Kisah Putra Siregar: Sekolah Dibiayai Guru, Tak Pernah Bertemu Ibu, Beri Uang 1 M ke Atta Halilintar
Putra Siregar ceritakan perjalanan hidupnya yang ternyata penuh perjuangan hingga akhirnya sukses dan tajir melintir di usia muda.
Penulis: ninda iswara
Editor: Talitha Desena
Reporter : Ninda Iswara
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Putra Siregar ceritakan perjalanan hidupnya yang ternyata penuh perjuangan hingga akhirnya sukses dan tajir melintir di usia muda.
Sosok Putra Siregar kini tengah menjadi perbincangan.
Pengusaha muda sekaligus Youtuber ini mencuri perhatian setelah memberikan hadiah pernikahan untuk Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah.
Putra Siregar mengirim uang sebanyak dua kantong plastik sampah besar.
Kantong plastik berisi uang tersebut ia taruh di depan pagar rumah Atta Halilintar.
Putra Siregar menaruhnya secara diam-diam hingga membuat calon suami Aurel Hermansyah kebingungan.
Atta Halilintar pun menelepon sejumlah koleganya untuk mencari tahu siapa yang mengiriminya uang.
Baca juga: PROFIL Putra Siregar, Hadiahi Atta Halilintar Uang 2 Kantong, Sumber Penghasilan Berlimpah, Mulia!
Baca juga: TERKUAK Sosok Pengirim Uang 2 Kantong Plastik untuk Atta Halilintar & Aurel, Hadiah Jangan Ditolak
Sempat tak ada yang mengaku, Putra Siregar akhirnya datang ke rumah Atta Halilintar dan mengatakan yang sebenarnya.
Ternyata ia lah yang memberikan uang dengan jumlah Rp 1 miliar sebagai hadiah pernikahan Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah.
Kesuksesannya tak ia dapat secara instan, begini perjalanan Putra Siregar yang sempat merasakan pedihnya hidup.
1. Tak pernah bertemu ibu
Putra Siregar ternyata menyimpan cerita pedih di masa kecil.
Pria kelahiran Medan ini berasal dari keluarga broken home.
Sejak kecil, ia tak tinggal dengan kedua orangtuanya.
Bahkan sampai saat ini, Putra Siregar belum pernah melihat paras sang ibu.
"Saya ini berasal dari keluarga, bagaimana ya, 'broken home' (menyebutnya). Saya enggak tinggal sama keluarga dari kecil dan saya enggak pernah lihat paras ibu saya sampai sekarang," ujar Putra Siregar, seperti yang TribunNewsmaker.com kutip dari Tribun Seleb.
Belum pernah bertemu, Putra Siregar berusaha mencari sang ibu.
Namun ia sempat mendengar kabar kalau ibunya sudah meninggal dunia.
"Saya terus cari karena kan katanya surga di bawah telapak kaki ibu tapi ya gimana, saya belum pernah ketemu. Kabar terakhir (malah ada yang bilang ibu saya) sudah meninggal," lanjutnya.
2. Hidup di jalanan
Tak tinggal dengan orangtua, Putra Siregar mengaku sejak kecil ia hidup di jalanan.
Bahkan untuk bertahan hidup, ia harus mencari uang sendiri dengan mengamen, menyemir sepatu, dan kerja serabutan lain.
"Dari kecil saya hidup di jalanan. Untuk bertahan hidup saya nyemir sepatu, ngamen, dan hal lain agar bisa makan," ujar Putra Siregar.
Tak pernah bertemu ibu kandungnya, Putra Siregar mendapat kasih sayang dari seorang wanita yang dianggapnya sebagai ibu angkat.
"Saya dapat kasih sayang itu dari wanita yang saya anggap sebagai ibu angkat, dia saya anggap orangtua," lanjutnya.
Hidup di jalan dan sering menahan lapar, pengusaha berusia 27 tahun ini sempat diberi uang sebesar RP 10.000 oleh seorang pria bernama Bapak Nando.
Bapak Nando memberikan uang tersebut sekitar 20 tahun lalu ketika lebaran.
"Selain ibu angkat, ada satu orang yang saya ingat betul sampai detik ini, namanya bapak Nando. Dia yang memberikan saya uang Rp 10.000 saat lebaran. Kejadiannya ya 20 tahun lalu kira-kira, setelah Salat Id," papar Putra Siregar.
3. Sekolah dibiayai guru
Tak tinggal bersama orangtua, Putra Siregar mencari uang sendiri untuk membayar sekolah.
Uang tersebut ia dapat dari hasil bekerja atau diberi oleh orang.
Ia pun sering menahan lapar karena memilih memakai uangnya untuk membayar sekolah.
Hingga akhirnya ada guru baik hati yang bersedia membiayai sekolahnya.
"Kalau ada juga lebih sering ditabung karena kan harus bayar sekolah. Waktu lapar itu saya mengkhayal ada seseorang yang menanggung biaya sekolah, dan akhirnya ada guru saya," kata pria kelahiran 23 Juni 1993 ini.
Sejak duduk di bangku sekolah, Putra Siregar ternyata cukup berprestasi hingga ia kerap menjadi juara kelas.
"Dia bayarin sekolah saya sebab waktu saya jadi ketua kelas, saya cukup membantu beliau. Hikmah di balik menahan rasa lapar itu saya dikasih sesuatu yang spesial dari Allah, jadi pas sekolah saya juara terus. Alhamdulillah," tuturnya.
Baca juga: Tersandung Kasus Ponsel Ilegal, Putra Siregar Malah Raih 2 Rekor MURI, Sumbangkan 404 Hewan Kurban
Baca juga: Kasus PS Store Sudah sejak 2017, Ini Alasan Putra Siregar Baru Diciduk & Penyebab Tidak Ditahan
4. Mulai bisnis sejak masih kuliah
Putra Siregar mulai berbisnis sejak masih duduk di bangku kuliah.
Saat itu ia berjualan handphone namun tak berani mengambil untung banyak.
Ia pun memulai bisnisnya di kampung halamannya di Medan.
"Ya pelan-pelan, saya bangunnya kan dari waktu kuliah. Setelah kuliah beres, saya makin tekuni. Waktu awal-awal jualan handphone itu saya enggak ambil untung banyak. Misalkan gini, handphone S tipe A harga asalnya Rp 1 juta, saya jual Rp 1.050.000. Jadi cuma dilebihin sedikit lah karena enggak punya karyawan kan. Istilahnya jual handphone dengan proses syariah," papar Putra Siregar.
Di tahun 2016, pemilik PS Store ini akhirnya bertemu dengan Atta Halilintar.
Atta Halilintar pun menyarankannya agar menjual handphone dengan harga seperti ia menjual di Medan.
"Kata Atta, kalau saya ke Jakarta, menjual handphone dengan harga yang saya jual seperti di Medan, saya akan sukses katanya. Ya sudah, saya coba," lanjutnya.
5. Sering buat giveaway
Buka toko di Jakarta, Putra Siregar mulai menuai kesuksesan.
Ia pun sempat mengadakan giveaway dengan bagi-bagi handphone.
Suami Septia Yetri Opani ini mengaku tujuan dari giveaway tersebut adalah sedekah.
"Saya pelan-pelan merintis dan akhirnya saya bikin giveaway. Tujuannya untuk sedekah. Sekarang PS Store terkenal dengan sebutan, 'Handphone Pejabat Harga Merakyat'," ujar Putra Siregar.
Ia juga menggandeng sejumlah artis untuk saling membantu hingga akhirnya bisa sukses seperti sekarang ini.
6. Dapat penghargaan dari MURI
Putra Siregar sempat mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) pada tahun 2020 lalu.
Penghargaan dari MURI tersebut diberikan kepada Putra Siregar atas dua kategori yakni 'Siaran Langsung Penyembelihan Hewan Qurban dan Tempat Ibadah Terbanyak' dan 'Pembagian Puket Daging Qurban oleh Ojek Terbanyak'.
Di momen Idul Adha tahun 2020 kemarin, Putra Siregar menyumbangkan hewan kurban dengan total 404 hewan.
Ia pun merogoh kocek hampir Rp 6 miliar untuk membeli hewan-hewan kurban tersebut.
Putra Siregar pun menegaskan kalau ia tak takut miskin.
Baginya, apa yang ia dapatkan selama ini berasal dari sedekah yang dilakukannya.
"Ya sebetulnya tahun 2020 lalu menjadi tahun kurban terbanyak selama saya menjadi pengusaha, ada 404 hewan kurban (220 ekor kambing, 183 sapi, dan 1 ekor unta/khusus ini dikirim ke Palestina) yang disebar ke tempat ibadah dan pondok pesantren di seluruh Indonesia pas Hari Raya Idul Adha. Semua pakai uang hasil usaha, kisarannya hampir Rp 6 miliar. Apa yang saya kurbankan itu bentuk kepedulian kepada sesama yang membutuhkan karena banyak yang terdampak pandemi Covid-19. Saya tidak takut miskin karena saya tidak kaya. Bagi saya, semua yang saya dapatkan selama ini berasal dari sedekah," pungkas Putra Siregar.
(TribunNewsmaker.com/Ninda)