Breaking News:

Tragedi Sekeluarga Tewas

'Ibu Tidur' Anak Keluarga di Kalideres Larang Nyalakan Lampu, Tamu Histeris saat Sentuh: Ini Mayat!

Masuk ke rumah keluarga yang tewas di Kalideres, saksi mata ini dilarang nyalakan lampu. Langsung histeris saat pegang tubuh ternyata sudah jadi mayat

Editor: octaviamonalisa
via TribunnewsBogor.com
Dian anak keluarga yang tewas di Kalideres sempat larang tamunya nyalakan lampu 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Tingkah aneh dari Dian, anak dari keluarga yang tewas di Kalideres, Jakarta Barat terungkap.

Saat ada tamu masuk ke dalam rumahnya, anak keluarga Kalideres ini mengaku sang ibu sedang tidur.

Dian pun melarang tamunya menyalakan lampu.

Namun saat menyentuh tubuh ibunda Dian, sontak tamu tersebut langsung histeris.

Pasalnya yang ia sentuh sudah tewas dan menjadi mayat.

Baca juga: FAKTA Baru Kasus Kalideres, 2 HP Korban Ditemukan, Polisi Syok Baca Isinya: Banyak Kata-kata Negatif

Polisi heran 2 mayat keluarga di Kalideres, Jakarta Barat bisa berubah jadi mumi
Polisi heran 2 mayat keluarga di Kalideres, Jakarta Barat bisa berubah jadi mumi (via Wartakotalive.com)

Fakta tersebut terungkap setelah polisi berhasil menemukan saksi mata baru dalam kasus kematian satu keluarga di Kalideres ini.

Saksi mata tersebut tak lain adalah pegawai koperasi yang saat itu datang untuk mengurus dokumen.

Pegawai koperasi tersebut datang untuk proses menggadaikan rumah pada Mei 2022 lalu.

Saksi yang merupakan pegawai koperasi begitu kaget ketika tahu apa yang dilakukan anggota keluarga lain ketika Margaretha sudah menjadi mayat.

Menurut pegawai koperasi, anak dari Margaretha ternyata masih menganggap ibunya hidup.

Disampaikan dalam pers rilis seperti yang dikutip Tribun Jatim dari Tribun Jakarta, Dian sang anak ternyata masih menganggap ibunya hidup dengan beri susu dan menyisiri rambutnya.

Baca juga: IBUNYA Sudah Jadi Mayat, Anak Pasutri Kalideres Masih Beri Susu & Sisiri Rambut: Ibuku Masih Hidup!

Sang anak masih memberikan susu hingga menyisiri rambut ibunya bernama Reni Margaretha meski sudah dalam keadaan tak bernyawa.

Saksi melihat langsung bagaimana kondisi Margaretha yang telah meninggal dunia pada Mei 2022 lalu.

Saat itu, Dian, Budyanto dan suami Margaretha masih dalam keadaan hidup.

Saksi menyebutkan dirinya sempat menyaksikan keadaan di dalam kamar Margaretha ketika berkunjung untuk meminta pengesahan dokumen gadai rumah.

Setelah melihat kondisi Margaretha yang tewas dan sudah membengkak, saksi menyampaikan kepada Dian.

Namun, Dian membantah keterangan saksi dan menyatakan jika ibunya itu masih hidup.

Dua Petugas berseragam Hazmat berada di kamar rumah satu keluarga yang tewas di Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat pada Sabtu (12/11/2022).
Dua Petugas berseragam Hazmat berada di kamar rumah satu keluarga yang tewas di Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat pada Sabtu (12/11/2022). (Tribun Jakarta)

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi menyebut sang ibu bernama Reni Margaretha ternyata sudah meninggal dunia sejak Mei 2022 lalu.

Fakta ini terungkap dari hasil digital forensik terhadap handphone yang ditemukan di rumah para korban, di mana ada beberapa pihak yang rutin berkomunikasi dengan korban.

Orang itu adalah seorang mediator jual beli rumah yang berkomunikasi dengan sang paman bernama Budiyanto

"Saat itu, salah satu pemilik ataupun yang meninggal dunia di rumah tersebut atas nama almarhum Budiyanto menghubungi para saksi untuk menjual rumah tersebut," kata Hengki dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (21/11/2022).

Saat itu, Budiyanto menyerahkan sertifikat asli rumah tersebut kepada sang mediator untuk menjual rumah seharga Rp1,2 miliar.

"Ada hal yang sangat tidak lazim saat ditemui mediator ini (Budyanto) langsung menyerahkan sertifikat rumah asli," ucapnya.

Namun, lanjut Hengki, tak kunjung ada pihak yang ingin membeli rumah tersebut.

Singkat ceritanya, mediator itu bertemu dengan seorang pegawai koperasi simpan pinjam.

Kemudian, disepakati untuk menggadaikan rumah tersebut.

Baca juga: Misteri Tumpukan Sampah di Rumah Sekeluarga Tewas di Kalideres Terungkap, 6 Bulan Nunggak Bayar

Kemudian, pada 13 Mei 2022, mediator dan pegawai koperasi datang ke rumah korban.

Di sana, mereka sudah mencium bau busuk dari rumah itu.

"Saat ditanya, Budyanto menjawab bahwa got lupa dibersihkan," ucapnya.

Setelah itu, mereka masuk ke dalam rumah dan bertanya soal sertifikat rumah yang diketahui atas nama Margaretha.

Hengki menerangkan kedua saksi itu meminta untuk dipertemukan langsung dengan Margaretha yang disebut Budiyanto sedang tertidur di dalam kamar.

"Diantar masuk ke dalam kamar begitu pintu kamar dibuka menyeruak bau lebih busuk lagi." pengakuan saksi.

Ternyata, ketika saksi masuk demi melihat kondisi Margaretha yang disebut sakit oleh keluarga, Dian sang anak melarang keduanya menyalakan lampu.

Kedua saksi mengatakan mereka tidak diperkenankan melihat sang ibu karena disebut sensitif terkena cahaya.

Petugas berseragam hazmat melakukan pemeriksaan ruang tamu rumah satu keluarga yang tewas di Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat, Sabtu (12/11/2022).
Petugas berseragam hazmat melakukan pemeriksaan ruang tamu rumah satu keluarga yang tewas di Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat, Sabtu (12/11/2022). (Tribun Jakarta)

"Dian (anak Margaretha) bilang si ibu sedang tidur dan minta lampu jangan dihidupkan karena ibu saya sensitif terhadap cahaya kata Dian," ucapnya.

Selanjutnya, tanpa sepengetahuan sang anak, pegawai koperasi ini menghidupkan lampu flash handphone.

Seketika, saksi kaget dan menyatakan bahwa Margaretha sudah meninggal dunia.

"Yang bersangkutan langsung teriak takbir Allahu Akbar, ini sudah jadi mayat," jelasnya.

Berdasarkan keterangan saksi ini, kata Hengki, pihaknya menarik kesimpulan bahwa ada satu korban yang sudah meninggal pada bulan Mei.

"Kita bisa menarik kesimpulan bahwa ada yang meninggal sejak bulan Mei diduga ini adalah atas nama Reni," kata Hengki.

Kata polisi, pegawai koperasi sempat menyebutkan bahwa Margaretha sudah menjadi mayat, tetapi sang anak tidak membantahnya.

"Saat pegawai koperasi di dalam kamar menyampaikan bahwa ibunya sudah jadi mayat, Dian jawab ibu saya masih hidup, tiap hari saya berikan minum susu, sambil disisir dan rambutnya rontok semua," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi di Polda Metro Jaya, Senin (21/11/2022).

Meski begitu, Hengki tidak mau berspekulasi soal kasus tersebut, termasuk soal apakah Dian memiliki kondisi kejiwaan tertentu karena mengganggap ibunya masih hidup meski sudah meninggal dunia.

"Nah itu yang dalam proses penelitian oleh tim psikologi forensik, ini ahlinya beliau-beliau ini yang akan menganalisis, yang jelas pada saat itu (Dian menyampaikan) ibu saya belum meninggal, disisir rambutnya rontok setiap hari minum susu, tapi pada saat keluar nangis, itu ada foto-fotonya," tutur Hengki.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Anak Keluarga Tewas di Kalideres Beri Susu & Sisiri Mayat Ibu, Saksi: Lampu Harus Mati saat ke Kamar

Tags:
keluargaKalideresDianpegawai koperasi
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved