Kasus Ferdy Sambo
MENGAPA Semua Ajudan Putri Candrawathi Pria? Pakar Hukum Curiga: 'kan Ada Polwan, Kok Ini Laki-laki'
Hakim hingga pakar hukum curiga mengapa semua ajudan Putri Candrawathi laki-laki dan bukan perempuan.
Editor: octaviamonalisa
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Fakta-fakta tentang Putri Candrawathi istri Ferdy Sambo kembali menjadi sorotan.
Salah satunya, kini keberadaan ajudan Putri Candrawathi turut disoroti oleh majelis hakim.
Bukan tanpa alasan, majelis hakim hingga pakar hukum rupanya curiga mengapa semua ajudan Putri Candrawathi laki-laki.
Padahal mudah bagi Ferdy Sambo menunjuk seorang polwan untuk menjadi ajudan istrinya tersebut.
Baca juga: Ibu & Bapak Gak Berkenan Awalnya Ogah, Ajudan Sambo Pasrah Bocorkan Status Bayi Putri: Anak Adopsi
Baca juga: GARA-GARA Nurut Disuruh Putri Candrawathi, Kini Kakak Ferdy Sambo Terseret: Saya Diminta Mengamankan

Kini teka-teki tersebut pun mulai menjadi sorotan dan perbincangan.
Pakar Hukum Pidana Universitas Jenderal Soedirman, Prof Hibnu Nugroho mengaku ada upaya khusus yang sedang dilakukan para hakim mengapa sampai menyoroti para ajudan Putri Candrawathi.
Hal ini dilakukan hakim diungkap Prof Hibnu sebagai upaya membongkar motif pembunuhan berencana pada Brigadir J.
"Sangat relevan sekali.
Idealnya kalau kita lihat di mana punlah, namanya perempuan ya ajudannya perempuan.
Baca juga: SOSOK Leonardo Sambo, Kakak Ferdy Sambo Jadi Saksi, Profesi Terkuak, Terseret Gara-gara Turuti Putri
Ada Polwan dan sebagainya. Ini kok laki-laki," kata Profesor Hibnu Nugroho.
"Sehingga ada sesuatu yang perlu diperjelas kenapa (Putri Candrawathi) pakai ajudan laki-laki," imbuhnya.
Profesor Hibnu menilai hakim perlu menggali fakta bahwa semua ajudan istri Ferdy Sambo adalah laki-laki untuk menggali motif dugaan pembunuhan berencana Brigadir J oleh terdakwa Ferdy Sambo, Richard Eliezer atau Bharada E, Kuat Ma'ruf, Ricky Rizal, dan Putri.
Menurut Guru Besar Bidang Hukum Acara Pidana Unsoed itu tak lazim jika semua ajudan dari seorang istri jenderal merupakan laki-laki.
"Karena kalau kita lihat, kami bukan ahli di bidang SDM ya tapi kebiasaan secara empiris, seorang dekan atau seorang rektor perempuan, ajudannya ya perempuan," terangnya.

Profesor Hibnu melihat bahwa majelis hakim berusaha menggali fakta tersebut untuk membongkar motif pembunuhan berencana Brigadir J dengan terdakwa Ferdy Sambo Cs itu.
"Nampaknya ada sesuatu yang dilakukan oleh majelis hakim untuk membongkar motifnya itu apa," jelasnya.
Ia mengatakan di dalam teori bertanya seorang hakim ada yang disebut dengan kecerdikan aktif dan teknik.
"Kecerdikan itu yang sekarang dilakukan majelis hakim dan jaksa penuntut umum, untuk bukan menjebak tapi menjadikan titik temu bahwa ini loh permasalahannya," pungkasnya.
Penjelasan ART Putri
Susi, saksi yang dihadirkan dalam sidang kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J dengan terdakwa Bharada E atau Richard Eliezer memberikan jawaban yang kerap berbeda-beda dan membingungkan hakim.
Namun satu pertanyaan yang membuat hakim cukup heran.
Adalah hakim anggota Morgan Simanjuntak mempertanyakan mengapa tidak ada ajudan Putri Candrawathi yang berjenis kelamin perempuan.
Susi yang merupakan asisten rumah tangga (ART) Ferdy Sambo dan Putri ini mengakui semua ajudan istri Ferdy Sambo itu berjenis kelamin laki-laki.
Baca juga: MALUNYA Susi, ART Ferdy Sambo, Cuma Bisa Nunduk Saat Ketahuan Bohong, Bharada E: Banyak Bohongnya!
"Setahu hakim, ajudan istri jenderal itu sebenarnya harus perempuan juga, harus perempuan.
Itu kalau di militer begitu. Entah lah di kepolisian.
Ajudan istri jenderal jadi laki-laki," ungkap hakim Morgan di ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (31/10/2022) dipantau dari tayangan Breaking News Kompas.TV.
Hakim lantas bertanya kepada Susi.
"Ada ajudan PC yang perempuan nggak?"
"Nggak ada Yang Mulia, laki-laki semua," jawab Susi.
Hakim mengatakan pertanyaan yang ia ajukan kepada saksi tersebut penting untuk menggali motif dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Seperti diketahui Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bharada E, Kuat Ma'ruf, dan Ricky Rizal menjadi terdakwa dalam kasus tersebut.

Morgan juga bertanya kepada Susi terkait peristiwa di rumah pribadi mantan Kadiv Propam Polri di Magelang yang disebut kuasa hukum keluarga Sambo sebagai lokasi terjadinya kekerasan seksual terhadap Putri oleh Brigadir J.
Saat itu, Putri disebut sedang tidak enak badan dan berada di sofa di lantai bawah rumah Magelang dan nyaris diangkat ke kamarnya oleh Brigadir J atau Yosua.
"Sempat mau ngangkat tapi sama Om Kuat dibilang 'Nggak ada yang ngangkat-ngangkat ibu, ini ibu lho' baru Om Yosua pergi untuk mencari Om Richard," kata Susi.
Mendengar jawaban tersebut, hakim pun kembali merasa ada yang janggal.

"Kenapa jadi si Kuat yang melarang? Ini kok Kuat pengaruhnya besar sekali," ujar Morgan.
Morgan pun meminta kepada majelis hakim untuk terus menghadirkan Susi sebagai saksi di persidangan-persidangan selanjutnya untuk menggali motif kasus penembakan Brigadir J.
"Saya harap ini (Susi) dihadirkan terus di persidangan.
Terutama kami ingin menggali motifnya ini," tegasnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Hakim Soroti Ajudan Putri Candrawathi Semuanya Laki-laki, Pakar Hukum Pidana Jelaskan Maknanya