Piala Dunia 2022 Qatar
Jelang Piala Dunia 2022 Qatar, Ini Awal Munculnya Kartu Kuning & Kartu Merah, Karena Masalah Bahasa
Menjelang Piala Dunia 2022 Qatar, ini awal mula penggunaan kartu merah dan kartu kuning di pertandingan sepak bola
Editor: Talitha Desena
Sejarah kelam itu kemudian kerap dikenang sebagai “Battle of Santiago”.
Lalu, pertandingan kasar juga kembali terjadi pada Piala Dunia 1966. Kala itu, tuan rumah Inggris dan Argentina yang bertanding.
Oleh sebab itu, kebutuhan agar ada cara yang lebih baik untuk mendisiplinkan pemain mesti dilakukan.

Piala Dunia 1970 akhirnya menjadi awal mula terciptanya cara untuk mendispilinkan pertandingan melalui kartu kuning dan merah.
Ide itu bermula saat wasit Inggris, Ken Aston, merasa kebingungan saat memberikan pemain hukuman yang menggunakan bahasa berbeda dari dirinya.
Ken Aston lalu menemukan cara. Ia menggunakan perinsip dari lampu lalu lintas untuk menyampaikan seberapa berat hukuman bagi pemain yang melakukan pelanggaran.
Ken Aston pun meminta agar wasit dibekali kartu kuning dan merah.
Kartu kuning berarti mendapatkan sanksi ringan atau sebagai bentuk peringatan agar sang pemain berhati-hati untuk tidak melakukan kesalahan lagi di pertandingan.
Sementara itu, kartu merah artinya pemain diminta berhenti dan harus keluar dari lapangan karena mendapatkan sanksi berat dari wasit.
FIFA akhirnya menguji cara itu pada Piala Dunia 1970. Namun, tidak butuh waktu lama agar sistem baru itu diterima banyak pihak.
Panduan Penonton Piala Dunia 2022, 6 Hal Terlarang di Qatar

Piala Dunia 2022 Qatar sudah dipastikan akan bergulir akhir tahun ini pada 20 Nevember hingga 18 Desember.
Piala Dunia 2022 Qatar kali ini akan sangat berbeda dari World Cup edisi-edisi sebelumnya.
Perbedaan pertama yang paling kentara adalah waktu penyelenggaraan.
Piala Dunia semestinya berlangsung setiap tengah tahun setelah berbagai kompetisi di Eropa rampung.