'Tahu-tahu Ada Tembakan' Kesaksian Korban Selamat Tragedi Kanjuruhan yang Tewaskan 131 Orang
Kesaksian korban selamat pada tragedi Kanjuruhan yang memakan korban 131 meninggal dunia.
Editor: Candra Isriadhi
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kesaksian korban selamat pada tragedi Kanjuruhan yang memakan korban 131 meninggal dunia.
Tragedi Kanjuruhan usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya menjadi catatan kelam bagi persepakbolaan Indonesia.
Tragedi Kanjuruhan menjadi kerusuhan sepakbola yang paling buruk dengan korban meninggal dunia mencapai 131 orang.
Setelah kejadian tragedi Kanjuruhan seorang korban selamat menceritakan bagaimana pengalamannya bisa lolos dari tembakan gas air mata di tribun.
Korwil Aremania Jalur Gazza Sukorejo Pasuruan, Amin Fals, mengisahkan bagaimana detik-detik kejadian nahas itu, dan bagaimana ia bersama rombongan Aremania wilayahnya berhasil lolos dari maut.
Amin yang saat itu berada di lokasi menjelaskan, sebelum pertandingan berakhir, dia turun untuk mengambil bendera yang dipasangnya.
Saat itu, pertandingan masih berlangsung kondusif dan tidak tampak tanda-tanda akan terjadi kericuhan di Stadion Kanjuruhan.
Baca juga: Yel Yel Suporter Arema Buat Merinding Disebut Doa yang Jadi Nyata: Walau Harus Mati di Tengah Lapang

Namun dia punya firasat akan terjadi sesuatu karena Arema kalah dari Persebaya di kandang dengan skor 2-3.
Alhasil, dia meminta rekan-rekannya untuk meninggalkan stadion lebih cepat untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Pas kejadian saya berada di lokasi. Tepatnya saya di shuttle ban stadion untuk mengambil bendera besar yang biasa kami bawa, karena saat itu pertandingan belum selesai," kata Amin Fals, Minggu (2/10/2022), dikutip dari SURYAMALANG.
"Untuk jumlahnya saya kurang tahu pasti, yang jelas rombongan saya selamat semua karena saat itu ketika injury time babak kedua tujuh menit, kurang lima menit saya minta teman teman keluar."
"Saya sudah membaca kalau kalah di kandang lawan Persebaya Surabaya takutnya ada apa apa."
"Saya suruh rombongan saya keluar dulu dan saya mengambil bendera di shuttle ban. Jadi saya tahu bagaimana kondisi di sana," jelasnya.
Lebih lanjut, Amin juga menceritakan dia sempat kaget saat gas air mata mulai ditembakkan oleh pihak keamanan.
Baca juga: Setelah 131 Meninggal di Kanjuruhan, Lirik Mars Aremania Disorot: Walau Harus Mati di Tengah Lapang

Apalagi, dia mengatakan, gas air mata dilarang oleh FIFA untuk digunakan saat pengamanan di stadion.