Breaking News:

Anggota DPR Jadi Relawan Vaksin Nusantara, BPOM Ingatkan Masyarakat : Bukan untuk Produksi Massal

BPOM pun meminta kepada anggota DPR untuk tidak membuat masyarakat bingung dengan adanya vaksin Nusantara ini.

Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Ilustrasi vaksin Covid-19. 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) membantah terkait dengan penyuntikan vaksin Nusantara yang digelar di RSPAD Gatot Soebroto.

Hingga kini, vaksin Nusantara masih menimbulkan polemik.

BPOM pun meminta kepada anggota DPR untuk tidak membuat masyarakat bingung dengan adanya vaksin Nusantara ini.

Sejumlah anggota DPR menjadi relawan vaksin Nusantara yang diprakarsai mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu (14/4/2021).

Menanggapi hal itu, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito mengatakan, hal tersebut tidak ada kaitannya dengan proses yang berlaku di BPOM untuk menjadikan vaksin tersebut dapat diproduksi secara massal.

ilustrasi penemuan vaksin corona
ilustrasi penemuan vaksin corona (YouTube WGBH News)

"Yang jelas itu (anggota DPR jadi relawan vaksin Nusantara) bukan dalam kaitannya dengan BPOM untuk menjadi produk yang akan bisa dibuat massal," kata Penny saat ditemui di Kantor BPOM, Jalan Percetakan Negara, Jakarta, Rabu.

Baca juga: Polemik Vaksin Nusantara, Tak Diujicoba ke Hewan, 71,4 Persen Relawan Alami Kejadian Tak Diinginkan

Baca juga: Video Viral KTP Non-Islam Tak Bisa Daftar Vaksin, Ini Penjelasan & Klarifikasi Muhammadiyah

Penny mengatakan, vaksin Nusantara itu dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) sehingga hal tersebut menjadi tanggung jawab dokter yang melaksanakannya.

Ia berharap apa yang dilakukan anggota DPR tersebut tak membuat masyarakat menjadi bingung terhadap keberadaan vaksin tersebut.

"Jadi ya BPOM sudah menyampaikan (hasil uji klinis fase satu), itu kembali ke masing-masing pihak. Hanya mudah-mudahan, dampaknya ke masyarakat jangan membuat bingung dan sebagainya ya dan masyarakat harus pintar untuk bisa menilai dan memilih," ujarnya.

"Masyarakat perlu tahu bahwa itu bukan uji klinis untuk pendaftaran menjadi vaksin yang akan diproduksi massal untuk didaftarkan di BPOM, itu bukan," ucapnya

HALAMAN 2 >>>>>

Tags:
Vaksin NusantaraBPOMvaksin Covid-19
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved