Breaking News:

Wanita yang Hamil 4 Bulan Alami Keguguran, Malah Dipenjara 4 Tahun, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Seorang wanita yang mengalami keguguran saat hamil 4 bulan malah dipenjara 4 tahun, kenapa?

Freepik dan BBC via Kompas.com
Ilustrasi wanita dipenjara setelah keguguran 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Seorang wanita bernama Brittney Poolaw dijatuhi hukuman penjara selama 4 tahun setelah alami keguguran.

Dikutip dari Kompas.com pada 14 November 2021, wanita tersebut baru saja hamil empat bulan.

Wanita tersebut kehilangan bayinya di rumah sakit pada Januari 2020.

Namun, pada Oktober 2020, dirinya dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman penjara.

Berita ini pun langsung menjadi sorotan nasional.

Apalagi, Brittany baru berusia 20 tahun saat hamil.

Brittany dituduh sengaja membunuh jabang bayinya sendiri.

Baca juga: HAMIL 8 Bulan, Wanita Ini Nekat Gelar Resepsi Pernikahan, Tak Peduli Kata Orang: Momen Aku Tunggu

Baca juga: Aborsi Gagal, Wanita Ini Menangis Pilu Bayinya Lahir Tapi 1 Jam Kemudian Meninggal di Pelukannya

Brittney Poolaw yang dipenjara setelah keguguran
Brittney Poolaw yang dipenjara setelah keguguran (BBC via Kompas.com)

Selama hamil, Brittany mengonsumsi obat-obatan.

Saat ia menjalani perawatan di rumah sakit, Brittany menggunakan obat-obatan yang dianggap terlarang.

Saat janinnya diperiksa, dokter menemukan jejak metamfetamin di hati dan otaknya.

Namun, penyebab kematian janin tersebut yang sebenarnya belum diketahui.

Apakah memang benar-benar dari obat-obat yang dikonsumsi sang Ibu.

Pengacara Brittany pun mengajukan banding atas hukuman 4 tahun penjara yang diterimanya.

Ilustrasi wanita dipenjara setelah keguguran
Ilustrasi wanita dipenjara setelah keguguran (Freepik dan BBC via Kompas.com)

Penggunaan narkoba selama kehamilan dianggap sebagai pelecehan anak.

Di bawah undang-undang kesejahteraan anak sipil di 23 negara bagian AS.

Brittany dianggap melakukan pembunuhan tingkat pertama terhadap anaknya yang belum lahir.

Brittany menjadi wanita dengan usia kehamilan paling muda yang didakwa di AS.

Sebelumnya, dua orang wanita dipenjara karena mengalami kelahiran mati dan di saat yang bersamaan dinyatakan positif memakai obat-obatan terlarang.

Padahal, awalnya undang-undang ini dimaksudkan untuk menghukum orang yang menyakiti wanita hamil.

Kisah Lain, Aborsi Gagal, Wanita Ini Menangis Pilu Bayinya Lahir Tapi 1 Jam Kemudian Meninggal

Bayi Sofia akhirnya meninggal dunia
Bayi Sofia akhirnya meninggal dunia (The Sun)

Sofia Khan (35) dari Bolton, Lancashire, Amerika Serikat, membuat keputusan memilukan untuk mengakhiri kehamilannya setelah mengetahui putranya yang ia beri nama Mohammed, memiliki kelainan serius hingga mungkin tak bertahan.

Sofia ingat momen saat merasakan tendangan dari janin di rahimnya padahal ia sudah menerima suntikan penggugur kandungan.

Bidan dan perawat yang melakukan suntikan itu tidak percaya, tapi Sofia benar bahwa bayinya tetap hidup meski mereka mencoba 'membunuhnya'.

Sofia dan suaminya, Shakeel, yang telah memiliki anak berusia 2 tahun, sebelumnya begitu senang ketika Sofia hamil lagi pada akhir 2017.

Tapi pemindaian pada usia 20 minggu menunjukkan bayinya menderita spina bifida, kondisi saat tulang belakang dan sumsum tulang belakang bayi tidak berkembang.

Sofia begitu hancur saat mengetahui putranya sakit.

"Aku hancur, aku mencoba positif bahwa dia akan sehat setelah dioperasi."

Tapi harapan Sofia pupus.

Pemindaian selanjutnya menunjukkan janin juga tak memiliki sendi lutut dan cairan di sekitar otaknya.

Setelah banyak berdiskusi dengan dokter, Sofia dan suami akhirnya memutuskan untuk mengaborsi anak mereka.

Mereka merasa itulah yang terbaik bagi si janin, karena ia tak mungkin hidup normal jika lahir nanti.

Pada kehamilan 25 minggu pada Februari 2018 Sofia pergi ke Rumah Sakit St Mary, Manchester, yang merupakan bagian dari Yayasan NHS Universitas Manchester, untuk mengakhiri kehamilan.

Selama prosedur, yang biasanya berlangsung sekitar tiga jam, jarum dimasukkan ke dalam perut ibu.

Detak jantung bayi kemudian berhenti, dan sang ibu tidak punya pilihan selain melahirkan janin yang mati.

Setelah disuntik, dokter kembali memeriksa dan memastikan suntikan telah bekerja.

Dokter yakin jika suntikan itu telah menggugurkan janin Sofia.

"Sungguh melegakan mengetahui penderitaannya sudah berakhir tapi memilukan bahwa dia telah pergi," ucap Sofia.

Dengan suami di sisinya, Sofia dipindahkan ke rumah sakit setempat di Bolton untuk melahirkan janin.

Tapi saat di rumah sakit, dia merasakan gerakan aneh di perutnya.

Sofia merasa bayi dalam rahimnya menendang, tapi tim medis tidak percaya pada perkataannya.

Sepuluh jam kemudian, Sofia melahirkan.

Tapi betapa terkejutnya dia saat mendengar suara tangisan bayi.

"Aku pikir aku gila, aku mendengar tangisan dan itulah yang aku inginkan, bayiku hidup."

Bidan yang menolong persalinannya tak kalah kaget.

Ia segera berlari ke koridor untuk meminta bantuan agar bayi Sofia mendapat pertolongan.

Namun tak lama setelah itu, bidan kembali dan bertanya pada Sofia.

"Apa yang anda ingin kami lakukan?" tanyanya sambil membawa bayi Sofia lagi.

Sofia hanya memeluk bayi itu, mengatakan padanya betapa dia mencintainya.

"Dia adalah petarung.

Dia memiliki lubang besar pada tulang punggungnya dan sangat cacat.

Namun dia bertahan hidup selama 1 jam.

Aku tidak bisa berpikir bahwa dia punya tekad kuat untuk bisa berpelukan dengan ibunya."

Sofia dan suaminya menamai putra mereka Mohhamed Rehman.

Mereka kini memakamkan anak mereka di dekat rumah agar senantiasa dekat dengannya. (Tribunnewsmaker/Talitha/Galuh Palupi)

Tags:
keguguranhamilpenjara
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved