TANGIS Ayu Pecah, 5 Keluarganya Jadi Korban Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182: Sudah Qadar Allah
Tangis Sri Rahayu pecah tatkala lima anggota keluarganya jadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya SJ 182.
Editor: Vega Dhini Lestari
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Tangis Sri Rahayu pecah tatkala lima anggota keluarganya jadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya SJ 182.
Sri Rahayu (38) tak kuasa menitikan air matanya usai keluar dari Posko Crisis Center Sriwijaya SJ 182 di Terminal 2D Bandara Soekarno Hatta (Soetta).
Sebab lima dari anggota keluarganya itu tercatat sebagai penumpang Pesawat Boeing 737-500 Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ 182 rute Jakarta - Pontianak.
"Keluarga saya ada lima (yang jadi penumpang-red). Tante saya, anaknya, menantu, cucu dan ibunya," kata wanita yang datang bersama sang anak dan suaminya itu di Terminal 2D Bandara Soetta, Tangerang, Sabtu (9/1/2021).
Ayu, sapaan akrab bagi wanita tersebut sempat melakukan komunikasi jarak jauh berupa video call saat kelima korban pesawat itu tiba di Bandara Soetta.

Para korban itu tiba di Jakarta hanya melakukan transit sementara waktu di Jakarta sebelum melakukan perjalanan ke Pontianak.
"Saya video call hampir sekitar setengah jaman karena kan saya enggak bisa ke hotelnya mereka nginep di hotel kawasan Slipi, karena saya di Bekasi mau ke Slipi itu jauh untuk menyamper mereka. Jadi saya bilang kalau misalnya hari Minggu berangkat bisa ke Bekasi dulu Sabtunya, tapi mereka berangkat di hari Sabtu," ucap lirih Ayu.
Ayu bercerita dalam komunikasi jarak jauhnya itu, para korban sempat menyampaikan permintaan maaf kepadanya karena tak sempat bertemu secara langsung.
Dirinya pun memberikan jawaban untuk dapat bertemu dengan para korban di lain waktu kemudian.
Tak disangka, saat pesawat sudah lepas landas, Ayu menyaksikan tayangan sebuah televisi swasta tentang pemberitaan pesawat Sriwijaya Air yang hilang kontak dengan rute Jakarta - Pontianak.
Baca juga: Bak Firasat, Pramugari NAM Air Tulis Pesan Pilu Sebelum Sriwijaya Air SJ 182 Jatuh: Finally Finished
Baca juga: CURHAT Pramugari Garuda Sisi Asih Setelah Sriwijaya Air SJ182 Jatuh: Walaupun Harus Bertukar Nyawa
"Saya juga dengar kabarnya itu tahunnya ya sore dari TV. Pas kita lihat ternyata ada pesawat ke Pontianak yang jatuh, saya sama anak saya coba cari di google nama-nama keluarga saya ada enggak, ternyata ada lima-limanya itu," ungkapnya.
Ayu menjelaskan kedatangan dari kelima korban tersebut ke Jakarta hanya untuk melakukan transit sementara waktu sebelum melakukan penerbangan ke Pontianak.
Sebab, sang sepupuh yang bernama Rizki Wahyudi bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil yang mendapat perpindahan tugas ke Pontianak.
"Dia itu PNS ditugaskan di Kalimantan, dari Kalimantan dia jemput ibunya di Pangkalpinang. Dari Pangkalpinang karena di Pangkalpinang itu test swab mahal seharga Rp 2 juta ke atas, jadi mereka test swab-nya di Jakarta. Jadi mereka mampir ke Jakarta itu untuk test swab berlima," kata Ayu.
"Dari hasil test swab itu rencananya mereka nunggu ke Kalimantan itu, tapi karena tes swabnya cuman berlaku dua hari dan langsung keluar, jadi tahu-tahunya mereka berangkatnya hari Sabtu," lanjutnya.

Ia pun mengaku telah mengikhlaskan peristiwa nahas pesawat Sriwijaya Air yang jatuh usai lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta.
"Setelah melihat berita di TV ada puing, ada potongan itu yang enggak mungkin, sudah Qadar Allah. Kita ikhlas saja, yang pasti kita nunggu saja dari pihak Sriwijaya dari Bandaranya gimana, kita sudah ikhlas," tangisnya.
Berikut data keluarga dari Ayu yang melakukan penerbangan dengan Pesawat Boeing 737-500 Sriwijaya Air dengan nomor rute penerbangan Jakarta - Pontianak.
1) Rizki Wahyudi (dewasa)
2) Arkana Nadhif Wahyudi (bayi)
3) Rosi Wahyuni
4) Indah Halima Putri
5) Nabila Anjani.
Pramugari NAM Air Tulis Pesan Pilu Sebelum Sriwijaya Air SJ 182 Jatuh
Tulisan dan unggahan 'Finally finished' menjadi salah satu Pesan Terakhir Sang Pramugari Sriwijaya Air Bikin Pilu, Oke Dhurrotul Jannah.
Istilah, malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat raih dialami Oke Dhurrotul Jannah, yang ikut dalam penerbangan Sriwijaya Air, yang jatuh di kawasan Pulau Laki Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021).
Sebab, awalnya Oke Dhurrotul Jannah memang hendak terbang dengan Rute Jakarta-Pontianak dengan pesawat Nam Air.
Namun, karena beberapa hal, Oke Dhurrotul Jannah yang sejatinya pramugari NAM Air ini kemudian diperbantukan di Sriwijaya Air, sehingga dia mengikuti penerbangan Sriwijaya Air SJ182 dengan Rute Jakarta-Pontianak Sabtu pukul 14.40 WIB tersebut.
Sementara itu, kabar duka datang dari pontianak, sebab selebgram yang juga Make Up Artis (MUA) Andi Syifa Kamila juga menjadi korban dalam peristiwa pesawat Sriwijaya Air jatuh tersebut.

Kembali ke Oke Dhurrotul Jannah, pramugari Nam Air yang ikuti Sriwijaya Air. Banyak pesan-pesan terakhir yang membuat keluarga dan kerabatnya Pilu.
Seperti diketahui Oke Dhurrotul Jannah adalah sosok yang ceria, suka membantu dan selalu care kepada orang lain. Sikap ini dia tunjukkan dalam keseharianya yang ceria.
Seperti diketahui, Oke Dhurrotul Jannah menumpang Sriwijaya Air sebagai ekstra kru.
Sebagai tambahan, maskapai NAM Air masih berada di dalam grup yang sama dengan Sriwijaya Air.
Namun, Satu hari sebelum ikut dalam penerbangan Sriwijaya Air itu, pramugari cantik itu sempat menambahkan cerita pada instagram pribadinya.

"The Best Time for New Beginning is Now" tulis @okedhurrotuljannah pada gambar yang diunggahnya.
Kemudian dia mengunggah gambarnya tersebut ia juga membuat sebuah papan petunjuk yang menunjuk ke segala arah dengan berbagai tulisan, seperti paradise, work, family, love, home sweet home, life, dan hope.
Selanjutnya dalam unggahan terakhir Insta Story Oke Dhurrotul Jannah, pramugari kelahiran 1998 itu cukup menyentuh hati.
Apalagi ia juga menambahkan tulisan "Finally finished" dan stiker hati.
Memang, Oke Dhurrotul Jannah aktif sosmed, hal itu terlihat pula, beberapa jam sebelum lepas landas, ia juga sempat mengunggah Insta Story berupa jalan yang mirip dengan jalan menuju ke Terminal 2, Bandara Soekarno-Hatta dan di sisinya seperti tempat parkir inap kendaraan di bandara tersebut.
Ia sempat membubuhkan sebuah kutipan dari Napoleon Hill yang berbunyi, "If you cannot do great things, do small things in a great way (Jika Anda tidak dapat melakukan hal-hal hebat, lakukanlah hal-hal kecil dengan cara yang hebat)."
===
Nasib sang Make Up Artis Andi Syifa Kamila
Sementara itu, Andi Syifa Kamila adalah satu di antara 62 penumpang Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak, Sabtu (9/1/2021).
Pesawat yang lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Bandara Supadio, Pontianak, itu hilang kontak pada pukul 14.40.
Andi Syifa Kamil atau Syifa Mila adalah selebgram Pontianak dengan jumlah pengikut 59 ribuan.
Dia juga sebagai make up artist (MUA).
Paman Syifa Mila, Vindo, membenarkan nama Andi Syifa Kamila adalah sepupunya yang merupakan penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak.
Terpantau pada story akun instagram @syifamilaa mengunggah beberapa aktivitasnya, mulai dari dirinya membeli oleh-oleh, dan berbagai promosi dan yang terakhir sedang mencicipi kue.
“Iya saya tadi pantau insta story Instagram-nya, sebelum berangkat ke Pontianak. Sekarang belum ada kabar dari Bandara,” kata Vindo saat dihubungi Tribunpontianak.co.id, Sabtu.
Ia mengatakan sebelumnya memang sudah dapat berita bahwa sepupunya tiba-tiba mau pulang ke Pontianak.
Menurut dia, saat ini ada keluarga yang sedang menunggu di Bandara Internasional Supadio.
Seperti diketahui, Sriwijaya Air SJ182 Rute Jakarta-Pontianak jatuh di kawasan Pulau Laki Kepulauan Seribu, sesaat setelah lepas landas atau 4 menit dari Bandara sekitar pukul 14.40 WIB.
Total ada 62 penumpang termasuk Pilot, Kopilot dan Kru Persawat. Sejauh ini pihak Basarnas, kepolisian dan TNI melakukan pencarian di lokasi kejadian.
(Wartakotalive/Rizki Amana/Sripoku.com)
Sebagian artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Tangis Ayu Meledak di Bandara, 5 Keluarganya Menjadi Korban Pesawat Jatuh Sriwijaya Air SJ-182 dan di sripoku.com dengan judul 'Finally finished' Pesan Terakhir Oke, Pramugari Sriwijaya Air Bikin Pilu, Make Up Artis Juga Korban