Ibu Pratu Dedi Hamdani Pingsan & Nangis Lihat Jenazah Anak, 'Dia Telpon Tiga Kali Tak Saya Angkat'
Tangis Ibu Pratu Dedi Hamdani pecah melihat jenazah anaknya di rumah duka, sesalkan momen terakhir dengan anak yang tak tergapai
Editor: Talitha Desena
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Pratu Dedi Hamdani, prajurit TNI Angkatan Darat yang gugur di Papua, jenazahnya tiba di rumah duka.
Tangis pecah keluarga mengiringi pemakaman Pratu Dedi Hamdani tewas akibat baku tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata, di Intan Jaya, Papua.
Sang ibu, Sarmiati tak kuasa menahan tangis hingga pingsan saat mengantar anaknya ke tempat peristirahatan terakhir.
Dari pantauan Kompas.com, sang ibu beberapa kali jatuh pingsan saat berjalan menuju tempat peristirahatan.
Tak hanya itu, saat Sarmiati tersadar dari pingsannya, Sarmiati kemudian meronta-ronta, ingin mendekati peti jenazah alamarhum anakannya.
"Jangan halangi saya, saya mau melihat dia dikubur," ucap Sarmiati saat mencoba menembus barisan TNI saat upacara pemakaman militer berlangsung.
Sebelumnya, Sarmiati menuturkan, ia bersedih lantaran tidak sempat mengangkat telpon anaknya yang terakhir kali.
Baca juga: Perasaan Tak Karuan Ayah Pratu Dedi Hamdani Dapat Firasat sebelum Anaknya Gugur Ditembak KKB Papua
Baca juga: KISAH Pilot Cantik Dinikahi Pratu TNI, Tak Peduli Pangkat & Gaji Suami: Derajat Tiap Manusia Sama

"Yang buat saya sedih itu, pas malam Jumat kemarin, dia nelepon sebanyak tiga kali, tapi saya waktu itu sedang shalat di mushalla," kata Sarmiati.
Dalam diri Sarmiati, penasaran pesan apa yang akan disampaikan anaknya itu.
"Saya coba telpon balik, tapi ndak aktif handphonenya, nah itu saya sangat penasaran mungkin pesan apa yang ingin disampaikan, sebelum meninggal itu," kata Sarmiati.
Sarmiati yang tak tahan membendung linangan air mata itu, tak kuasa mengingat kenangan bersama anaknya itu. Salah satu kenangan yang dia ingat saat alamarhum Hamdani mencuci bajunya.
"Anaknya baik sekali, dia sering cuci baju saya, padahal saya tidak pernah suruh.
Kan tidak banyak anak remaja yang mau cuci baju ibunya, malahan anak muda sekarang banyak pakaiannya yang masih dicuci orangtuanya," kata Sarmiati.
Ayah Pratu Dedi Hamdani Dapat Firasat

Tak pernah terpikirkan dalam benak Muhdin (50) akan mendapatkan kabar buruk terkait anaknya, Pratu Dedi Hamdani.
Pratu Dedi Hamdani gugur dalam tugasnya sebagai prajurit TNI setelah ditembak secara membabi buta oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.
Tentu saja, kabar yang diterima Muhdin melalui sambungan telepon Jumat (22/1/2021) ini bak petir di siang bolong.
Muhdin (50), tak kuasa menahan tangis setelah mendapat kabar putranya, Pratu Dedi Hamdani, gugur saat kontak senjata dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kabupaten Intan Jaya, Papua.
"Saya waktu itu sedang menyabit rumput terus ada keluarga yang memanggil ada telepon masuk, dapat kabar anak saya meninggal," kata Muhdin kepada Kompas.com di kediamannya, Desa Plambek, Lombok Tengah, Sabtu (23/1/2021).
Muhdin syok, perasannya tidak keruan.
"Perasaan saya sudah tidak keruan, sedih sekali, memang sebelumnya saya ada firasat mimpi," kata Muhdin.
Muhdin mengenang momen paling berkesan bersama anaknya. Saat itu, ia mengantar Dedi untuk menjalani tes masuk TNI di Singaraja, Bali.
"Yang saya ingat itu, waktu mengantar dia tes di Bali, terus bensin kami habis," kata Muhdin.
Dedi, kata dia, memiliki tekad yang kuat untuk menjadi prajurit TNI.
Hal itu terlihat dari motivasi dan latihan yang dijalani anaknya sebelum menjalani tes masuk menjadi prajurit.
suasana rumah duka almarhum Pratu Hamdani
"Memang dia niatnya keras menjadi TNI, sejak kecil memang itu cita-citanya, dia latihan selalu latihan gigih," kata Muhdin.
Pratu Dedi Hamdani pernah mengikuti tes masuk kepolisian, tetapi tidak lolos. Setelah itu, ia mencoba mengikuti tes sebagai anggota TNI, tetapi juga tak lolos.
Pratu Dedi Hamdani baru lolos saat mencoba kedua kalinya mengikuti tes sebagai anggota TNI.
Sebelumnya, kelompok kriminal bersenjata (KKB) menyerang Pos Titigi di Kabupaten Intan Jaya, Papua, Jumat (22/1/2021).
Dalam penyerangan di Pos Titigi itu, Pratu Roy Vebrianto gugur karena tertembak di dada kanan.
Suriastawa mengatakan, Pratu Dedi yang bertugas di Pos Hitadipa itu berusaha mengejar kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang berada di hutan.
Tetapi, Pratu Dedi gugur karena ditembak KKB saat pengejaran itu.
"Korban ditembaki secara membabi buta dari arah ketinggian di hutan yang terletak antara Kampung Sugapa Lama dan Kampung Hitadipa," kata Suriastawa lewat keterangan tertulis, Jumat.
(Kompas.com/Kontributor Lombok Tengah, Idham Khalid)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ibunda Menangis dan Pingsan di Pemakaman Pratu Dedi Hamdani: Jangan Halangi, Saya Ingin Melihat Dia dan "Terima Kabar Putranya Gugur di Papua, Ayah Pratu Dedi Hamdani: Perasaan Saya Tidak Keruan..."