Eril Ultah, Atalia Praratya Kenang Momen Bayi Sang Putra, Dulu Lahir di RS Warga Miskin di Amerika
Merayakan hari ulang tahun almarhum Eril, Atalia Praratya mengunggah video haru melalui Instagram Sabtu pagi.
Editor: galuh palupi
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Hari ini Sabtu 25 Juni 2022 seharusnya menjadi hari yang bahagia untuk Emmeril Kahn atau Eril, putra Ridwan Kamil dan Atalia Praratya.
Eril semestinya merayakan ulang tahun bersama keluarga tercinta, namun sulung Atalia itu kini telah berpulang.
Merayakan hari ulang tahun almarhum Eril, Atalia Praratya mengunggah video haru melalui Instagram Sabtu pagi.
Dalam unggahan itu, Atalia mengenang momen kehidupan Eril dari bayi hingga ia dewasa.
Atalia memposting video singkat menunjukkan momen kehamilan, momen saat Eril masih bayi kemudian mulai tumbuh menjadi anak yang lucu, hingga momen Eril dewasa.

Dalam caption unggahan, Atalia juga menulis kata-kata haru untuk Eril.
Baca juga: Ridwan Kamil Buka Endorse untuk Arkana Anak Bungsunya, Ada Syarat Mulia Ini, Ingin Ikuti Jejak Eril
Baca juga: Adel Gadis yang Dibelikan Oleh-oleh Eril Ternyata Akrab dengan Nabila Ishma, Bocor Foto-foto Bareng
Ia berharap Eril kini telah bahagia di tempatnya sekarang.
Atalia juga meyakinkan diri terus berdoa untuk Eril dalam setiap helaan nafasnya.
"Selamat ulang tahun, A Erilkuuuuu…
Semoga Allah selalu mencintaimu dan bahagia disana…
Seperti yang selalu kamu lakukan untuk membuat orang lain bahagia disini…
Doa mamah dalam setiap helaan nafas…
In love memory of Emmeril Kahn MumtadzNYC, 25 Juni 1999 — Bern, 26 Mei 2022," tulis Atalia.

Tonton video selengkapnya di sini
Sementara itu, Ridwan Kamil dalam akun Instagramnya mengunggah aktivitas lain untuk merayakan ulang tahun Eril.
Ridwan Kamil bersama keluarga dan teman-teman Eril rupanya sudah merencanakan sebuah 'perayaan' untuk Eril.
Di hari ulang tahun Eril, mereka menyiapkan bingkisan untuk dibagikan kepada warga yang berhak.
Tampak teman-teman Eril bergotong royong menyiapkan bingkisan berupa sembako dan bahan pangan.
Baca juga: Atalia Praratya Bayangkan Bila Saja Dulu Kunci Eril di Kamar & Tak ke Sungai Rasa Rindu Berat
"BESOK ERIL ULANG TAHUN.
Tanggal 25 Juni.
Kami akan mengingatnya dengan berbagi yang bisa dibagi kepada yang membutuhkan.
Sesuatu yang memang biasa ia lakukan di ulang tahunnya.

Jika berkenan.
Ayo anak muda pada ikutan.
Melakukannya sendiri-sendiri.
Seharian kita bisa ikut berbagi kebaikan dan keberkahan dengan cara apapun di lingkungan terdekat kita.
Teman-temannya menamai kegiatan ini pake nama tengah Eril dengan istilah GEBERKAHN (Gerakan Berbagi KebaikAn dan keberkaHaN).
Hatur Nuhun
#JejakEril
*terima kasih kepada semua anak sma/mahasiswa dan semua yang mau bergabung membantu dalam kegiatan ini," tulis Ridwan Kamil.
Tonton video selengkapnya di sini
Unggahan itu sontak banjir pujian dari netizen.
"Masyaa Allah... meninggalkan semangat kebaikan... barakallah."
"MasyAllah, semoga GEBERKAHN bisa menjadi ladang berbagi kebaikan agar semua ikut merasakan berkah."
"MasyaAllah Kang Emil Al-Fatihah untuk alm.Kang Eril."
Emmeril Kahn Lahir di RS Warga Miskin Amerika: Penerima Bansos
Emmeril Kahn Mumtadz kini jadi anak yang membanggakan, Ridwan Kamil simpan kisah pilu.
Gubernur Jawa Barat ini mengenang pahitnya hidup saat akan dikaruniai anak pertama.
Sang putra sulung, Emmeril Kahn Mumtadz, lahir di New York, Amerika Serikat, pada 25 Juni 1999.
Kisah kelahirannya kerap diceritakan Ridwan Kamil dalam sejumlah kesempatan.
Termasuk saat Kang Emil menghadiri kegiatan penandatanganan kesepahaman bersama antara Pemprov Jabar dengan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) ihwal Pelayanan Penyelenggaraan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Asal Jabar, di Gedung Sate, akhir Maret lalu.
Meski di Amerika, kisah Emil, putra sulungnya tidak dilahirkan di rumah sakit besar yang mahal, tapi di sebuah rumah sakit khusus warga miskin karena kondisi karier Ridwan Kamil sebagai arsitek saat itu sedang mengalami keterpurukan.
"Tahun 1998, setahun setelah jadi pekerja migran Indonesia di sana, saya di-PHK," kenangnya.
Baca juga: Tegar Dikabari Emmeril Kahn Hilang, Ridwan Kamil Profesional Lanjut Kerja, Senyum Getir Tahan Sedih

"Saat itu ekonomi Indonesia sedang krisis."
"Bayangkan, saya harus dipulangkan ke Indonesia, padahal setahun sebelumnya berangkat dengan bangga, diantar keluarga satu bus, dadah-dadah."
"Tapi setahun kemudian harus pulang sebagai orang yang di-PHK."
Saat itu, kata Emil, pilihannya hanya dua, yakni pulang sebagai pecundang atau nekat bekerja di negeri orang walau tanpa jaminan.
Akhirnya, setelah memohon agar visanya tidak dicabut, ia melamar ke sekitar 100 perusahaan di Amerika Serikat.
Namun, dari 100 itu, ia hanya mendapat 5 kali kesempatan wawancara.
Emil mengatakan dua wawancara pertamanya tidak berjalan baik karena pihak perusahaan merendahkan kemampuannya sebagai arsitek dan memandang lulusan perguruan tinggi di Indonesia tidak prospektif.
Pada wawancara di perusahaan ketiga, ia akhirnya bisa diterima setelah percaya diri menyatakan bahwa ia sempat menjadi mentor komputer kepada rekan-rekannya di Indonesia.
Di perusahaan inilah, ia kemudian meniti karier dari bawah sampai menjadi kepercayaan perusahaan.
Ia dipercaya mengerjakan proyek Beijing Finance Street.
Dengan kerja kerasnya, pun sempat merasakan menjadi pekerja berkedudukan tinggi setelah naik jabatan di perusahaan tersebut.
Namun cerita manis ini tak berlangsung seterusnya.
Baca juga: Pencarian Emmeril Kahn: Kendala Polisi, Ciri-ciri Terakhir, Warga Jabar Doakan Putra Ridwan Kamil

Akibat kelalaian HRD yang lupa mengurus visa kerjanya, karier Ridwan Kamil harus terputus.
Di sinilah ia merasa sangat kesulitan, sendirian, karena saat itu ia tidak memiliki perlindungan sebagai PMI layaknya saat ini.
"Hidup saya tak seindah drama Korea. Saya ganti perusahaan ada empat kali, di perusahaan ketiga di-PHK lagi karena HRD lupa memperpanjang visa saya."
"Bagai disambar geledek di New York. Visa sudah expired, saya tidak bisa ngelawan. Makanya saya sekarang lahirkan Jabar Migrant Service Center supaya PMI lain tidak mengalami hal buruk yang saya alami," kata Emil saat itu.
Saat terkena PHK untuk kedua kalinya, istri tercintanya Atalia Praratya sedang hamil delapan bulan.
Ia dan istrinya tidak bisa segera pulang ke Tanah Air karena wanita hamil berusia delapan bulan tidak dibolehkan naik pesawat.
Ia pun berusaha kembali bekerja di New York walau tanpa visa.
"Di-PHK tidak ada pesangon, tidak ada asuransi, dan biaya melahirkan di Amerika Serikat itu Rp 70 juta, uang dari mana?"
"Yang dilakukan, saya pun akhirnya pernah bekerja tanpa visa, dengan julukan ilegal migran."
"Saya kerjanya tukang ukur bangunan. Dengan gaji UMR, anjlok dari gaji profesional," katanya.
Akhirnya, sang istri melahirkan anak pertamanya, Emmeril Kahn Mumtadz, di rumah sakit khusus warga miskin kota New York, demi mendapatkan jaminan pembiayaan persalinan.
Baca juga: Kedalaman Sungai Aare di Bern Swiss Lokasi Emmeril Kahn Anak Ridwan Kamil Terseret Arus Kuat

"Pendapatan saya yang di atas UMR itu nanggung. Asuransi tidak punya dan gaji juga tidak cukup untuk membayar biaya persalinan."
"Saya minta gaji saya diturunkan sedikit di bawah UMR supaya masuk ke rumah sakit itu."
"Anak pertama Gubernur Jabar akhirnya lahir dengan status warga miskin kota penerima bansos," katanya.
Baru setelah dua bulan melahirkan anak pertamanya, mereka pun bisa pulang ke Tanah Air.
Itu setelah 4,5 tahun mereka berada di Amerika.
Selama tujuh tahun menjadi PMI sejak 1997 sampai 2004, Emil juga sempat mengadu nasib di Hong Kong.
Ia berada di sana hampir selama 2,5 tahun.
"Itu jatuh bangun saya sebagai pekerja migran, semua sendiri."
"Saya tidak mau kisah saya ini terulang, makanya kalau ada apa-apa, PMI segera register di Jabar Migrant Service Center," tuturnya.
(Tribunnewsmaker/TribunJabar)