2 Pekerja di Titik Nol IKN Nusantara Positif Kena Malaria, Dinkes Setempat Angkat Bicara
2 pekerja di titik nol IKN Nusantara positif kena Malaria, Dinkes setempat angkat bicara.
Editor: Candra Isriadhi
"Tentu (air dan tanah) dipilih menurut kearifan lokalnya. Sumbernya bermacam-macam, ada yang dari masjid agung, air gunung, dan lainnya," kata Ridwan Kamil dikutip dari jabarprov.go.id.
"Alhamdulillah dalam waktu singkat, 27 kota/kabupaten yang ada di Jawa Barat dengan gerak cepat dan dengan semangat yang sangat baik sudah berhasil mengirimkan air dan tanah ini," tambahnya.
3. Jawa Tengah: Gunung Tidar dan Gunung Lawu
Lain halnya dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang membawa tanah dan air dari dua tempat yang berbeda.
Dikutip dari akun Instagram-nya, Ganjar mengambil tanah dari Gunung Tidar, Magelang yaang merupakan pusatnya Tanah Jawa.
Menurut Ganjar, di Gunung Tidar-lah, marabahaya yang mengancam Jawa ditaklukkan.
"Untuk menjaga keseimbangan, sebuah rajah ditancapkan di Gunung Tidar. Beliau adalah Syech Subakir. Rajah, makam dan senjata beliau dimakamkan di sana dan bisa kita temui hingga kini," tulis Ganjar.
Sementara untuk air, Ganjar mengambilnya dari Gunung Lawu.
Di lereng gunung tersebut, ada sebuah pertapaan yang banyak dimanfaatkan oleh para tokoh dari dulu hingga sekarang, yaitu pertapaan Bancolono.
Di dekat pertapaan, ada dua sendang yaitu Sendang Lanang dan Sendang Wedok.
"Siapapun yang samadi di sana selalu memanfaatkan sendang itu untuk bersuci. Konon, raja-raja di Tanah Jawa juga melakukan hal seperti itu," lanjutnya.
Masih kata Ganjar, dua tempat itu diyakini menyimpan energi positif yang sangat besar.
"Besarnya energi dan manfaat yang dihasilkan, saya kirim untuk disatukan di Ibu Kota Negara Nusantara. InsyaAllah Tanah dan air itu menjadi satu dari sekian penguat yang ditanam di sana," tulis politikus PDIP itu.
4. DIY: Keraton Yogyakarta
Gubernur DIY sekaligus Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X juga turut membawa tanah dan air untuk disatukan di IKN.
Sri Sultan HB X membawa tanah dan air dari Keraton Yogyakarta karena dianggap memiliki banyak nilai.
"Kami memberikan tanah dan air dari Bumi Mataram. Semoga saja, dari nilai-nilai simbolis itu bisa mewujudkan Indonesia menjadi negara besar," ungkap Sri Sultan dikutip dari Instagram @humasjogja.
Istimewanya, tanah yang dibawa Sri Sultan HB X dikemas apik dalam wadah anyaman karya UMKM binaan Dinas Koperasi dan UKM DIY.
Sementara air yang menyertainya dimasukkan di dalam kendi yang dibalut pita merah putih.
5. Jawa Timur: Kerajaan Majapahit
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa membawa tanah dan air yang diambil dari Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.
Lokasi ini disebut sejarah sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Majapahit di mana tercetus istilah kata Nusantara oleh Mahapatih Gajahmada.
Tanah yang dibawa Khofifah telah melewati acara prosesi yang diambil langsung dari dua keraton (Barat dan Timur) Kerajaan Majapahit yaitu Kedaton dan Kumitir.
Sementara air yang dibawa berasal dari tujuh sumber, di antaranya adalah sumber mata air Banyu Panguripan di Desa Pakis, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto pada Sabtu (12/3/2022) lalu.
Kesemua lokasi pengambilan tanah dan air tersebut telah mendapat persetujuan para pakar Majapahit, budayawan dan sejarawan Majapahit.
6. Banten: Baduy, Keraton Surosowan, dan Kawasan Tirtayasa
Membawa tanah dan air, Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy juga ikut hadir di IKN mewakili Gubernur Banten, Wahidin Halim.
Tanah yang dibawa Andika yaitu tanah Wiwitan yang berasal dari Baduy, Kabupaten Lebak dan tanah Surosowan dari Keraton Surosowan, Banten Lama.
Sementara air yang dibawanya berasal dari kawasan Tirtayasa di Kabupaten Serang.
Kepala Bidang Kebudayaan Dindikbud Provinsi Banten, Bara Hudaya mengungkapkan, tanah yang dibawa oleh Wagub Andika merupakan tanah yang memiliki makna khusus.
"Tanahnya memang penuh makna khusus dan asli Banten. Kita mengambil tanah Wiwitan dan tanah Surosoan serta air dari Keraton Tirtayasa," ujarnya dikutip dari TribunBanten.com.
Sementara air diambil dari Kawasan Keraton Tirtayasa, yang terletak di Desa Tirtayasa, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Provinsi Banten.
Alasan air tersebut diambil di sana, karena Sultan Ageng Tirtayasa merupakan sultan yang berjasa dalam pengairan.
7. Bali: Pura Pusering Jagat
Lain lagi dengan sumber tanah dan air yang dibawa Wakil Gubernur Bali, Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace).
Tanah dan air tersebut berasal dari Pura Pusering Jagat, Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar .
Wagub Cok Ace menjelaskan, dipilihnya tanah dan air yang diambil dari Pura Pusering Jagat karena pura tersebut merupakan pura yang ada di pusat kosmologi dunia (Pusering Jagat) yang juga diyakini sebagai pusat samudera (Pusering Tasik).
Sehingga tanah dan air yang ada di Pura Pusering Jagat merupakan tanah suci pusat kosmologi dunia sekaligus pusat samudera, sebagai cikal bakal terbentuknya dunia dan segala kehidupan di dalamnya.
Ia menegaskan, dengan mengambil tanah dan air suci di Pura Pusering Jagat sebagai pusatnya Gumi Bali, diharapkan hubungan pemerintah pusat dengan Bali akan terjaga dengan kuat secara sekala niskala.
"Dengan pengambilan tanah dan air di Pusering Jagat kita berharap nanti hubungan pemerintah pusat dengan Bali benar-benar terjaga dan kuat," imbuh Cok Ace dikutip dari Tribun-Bali.com.
8. Sumatera Utara: Pemandian Putri Deli
Dalam kegiatan di IKN, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi membawa 2 Kg tanah dan satu liter air dari daerah Sumut.
Tanah dan air itu berasal dari tempat pemandian Putri Hijau, yang terletak di Namorambe, Delitua, Kabupaten Deliserdang.
"Saya ambil dari tanah Deli, karena itu pusat awal Ibu Kota Sumut, ada sejarahnya."
"Makanya saya bawa tanah dan air Deli, semoga memberikan kebaikan bagi ibu kota negara yang baru," katanya, dikutip dari Tribun-Medan.com.
Sementara itu, Kepala Biro Administrasi Pimpinan Sekretariat Daerah Provinsi Sumut, Basarin Yunus Tanjung mengatakan, membawa tanah Deli karena tanah Deli dari zaman dahulu sudah terkenal akan tanahnya yang subur dan bagus.
"Tembakau yang sangat dikenal dunia dahulu itu, tumbuh di tanah Deli, makanya namanya tembakau Deli."
"Seluruh dunia telah mengakui tembakau Deli, diekspor keluar negeri untuk jadi rokoknya orang-orang hebat di dunia," ucapnya.
(TribunKaltim.co/Nita Rahayu/Tribunnews.com/Sri Juliati) (Tribun-Medan.com/Rechtin Hani Ritonga) (TribunBanten.com/Ahmad Tajudin) (Tribun-Bali.com)
Artikel ini telah tayang di TribunKaltim.co dengan judul Terjadi Lagi, 2 Pekerja Proyek Pembangunan IKN Nusantara di Kaltim Terkena malaria.