Piala Dunia 2022 Qatar
Presiden Ghana Rela Bayari Suporter untuk Terbang ke Piala Dunia 2022 Qatar Demi Beri Dukungan
Presiden Ghana rela memfasilitasi suporter ke Piala Dunia 2022 Qatar demi mendukung timnas di Piala Dunia
Editor: Talitha Desena
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Totalitas, Presiden Ghana, Nana Addo Dankwa Akufo-Addo, tidak hanya memfasilitasi pemain timnas Ghana saja di Piala Dunia 20222 Qatar, namun juga suporter.
Presiden Ghana membuat janji akan memberangkatkan para pendukung dari Ghana untuk menonton Piala Dunia 2022 Qatar secara langsung.
Hal ini dilakukan Presiden Ghana agar para pemain timnas Ghana dapat bermain dengan semangat berkat dukungan suporter senegaranya di Piala Dunia 2022 Qatar.
Hal ini disetujui setelah pertemuan presiden dengan kepala eksekutif Kenpong Group of Companies sebagai perusahaan transportasi resmi untuk penggemar timnas Ghana ke Qatar.
Kedatangan para pendukung langsung ke Qatar ini diharapkan bisa memberikan semangat bagi Ghana.
Sebelumnya, Ghana mengusung optimisme tinggi untuk bisa menjadi negara Afrika pertama yang merengkuh gelar juara Piala Dunia 2022.
Meski tergabung dalam grup sulit bersama Portugal, Korea Selatan, dan Uruguay, hal ini tak memupuskan harapan tinggi mereka.
Baca juga: DAFTAR LENGKAP Pelatih 32 Timnas dari Negara Peserta Piala Dunia 2022 Qatar, Ada yang Sudah 71 Tahun
Baca juga: Timnas Italia Tak Lolos Piala Dunia 2022 Qatar, Roberto Mancini Masih Sakit Hati & Sulit Lihat TV
Dengan membawa semangat Piala Dunia 2010, Ghana akan bertarung habis-habisan demi memenuhi impian tersebut.
Pada edisi 2010 lalu, Ghana sampai melaju ke perempat final sebelum kalah dramatis dari Uruguay melalui babak adu penalti.
"Saya sangat yakin bahwa Ghana tidak hanya akan berpartisipasi dalam kompetisi, tetapi akan membuat seluruh bangsa dan lebih jauh lagi, Benua Afrika bangga, dengan kinerja yang luar biasa," kata Presiden Ghana, dikutip BolaSport.com dari Middle East Eye.
Langkah Ghana ini dianggap kontradiktif karena banyak negara-negara Eropa yang melakukan aksi protes atas dugaan pelanggaran HAM yang terjadi di Qatar.
Sebut saja Denmark yang merilis jersei khusus sebagai bentuk protes, juga kota-kota di Prancis yang menolak mengadakan acara nonton bareng karena isu HAM tersebut.

Qatar memang menjadi sorotan atas dugaan pelanggaran HAM yang membuat banyak para pekerja menjadi korban.
Namun, pihak Pemerintah Qatar mengeklaim bahwa jumlah korban tak mencapai yang dituduhkan.
Selain itu, pemenuhan hak dan kewajiban yang harus diberikan kepada para pekerja juga tak disalurkan dengan baik dan tepat waktu.