Breaking News:

Cerita Viral

VIRAL Warga Papua Beli Paket Data Ditukar Emas 1 Gram, Videonya Asli, Ini Kesaksian Pengunggah

Viral video warga Papua membeli gula ditukar dengan emas. Video itu viral di media sosial sejak dibagikan akun Instagram @makassar_iinfo

Kompas.com
Warga Papua beli kuota data pakai emas 

Reporter: Galuh Palupi

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Viral video warga Papua membeli gula ditukar dengan emas.

Video itu viral di media sosial sejak dibagikan akun Instagram @makassar_iinfo pada Jumat (13/8/2021).

"Begini cara barter di pedalaman Papua Indonesia, barternya menggunakan emas WOWW,".

Video pertama terlihat dua pemuda sedang berbelanja di warung.

Warga Papua beli kuota data pakai emas
Warga Papua beli kuota data pakai emas (Kompas.com)

Keduanya berniat menukar dua ayam dan gula.

Bukan dengan uang seperti umumnya jual beli, mereka menukar ayam dan gula menggunakan emas.

"Ini apa? Coba jawab," tanya penjual saat menerima emas yang disodorkan oleh pemuda di depannya.

Baca juga: DULU Viral Nilam Sukma Paskibraka Pembawa Baki 2016, Ini Penampilan Barunya, Kini Berseragam TNI AD

"Ayam dua dengan gula satu, hallo gais," jawab pemuda itu.

Kemudian emas itupun langsung ditimbang beratnya.

Setelah ditimbang, berat emat tersebut 2 gram

Tak hanya ayam dan gula, di daerah lain kuota internet juga ditukar dengan emas.

Video kedua diunggah oleh akun TikTok @syahtiarm, memperlihatkan rincian harga voucher WiFi internet dari Ubiqu yang tertulis di kertas putih.

Terlihat, untuk mendapatkan 100 MB paket internet, warga membutuhkan 0,1 gram emas murni.

"Ini yang mau tahu harga voucher WiFi. Ini untuk WiFi Ubiqu dia 100 MB 1 kaca (0,1 gram emas), 300 MB 3 kaca (0,3 gram emas) dan seterusnya sampai 1 GB itu harganya 1 gram," ucap perekam video.

Syahtiar si pemilik akun, menyebut videotersebut benar adanya.

Lokasinya di pedalaman Papua, tapi Syahtiar enggan menyebut pasti di mana letaknya.

"Belum bisa cerita banyak, lokasinya di pedalaman Papua. Untuk spesifiknya enggak bisa diinfoin, maaf ya," ujar dia saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (14/8/2021).

Baca juga: VIRAL Ibu Sulap Ruangan Tak Terpakai Jadi Tempat Rahasia untuk Anak, Isi Menakjubkan, Lihat Videonya

Ia hanya menceritakan peristiwa yang ada di video viral tersebut.

Saat itu, ada dua pemuda yang membeli dua ekor ayam dan 1 kilogram gula.

Harga yang dibanderol, yakni 2 gram emas. Mengapa bisa mahal?

"Kenapa mahal, karena transportasi kita pake helikopter buat naikin barang. Sekali sewa heli 60-70 juta per 25 menit. Itu seminggu minimal 1 kali pemakaian heli. Ini di luar modal kios," kata Syahtiar.

Adapun barang yang dijual, kata dia, tak jauh berbeda dengan warung pada umumnya.

Ada makanan, minuman, hingga voucher internet.

Syahtiar menambahkan, transaksi jual beli tidak cuma dengan emas.

Ada juga pembeli yang membayar dengan uang Rupiah dan tetap dilayani.

"Ada kok Rupiah. Tapi jadi lebih mahal nantinya. Terus kalau Rupiah, risiko bisa basah dan rusak nantinya. Jadi mending pake emas aja. Kalau ada yang pakai Rupiah tetap dilayani," ujar dia.

Komentar BI

Kepala Departemen Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono mengatakan, apabila memandang persoalan tersebut hanya dari sisi hukum, mungkin saja bisa dinilai sebagai pelanggaran terhadap ketentuan yang sudah ada.

Baca juga: Potret Choi Hyo Ju, Artis Korea yang Jadi Viral karena Kecantikannya, Ternyata Mantan Trainee SM

Akan tetapi, menurut Erwin, akan lebih penting dalam melihat persoalan tersebut dengan perspektif yang lebih luas.

"Tapi saya kira dalam konteks masyarakat Papua itu ada perspektif sosial ekonomi yang lebih mengemuka, yaitu mereka lebih membutuhkan kemajuan dibidang ekonomi," ujar dia saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (14/8/2021).

Ia menjelaskan, pada saat transaksi ekonomi semakin meningkat dan dibutuhkan alat tukar yang membuat transaksi lebih efisien, maka Rupiah harus dipakai sebagai satu-satunya alat transaksi yang sah.

"Pada saat itu perspektif hukum saya kira sangat relevan," ungkap dia.

BI, kata Erwin, terus berupaya untuk mengusahakan ketersediaan Rupiah di daerah terpencil, terluar, dan terdalam di Indonesia.

Hingga saat ini, 46 kantor perwakilan BI yang tersebar di penjuru Tanah Air dikerahkan untuk mempercepat upaya itu.

"Rupiah dengan pecahan yang lebih banyak pasti jauh lebih baik dibandingkan emas yang satuannya terlalu besar sebagai alat transaksi ritel," tandas Erwin. (Tribunnewsmaker/Galuh Palupi)

Baca artikel viral lain di sini

Tags:
cerita viralGaluh PalupiPapuaInstagram
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved