Ikatan Cinta
Fadli Zon Komentari Mahfud MD yang Asyik Nonton Ikatan Cinta Saat PPKM, Lapor Jokowi & Beri Saran
Mahfud MD nonton sinetron Ikatan Cinta saat PPKM, sampai dikomentari Fadli Zon yang memberi saran ini
Editor: Talitha Desena
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu lantas menceritakan ulang sinetron yang ditontonnya.
"Pembunuh Roy adalah Elsa. Sarah, ibu Elsa, mengaku sebagai pembunuhnya dan minta dihukum demi melindungi Elsa," kata Mahfud.
"Lah, dalam hukum pidana tak sembarang orang mengaku lalu ditahan. Kalau begitu nanti banyak orang berbuat jahat lalu menyuruh (membayar) orang untuk mengaku sehingga pelaku yang sebenarnya bebas," cuit Mahfud.
Tak disangka, cuitan Mahfud MD ini langsung mendapat respons dari anggota DPR RI Fadli Zon.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini menyesalkan Mahfud MD asyik nonton sinetron Ikatan Cinta saat yang lain sedang berjibaku dengan PPKM Darurat.
"Inilah kalau komando pengendalian Covid tidak langsung dipimpin Presiden. Ada yang sibuk, berjibaku di lapangan, ada yang asyik nonton sinetron Ikatan Cinta," tulis Fadli Zon melalui akun twitter miliknya, @fadlizon.
Fadli Zon lantas menyarankan kepada Presiden Jokowi agar mengambilalih komando PPKM Darurat agar semua menteri kebagian tugas.
"Saran saya Pak @jokowi ambil alih kepemimpinan penanganan darurat Covid. Semua menteri ada tanggung jawab masing-masing. Selamat nonton Pak," tandas Fadli Zon.

Menko Luhut Sibuk Lawan Varian Delta
Penanggung jawab pelaksanaan PPKM Darurat, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, kasus Covid-19 harian saat ini sudah masuk skenario terburuk.
Seperti diketahui, kasus Covid-19 mencapai angka lebih dari 50 ribu kasus per hari, tepatnya 54.517 pada Rabu (14/7/2021) kemarin.
"Kami sudah masuk pada worst case scenario yang sudah kami duga, kita akan naik di atas ya," kata Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi itu, lewat konferensi pers virtual, Kamis (15/7/2021).
Purnawirawan TNI jenderal bintang empat tersebut berharap, kenaikan kasus harian Covid-19 tidak lebih dari 60 ribu kasus per hari.
Apabila jumlah kasus harian menyentuh angka tersebut, maka skenario penanganan akan berbeda.
"Jangan lebih daripada 60 ribu, karena itu nanti mesti ada perkiraan lain lagi," ujarnya.