INGAT Anak Akidi Tio yang Prank Sumbangan Rp2 Triliun? Hasil Tes Kejiwaan Terkuak, Teman Syok: Nekat
Update kasus anak Akidi Tio yang prank beri sumbangan Rp 2 triliun, hasil tes kejiwaan sudah keluar. Sahabat syok bisa berubah tiba-tiba
Editor: octaviamonalisa
Diawal mendengar kabar tersebut dia mengaku, sempat bertanya langsung kepada Heriyanti yang saat itu sudah berhutang Rp 2,5 Miliar kepadanya.
Namun Heriyanti meyakinkan Siti Mirza bahwa uang tersebut benar ada bahkan turut serta membawa nama Prof Hardi Darmawan yang merupakan salah satu tokoh kesehatan ternama di Palembang.
Mendengar nama Prof Hardi Darmawan, keraguan dibenak Siti Mirza sempat luluh meski belakang pemikiran positif itu tidak terbukti.
"Saat H yang mau nge-prank Kapolda terjadi, setelah 3 bulan terakhir saya tidak pernah sekalipun bertemu dengan dia.Walaupun saya keliling nyari dia.
Tapi tiba-tiba dia muncul dengan berita uang warisan ayahnya sudah cair dan sejumlah Rp 2 Triliun bakal diserahkan ke Kapolda. Saya terheran-heran, tidak percaya.
Baca juga: SELAIN Hibah Rp 2 Triliun, Heriyanti Anak Akidi Tio Diduga Kena Kasus Ini, Istana Negara Terseret
Makanya saya pernah komentar, kamu jangan asbun (asal bunyi) Hong (panggil akrab Heriyanti). Kamu bisa masuk penjara loh.
Terus jawabnya, saya sumpah bu ini serius, yang akan menyerahkan ditemani Prof Hardy.
Lalu saya telpon Prof Hardy karena saya kurang yakin, betul atau tidak H akan menyerahkan uang Rp 2 Triliun ditemani Prof Hardy. Kemudian Prof Hardi jawab, iya betul sekali (akan sumbang Rp 2 Trilun).
Saat itu saya tenang soalnya tidak mungkin H berani "ngadali" Prof Hardy," ungkapnya.
"Tapi sepersepuluhnya dari Rp 2 Triliun mungkin bisa jadi ada. Masalahnya kok jadi tidak ada.
Sayang H tidak mau menjelaskan apa kejadian sebenarnya atau mungkin cuma halusinasi dia saja.
Tapi dari pengakuannya sudah hampir 5 tahun dia ngurus urusan ini (warisan Akidi Tio)," katanya menambahkan.
Lanjut dikatakan, Siti Mirza sebenarnya tahu Heriyanti selama ini selalu mondar-mandir Palembang-Jakarta hingga Singapura untuk mengurus pencairan yang sedang diupayakan.
"Saya tahu dan lihat dia betul-betul mondar-mandir dari Palembang ke Jakarta. Dulu mondar-mandir ke Singapura ngurus pencairannya.
Terakhir karena pandemi dia tidak bisa ke Singapura.