Karyawannya Tewas di Mesin Mixer, Paris Baguette Disebut Cuma Kirim Makanan Murah Ini di Pemakaman
SPC Group yang membawahi Paris Baguette dikritik karena hanya mengirim makanan murah di pemakaman karyawan yang meninggal di mesin mixer
Penulis: Talitha Desena Darenti
Editor: octaviamonalisa
Bagaimana mereka bisa melakukan ini?" kata pihak keluarga.

Jo Jung Geon, direktur eksekutif Yayasan Masyarakat Sipil, sebuah kelompok sipil di Pyeongtaek, juga mengatakan yang dilakukan SPC ini keterlaluan.
"Di pemakaman, mereka perlu mempertimbangkan mereka yang telah terluka,
Keluarga yang berduka adalah orang-orang yang kehilangan anggota keluarga karena sistem di pabrik,
Perusahaan seharusnya tidak hanya memikirkan protokol perusahaan untuk mengirim hadiah dukungan ke pemakaman,
Kue adalah sesuatu yang melambangkan kesedihan dan rasa sakit mereka,
Itu telah menjadi trauma bagi mereka,
Perusahaan harus meminta maaf dengan tulus," ujarnya.
Pihak SPC sendiri meminta maaf atas kejadian ini dan berjanji tak akan terjadi lagi.
Juru bicara SPC mengatakan pengiriman roti adalah protokol perusahaan ketika ada karyawan yang berduka.
"Ketika ada anggota keluarga yang meninggal, kami memberikan tambahan roti beserta barang-barang pemakaman,
Kami mohon maaf kepada keluarga yang ditinggalkan karena tidak bisa memberikan perhatian yang detail," ujar SPC.

Publik Korea Selatan juga memboikot produk SPC Group, termasuk produk 'Paris Baguette' dan 'Samlip', serta perusahaan luar negeri yang dikelola oleh SPC Group seperti 'Baskin Robbins', 'Dunkin' Donuts', dan lain-lain.
Berita ini mulai jadi sorotan internasional karena Paris Baguette juga memiliki gerai di sejumlah negara.
Hingga 29 Oktober 2022, akun Instagram Paris Baguette Korea membatasi komentar dan belum membuat postingan apapun setelah kejadian naas karyawan mereka.