Breaking News:

PEMECATAN dr Terawan dari IDI Tuai Polemik, Bikin Dokter Takut Riset, Diduga Ditunggangi Politik

Diduga berbau politik hingga buat dokter takut lakukan riset, pemecatan dr Terawan Agus Putranto tuai polemik.

Editor: ninda iswara
Kolase TribunNewsmaker - Tribunnews/Kompas.com
Pemecatan dr Terawan dari IDI Tuai Polemik, Bikin Dokter Takut Riset, Diduga Ditunggangi Politik 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Dipecatnya dr Terawan Agus Putranto dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) kini tengah menjadi sorotan.

Sejumlah kritik dan polemik pun datang bergantian.

Berbagai macam dugaan di balik pemecatan kini juga bermunculan.

Diketahui, keputusan IDI merupakan rekomendasi dari Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) IDI.

Pelanggaran kode etik berat diduga menjadi penyebab Terawan dipecat dari IDI. 

Hal itu berdasarkan surat edaran berkop surat Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) Pusat Ikatan Dokter Indonesia (IDI) bernomor 0280/PB/MKEK/02/2022 yang diterima Tribunnews.com.

Dalam surat itu, MKEK Pusat IDI meminta kepada Ketua PB IDI segera melakukan penegakan keputusan MKEK berupa pemecatan tetap sebagai anggota IDI.

Baca juga: DISOROT Karena Pecat dr Terawan Kini Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Tunjuk Ketua Umum Baru

Baca juga: CIPTAKAN Vaksin Nusantara, Eks Menteri Kesehatan Terawan Malah Diganjar Pemecatan Ikatan Dokter

Kepala RSPAD Gatot Soebroto, dr Terawan Agus Putranto memberikan keterangan sebelum meninggalkan Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (22/10/2019). Sesuai rencana, Presiden Joko Widodo memperkenalkan jajaran kabinet barunya kepada publik mulai Senin (21/10/2019), usai Jokowi dilantik pada Minggu (20/10/2019) kemarin untuk masa jabatan periode 2019-2024 bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Kepala RSPAD Gatot Soebroto, dr Terawan Agus Putranto memberikan keterangan sebelum meninggalkan Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (22/10/2019). Sesuai rencana, Presiden Joko Widodo memperkenalkan jajaran kabinet barunya kepada publik mulai Senin (21/10/2019), usai Jokowi dilantik pada Minggu (20/10/2019) kemarin untuk masa jabatan periode 2019-2024 bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin. (Tribunnews/Irwan Rismawan)

Tertulis juga di dalamnya, dr Terawan dinilai melakukan pelanggaran etik berat (serious ethical misconduct) serta tidak melakukan itikad baik sepanjang 2018-2022.

Beredar kabar dugaan pelanggaran kode etik Terawan berkaitan dengan gagasannya tentang terapi cuci otak atau hingga Vaksin Nusantara.

Kabar pemecatan Terawan dari IDI pun mendapat protes dari sejumlah anggota DPR.

Segelintir politisi ramai-ramai mengkritik dan tidak terima atas keputusan IDI memberhentikan Terawan.

Pemecatan Terawan oleh IDI Diduga Berbau Politik

Salah satunya, Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ribka Tjiptaning.

Ribka menilai ada unsur politis dalam pemecatan dr Terawan.

Ribka yang juga berprofesi sebagai dokter mengaku tidak melihat ada sisi kesalahan yang dilakukan Terawan dari sisi dokter.

"Misalnya pun masalah DSA itu belum ada uji klinis di Indonesia, tetapi kesalahan Pak Terawan itu tidak ada," kata Ribka kepada Tribunnnews, Minggu (27/3/2022).

Justru, menurut Ribka, banyak dokter-dokter lain yang melakukan malapraktik dan lepas dari jeratan hukum.

"Bahkan masih banyak korbannya pasien atau masyarakat itu sendiri karena pembelaan MK. Karena ikatan teman sejawat itu seperti teman kandung," ungkapnya.

Terkait Digital Subtraction Angiography (DSA) yang dilakukan dr Terawan, Ribka mengatakan tidak pernah ada korban.

Jika mengenai Vaksin Nusantara, Ribka justru berpendapat itu hal yang bagus di tengah impor vaksin dari Tiongkok.

Baca juga: Soal Vaksin Nusantara, Terawan Sebut Dapat Digunakan untuk Menangkal Varian Baru Virus Corona

Baca juga: Eks Menkes Terawan Ungkap Alasan Kembangkan Vaksin Nusantara, Optimis Aman untuk Cegah Covid-19

Ribka Tjiptaning
Ribka Tjiptaning (Kolase TribunNewsmaker - YouTube DPR RI/Tribunnews)

"Pak Terawan jiwa nasionalismenya tinggi. Dia tetap percaya Indonesia bisa menciptakan vaksin sendiri, Vaksin Nusantara," katanya.

Itu artinya, lanjut dia, berdaulat di bidang kesehatan tinggi.

Trisakti yang dimiliki Terawan sangat kuat.

"Artinya berdaulat di bidang kesehatan itu sangat tinggi dengan keyakinan suatu saat kita bisa membuat vaksin," katanya.

Apalagi, lanjut Ribka, statemen Presiden Joko Widodo (Jokowi) semakin jelas bahwa Indonesia harus mencintai produk-produk dalam negeri.

"Jadi dengan adanya muktamar kemarin IDI, saya rasa ini suatu pelecahan terhadap Pak Jokowi. Masa sih salah satu menterinya Pak Jokowi dipecat IDI, itu kan sama saja melecehkan Pak Jokowi milih menterinya Nggk bener," kata Ribka.

Dugaan bau politis juga disampaikan Anggota Komisi VIII DPR RI, KH Maman Imanulhaq .

Maman menilai hubungan Terawan dengan IDI tidak akur sejak lama.

Hal itu lah yang menurut dia ada aroma politik di balik pemecatan Terawan.

"Kita ingin organisasi profesi (IDI) harus tegak lurus pada basis keprofesionalan. Jangan dicampur-campur antara profesi dengan politik," tutur Maman kepada Tribunnnews.com, Senin (28/3/2022).

Ia juga mengungkapkan rasa penyesalannya pada keputusan IDI tersebut.

"Kami menyesalkan keputusan IDI yang memecat dokter Terawan."

"Terawan tidak hanya seorang prajurit sapta marga, beliau adalah dokter ahli yang membawa terobosan ke dalam dunia kedokteran Tanah Air," ucap dia.

Dinilai Bikin Dokter Lain Jadi Takut Inovasi Riset

Sementara itu, Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad ikut mengkritiki IDI imbas memecat Terawan.

Dasco menilai keputusan IDI memecat Terawan dikhawatirkan berdampak pada dunia kesehatan ke depannya, terutama kalangan dokter.

Dimana, keputusan tersebut membuat para dokter takut berinovasi dalam riset dunia kesehatan.

Baca juga: Penjelasan Ahli Soal Vaksin Nusantara Gagasan Mantan Menkes Terawan, Berharap Tak Ada Klaim Dini

Presiden Joko Widodo bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan kasus pertama positif Corona di Indonesia, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/3/2020).
Presiden Joko Widodo bersama mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan kasus pertama positif Corona di Indonesia, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/3/2020). (KOMPAS.com/Ihsanuddin)

"Kenapa putusan ini berbahaya? Terus terang begini, dengan adanya rekomendasi MKEK ini saya khawatir akan menjadi yurisprudensi bagi masalah serupa di masa yang akan datang."

"Sehingga menyebabkan para dokter-dokter kita takut untuk mencoba dan berinovasi dengan berbagai riset-risetnya," kata Dasco, Minggu, (27/3/2022) sebagaimana diberitakan Tribunnews.com.

Dasco mengatakan sebagai sebuah organisasi profesi yang diberikan kewenangan cukup luas oleh UU Praktik Kedokteran, harusnya IDI bisa lebih mengayomi dan membina para anggotanya serta terbuka dengan berbagai inovasi dan kebaruan dibidang kesehatan, farmasi dan kedokteran.

Oleh karena itu ia meminta kepada Kementerian Kesehatan untuk mengatensi dan mengkaji rekomendasi yang keluarkan oleh MKEK IDI tersebut.

Terutama dari aspek hukum dan peraturan perundang-undangan.

"Saya tegaskan bahwa ini bukan hanya soal Pak Terawan ya."

"Tetapi ini tentang masa depan dunia kedokteran kita, masa depan dunia farmasi kita, agar lebih mandiri dan berdikari. Jangan sampai sebuah inovasi atau prestasi yang harusnya diapresiasi, ini malah diganjar dengan sanksi," kata Dasco.

(Tribunnews.com/Shella Latida/Chrysnha/ Erik S/Srihandriatmo Malau/Taufik Ismail)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ramai-ramai Kritik Pemecatan Terawan dari IDI: Diduga Bau Politik hingga Bikin Dokter Takut Riset

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
TerawanIDIRibka Tjiptaning
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved