Tragedi Sekeluarga Tewas
Mirip Kasus Kalideres, 2 Jasad Kakak Beradik Ditemukan Sudah Membusuk di Rumah di Jakarta Barat
Mirip kasus Kalideres, jasad sepasang kakak beradik ditemukan telah membusuk dikerubungi belatung di sebuah rumah
Editor: galuh palupi
"Pegawai koperasi simpan pinjam ini menghidupkan flash HP-nya, begitu dilihat langsung yang bersangkutan teriak takbir Allahu Akbar, ini sudah mayat," imbuhnya.
Baca juga: Ibu Tidur Anak Keluarga di Kalideres Larang Nyalakan Lampu, Tamu Histeris saat Sentuh: Ini Mayat!

2. Seorang korban meninggal sejak Mei 2022
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi mengungkap fakta baru jika salah satu korban Reni Margaretha sudah meninggal dunia sejak Mei 2022 lalu.
Reni Margaretha merupakan seorang ibu berusia 66 tahun.
Hal ini terungkap setelah keluar hasil digital forensik dari handphone para korban.
Para korban sempat berkomunikasi dengan seorang mediator jual beli rumah bernama Budiyanto.
"Saat itu, salah satu pemilik ataupun yang meninggal dunia di rumah tersebut atas nama almarhum Budiyanto menghubungi para saksi untuk menjual rumah tersebut," ujarnya pada Senin (21/11/2022).
3. Mayat masih disisir dan diberi susu
Budiyanto yang menjadi saksi dalam kasus ini juga menceritakan jika ia sempat berkomunikasi dengan Dian anak dari Reni Margaretha.
Dian yang juga menjadi korban dalam kasus ini saat itu masih hidup dan membantah pernyataan Budiyanto jika Reni Margaretha sudah meninggal.
Selain membantah, Dian mengaku masih rutin menyisiri rambut ibunya dan memberikan susu.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menjelaskan hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan ke Budiyanto.
"Saat pegawai koperasi di dalam kamar menyampaikan bahwa ibunya sudah jadi mayat, Dian jawab ibu saya masih hidup, tiap hari saya berikan minum susu, sambil disisir dan rambutnya rontok semua," jelasnya pada Senin (21/11/2022).
Dengan keterangan ini, polisi masih terus melakukan penyelidikan dan bekerja sama dengan ahli untuk mengetahui kondisi kejiwaan Dian yang menjadi korban.
"Nah itu yang dalam proses penelitian oleh tim psikologi forensik, ini ahlinya beliau-beliau ini yang akan menganalisis, yang jelas pada saat itu (Dian menyampaikan) ibu saya belum meninggal, disisir rambutnya rontok setiap hari minum susu, tapi pada saat keluar nangis, itu ada foto-fotonya," imbuhnya.
Baca juga: Ibu Tidur Anak Keluarga di Kalideres Larang Nyalakan Lampu, Tamu Histeris saat Sentuh: Ini Mayat!

4. Polisi libatkan banyak ahli
Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan penyeban kematian satu keluarga ini belum dapat terungkap karena itu mereka melibatkan banyak ahli.
Beberapa ahli yang dilibatkan seperti ahli psikologi forensik, laboratorium forensik, kedokteran forensik, dan Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis).
Ahli serangga juga dilibatkan karena ada temuan belatung di rumah korban.
Bahkan kata Hengki, dari temuan baru dalam olah tempat kejadian perkara (TKP) Rabu (16/111/2022) polisi menemukan belatung di rumah korban.
Ia mengatakan belatung yang ditemukan di TKP dapat menjadi petunjuk terkait waktu kematian korban.
“Apa perlu kita undang ahli entomologi, ahli serangga karena kami temukan belatung, nanti bisa arahkan kapan meninggalnya nanti, ini contohnya,” jelasnya dikutip dari Wartakotalive.com.
(Tribun Jakarta/Tribunnews.com)
Sebagian artikel ini telah tayang sebelumnya di Tribun Jakarta dengan judul 'Dua Mayat Lansia di Taman Sari Ditemukan Membusuk, Satu Dikerubungi Belatung'