Virus Corona
Indonesia Mulai Waspada, Covid-19 Varian Delta AY.4.2 Muncul di Singapura, Ahli Jelaskan Bahayanya
Covid-19 varian baru Delta AY.4.2 sudah muncul di Singapura, Ahli jelaskan bahayanya. Indonesia makin perketat prokes.
Penulis: Monalisa
Editor: octaviamonalisa
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Covid-19 kembali bermutasi menjadi varian baru bernama Delta AY.4.2.
Covid-19 varian Delta AY.4.2 ini melonjak pertama kali di Inggris.
Kini Covid-19 varian Delta AY.4.2 sudah terkonfirmasi muncul di Singapura pada 26 Oktober 2021 lalu.
Untuk itu pemerintah Indonesia terus waspada dan memantau perkembangan virus Covid-19 varian Delta AY.4.2 tersebut.
Lonjakan Covid-19 akibat varian baru di Inggris ini mulai terjadi pada Bulan Juli 2021.
Virus turunan dari Covid-19 varian Delta ini makin mengkhawatirkan lantaran sudah ditemukan di 42 negara dan 33 negara bagian di Amerika Serikat.
Baca juga: Cerita Penyintas Covid-19, Jangan Lelah Taati Prokes, Meski Sudah Sembuh Ternyata Masih Rasakan Ini
Baca juga: SUDAH Boleh Masuk Mall, Anak Usia di Bawah 5 Tahun Wajib Pakai Masker Cegah Covid-19? Ini Saran WHO

Keberadaan virus tersebut juga sudah diketahui oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin.
Budi memastikan jika Covid-19 varian AY.4.2 tersebut belum ditemukan di Indonesia.
Namun pihaknya akan terus memantau dan memonitor perkembangan virus tersebut.
"Kami sudah lihat di Inggris ada satu varian yang berpotensi mengkhawatirkan yakni varian Delta AY.4.2 yang belum masuk Indonesia dan terus kami monitor." kata Budi Gunadi Sadikin dikutip dari Kompas TV.cim, Selasa (2/11/2021).
Lebih lanjut Budi Gunadi Sadikin mengaku varian baru Covid-19 ini mengkhawatirkan lantaran membuat virus corona di Inggris melonjak.
Bahkan penanganannya membutuhkan waktu yang lama.
"Covid-19 varian Delta AY.4.2 ini cukup meningkatkan jumlah terkonfirmasi di Inggris dan cukup lama sejak Juli 2021 hingga oktober tahun ini dan masih terus meningkat." ungkapnya lagi.
Baca juga: HADAPI Ancaman Gelombang Ketiga Covid-19, Ini 4 Upaya Pemerintah, Masyarakat Diminta Tetap Patuh
Sementara itu, kabar buruknya, Covid-19 varian baru ini sudah mulai ditemukan di negara tetangga Indonesia yakni Singapura.
Singapura mencatat ada satu kasus Covid-19 varian delta AY.4.2 ditemukan pada 26 Oktober 2021 lalu.
Tak hanya Singapura, Korea dan Jepang juga sempat mengumumkan adanya varian baru Covid-19 di negara mereka.
Meski belum ditemukan di Indonesia, namun mutasi turunan Delta AY.4.2 ini wajib terus diwaspadai.
Juru bicara vaksinasi Covid-19 Kemenkes RI, Siti Nadia Tarmizi mengatakan Indonesia perlu mewaspadai para pelaku perjalanan ke luar negeri.
Pasalnya dikhawatirkan mereka yang pergi ke luar negeri ini bisa berpotensi membawa virus varian baru tersebut ke Indonesia.
"Yang menjadi kewaspadaan kita, kita ini banyak pelaku perjalanan luar negeri, memang Singapura belum membuka, tetapi untuk Jepang, Korea, Hongkong itu keluar masuknya ke Indonesia sangat banyak.
Lantas seberapa ganas sebenarnya Covid-19 varian AY.4.2 ini?

Menanggapi pertanyaan itu, Guru Besar FKUI sekaligus mantan direktur WHO Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan dirinya belum bisa menjelaskan banyak tentang varian AY.4.2 tersebut.
Pasalnya informasi tentang Covid-19 varian AY.4.2. ini belum bisa menjawab semua lima indikator terkait status bahaya sebuah virus.
Namun meski begitu, Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menyebut jika varian AY.4.2. ono sangat mengkhawatirkan.
Pasalnya varian ini juga sangat mudah untuk menular dari satu orang ke yang lainnya.
"Varian delta plus menunjukkan indikasi bisa merubah situasi dominasi varian Delta. Ini mengkahawatirkan." kata Dicky Budiman dikutip dari Kompas.com.
Untuk itulah pemerintah Indonesia terus meningkatkan kewaspadaannya.
Bahkan pemerintah juga tetap mewajibkan karatina mandiri minimal lima hari dan tes bagi pelaku perjalanan internasional.
"Tetap dengan aturan bahwa 3 kali pemeriksaan PCR, karatina selama lima hari itu yang menjadi kunci kita." tambah Siti Nadia Tarmizi.
Selain itu, masyarakat juga diminta tidak lengah mematuhi protokol kesehatan seperti mamakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. (TribunnewsMaker.com/Octavia Monalisa)