Gempa Cianjur
Banyak Orang Datang Cuma Mau Selfie, Warga Cianjur Pasang Papan Sindiran 'Ini Bukan Wisata Bencana'
Kesal banyak orang datang hanya untuk melihat-lihat lalu foto selfie, warga Desa Gasol, Cianjur, Jawa Barat memasang pengumuman bernada sindiran.
Editor: galuh palupi
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kesal banyak orang datang hanya untuk melihat-lihat lalu foto selfie, warga Desa Gasol, Cianjur, Jawa Barat memasang pengumuman bernada sindiran.
Mengutip dari siaran langsung Facebook Tribun Jabar, pengumuman itu dibuat warga dengan kardus seadanya, lalu dipasang di pinggir jalan dengan penyangga bambu.
Sedang pesan yang ditulis di permukaan kardus merupakan sindiran kepada masyarakat yang mendadak banyak datang ke sana, namun hanya untuk melihat-lihat lalu mengambil foto selfie atau merekam video.
"Sebenarnya tim kita yang pasang tulisan ini, karena kita nggak tahu ya orang yang betul-betul berdonasi atau sekedar ingin mencari nambah follower atau apa kita nggak paham tujuannya mereka, tapi kita berusaha berpikiran positif, tapi nyatanya di lapangan banyak sekali dari warga dan relawan menyaksikan seperti apa," kata salah satu relawan, Eka di lokasi, Kamis.
Pesan ini kata Eka, sengaja dibuat untuk mengingatkan bahwa aktivitas 'wisata bencana' tersebut tidak elok dilakukan di tengah situasi seperti sekarang.

Sehingga ia meminta agar masyarakat manapun yang melintas agar mengedepankan empatinya dan menahan diri untuk tidak mendatangi lokasi bencana jika hanya sekedar berfoto ria.
Baca juga: Mengungsi di Tenda, Korban Gempa Cianjur Tidur Bareng Belasan Jenazah, Bingung Tinggal Dimana
"Makanya objek ini kita pasang mengingatkan bahwa ketika saudara kita terkena bencana, kurang elok kalau sekedar memposting, memvideokan."
"Apalagi banyak beredar di media sosial jenazah tanpa blur, tanpa sensor mereka posting."
"Coba kita punya rasa sedikit empati di hati sebagai manusia bagaimana dampak apa yang kita posting untuk keluarga korban. Tolong jangan memikirkan diri sendiri," ungkapnya.
Mengungsi di Tenda, Korban Gempa Cianjur Tidur Bareng Belasan Jenazah
Berbagai cerita seputar korban gempa Cianjur bermunculan.
Mereka kini harus tinggal di tenga pengungsian bersama korban lainnya.
Seperti yang diketahui, gempa magnitudo 5,6 SR mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, hingga banyak korban berjatuhan.
Data terkini hingga Rabu (23/11/2022) gempa Cianjur mengakibatkan 271 korban meninggal dunia.
Sementara puluhan korban lainnya dilaporkan masih hilang, ribuan lainnya mengungsi akibat rumah mereka rusak diterjang gempa dahsyat.
Belum lagi ribuan bangunan yang rusak mulai dari rumah, bangunan sekolah, rumah ibadah hingga fasilitas umum.
Berikut Tribunnews rangkum sejumlah kisah pilu para korban gempa Cianjur.
Baca juga: Cianjur Gempa, Ayah Dinar Candy Panik Cari Sang Putra, Lihat Banyak Jasad di Pesantren: Dia Gemetar

Tidur bersama belasan jenazah
Para pengungsi di RT 4 RW 2 Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat terpaksa tidur bersama 11 jenazah korban gempa di tenda pengungsian.
Pasalnya lokasi mereka yang terisolir karena akses jalan yang tertutup longsoran akibat gempa, sehingga mobil ambulans tak bisa membawa jenazah korban ke rumah sakit.
Hj Rosidah, salah seorang pengungsi menceritakan, ratusan rumah warga di desanya mengalami rusak parah akibat guncangan gempa.
Bahkan warga harus membangun tenda seadanya dari terpal sebagai lokasi pengungsian.
Ada dua tenda yang dibangun oleh warga dari terpal seadanya.
Bahkan, salah satu terpal yang digunakan diambil dari bekas kegiatan kurban saat Idul Adha lalu.
Seiring berjalannya waktu, sejumlah jenazah mulai berhasil dievakuasi dari balik reruntungan bangunan yang ambruk.
Mereka pun terpaksa sebaris dengan 11 jenazah yang dibawa ke dalam tenda tersebut.
Rosidah mengatakan bahwa di tenda yang menjadi posko pengungsian tersebut sempat ditinggali 11 jenazah.
Ketika itu warga bingung mengurus korban yang meninggal dunia karena tertimbun bangunan roboh sehingga jenazah yang sudah dievakuasi ditaruh sementara di tenda pengungsian.
"Karena anak-anak trauma, akhirnya kami pisah jenazah ditaruh di ujung belakang sana, sementara warga di depan sini," ucap Rosidah ditemui Rabu (23/11/2022) dilansir TribunnewsBogor.com dari Tribun Depok.
Rosidah mengatakan ketika itu bantuan seperti mobil jenazah sulit masuk ke desa itu lantaran jalan utama tertutup material bangunan yang roboh.
Baca juga: Daripada Celaka Cerita Adik Dinar Candy, Selamat dari Gempa Cianjur Seusai Nekat Lewat WC Sekolah

Kemudian pada Selasa (22/11/2022) pagi, warga memutuskan untuk menguburkan belasan jenazah tersebut.
Mereka memandikan jenazah seadanya lantaran air PAM dan listrik mati.
Warga bahu membahu mengurus jenazah dengan memandikannya di sebuah parit yang terletak persis di belakang posko pengungsian.
Kata Rosidah, kondisi air parit tersebut bersih namun berwarna keruh.
Parit tersebut biasa digunakan warga untuk mengairi sawah sekitar.
"Karena kalau tidak dikubur bagaimana, kasihan anak-anak trauma melihatnya. Menunggu bantuan tidak tahu kapan tiba," ucapnya.
Kata Rosidah, bantuan baru tiba pada Selasa sore.
Saat itu jenazah sudah semuanya dikuburkan.
Rosidah pun bersyukur bantuan akhirnya tiba di kampungnya pada Selasa (22/11/2022).
Mayoritas bantuan tersebut berasal dari relawan dan komunitas.
Di hari pertama gempa, warga hanya makan seadanya dari bahan pokok rumah warga yang tidak roboh.
"Semua makanan warga yang rumahnya selamat mulai dari mi instan, daging, beras dikeluarkan semua untuk saling bantu warga yang rumahnya roboh," ucap Rosidah.
(Tribun Jabar/Tribunbogor)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun Jabar dengan judul 'Ini Bukan Wisata Bencana, Mau Donasi atau Nambah Follower? Sindiran Warga Desa Gasol pada Wisatawan'