpa alasan.

Dalam podcast TNI yang tayang di kanal YouTube Kodam Siliwangi, Mayjen Kosasih menceritakan kisah inspiratif yang menjadi asal usul dari julukannya.

Menurutnya, julukan itu ia dapat karena pernah menjadi marbot di masa sekolah.

Baca juga: Sosok Ahrie Sonta Nasution, Ajudan Prabowo Naik Pangkat Jadi Jenderal, Gantikan Tugas Teddy Wijaya

KISAH MAYJEN KOSASIH - Kolase potret Mayjen Kosasih diambil dari YouTube Kodam Siliwangi dan Instagram @jenderalsantri. Mayjen Kosasih ungkap kisah kehidupannya
KISAH MAYJEN KOSASIH - Kolase potret Mayjen Kosasih diambil dari YouTube Kodam Siliwangi dan Instagram @jenderalsantri. Mayjen Kosasih ungkap kisah kehidupannya (YouTube Kodam Siliwangi dan Instagram @jenderalsantri)

"Kebetulan saya dari mulai SMP sampai SMA jadi marbot," ungkap Mayjen Kosasih dikutip dari YouTube Kodam Siliwangi pada Selasa (14/10/2025).

Awalnya, Mayjen Kosasih tinggal di Desa Kadug Kacang, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang.

Kosasih tinggal di kampung hingga duduk di bangku kelas 6 SD.

Setelahnya, ia pindah ke Jakarta untuk mendapat pendidikan yang lebih baik.

"Saya pikir kalau di kampung terus, daerah itu SMP-nya jauh, apalagi SMA harus ke kota.

Jarak dengan kota sebenarnya nggak jauh cuma 20 kilo aja, tapi kan zaman dulu mobil masih jarang.

Biasanya kita kalau ke kota naik sado (delman)," kenang Mayjen Kosasih.

Setelah pindah di Jakarta, Mayjen Kosasih hidup di rumah kontrakan bersama orangtuanya.

"Di Jakarta kebetulan rumah orangtua masih ngontrak dekat masjid."

Halaman 1 dari 3
Tags:
Mayjen KosasihTNI ADYouTube
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved